Resmikan Pabrik Amonium Nitrat, Jokowi: Tambah Bahan Baku Pembuatan Pupuk
Keberadaan pabrik tersebut dapat mengurangi impor bahan baku pembuatan pupuk.
Keberadaan pabrik tersebut dapat mengurangi impor bahan baku pembuatan pupuk.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan pabrik amonium nitrat PT Kaltim Amonium Nitrat di Kota Bontang, Kalimantan Timur, Kamis (29/2).
Jokowi mengatakan keberadaan pabrik tersebut dapat mengurangi impor bahan baku pembuatan pupuk di Indonesia.
Menurut dia, Indonesia hingga kini masih mengimpor 21 persen amonium nitrat. Dengan dibangunnya pabrik tersebut, Jokowi menyebut impor amonium nitrat akan berkurang menjadi hanya 13 persen.
"Beberapa komponen dan bahan baku pupuk kita masih impor, sehingga kemandirian itu menjadi tdk kita miliki. Oleh sebab itu, saya apresiasi dan hargai upaya keras pembangunan industri amonium nitrat ini," kata Jokowi saat peresmian PT Kaltim Amonium Nitrat, sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (29/2).
"Ini penting karena 21 persen amonium nitrat kita masih impor. Dengan dibangunnya pabrik amonium nitrat ini akan kurangi 21 persen impor dikurangi 8 persen. Artinya, masih 13 persen kita impor," sambungnya.
Dia menyampaikan pabrik amonium nitrat ini akan dapat menambah bahan baku pembuatan pupuk, khususnya NPK sehingga mendorong kemandirian pangan. Adapun total investasi dari pembangunan pabrik tersebut mencapai Rp1,2 triliun.
"Saya senang pabrik ini selesai nanti akan menambah bahan baku pembuatan pupuk tanah air, utamanya NPK. Diharapkan dengan selesainya pembangunan industri ini kemandirian dan produktivitas kita lebih mandiri, berdikari, dan investasi 1,2 triliun tidak sia-sia," jelasnya.
Jokowi meminta ekspansi industri tersebut diteruskan sehingga substitusi barang impor bisa dilakukan. Tak hanya amonium nitrat, dia ingin produk lainnya yang impor dapat diproduksi di dalam negeri.
"Saya kira Rp1,2 triliun untuk Kementerian BUMN itu bukan uang yang besar, itu uang kecil, sehingga perlu diteruskan agar 21 persen itu rampung semuanya. Jadi betul-betul bisa kita pegang," tutur Jokowi.
Disisi lain, Jokowi mengingatkan bahwa dunia saat ini tengah mengalami krisis pangan. Hal ini membuat semua negara menahan ekspor pangan mereka untuk kebetuhan dalam negeri.
Oleh sebab itu, dia menekankan pentingnya Indonesia memiliki kemandirian dan meningkatkan produktivitas pangan. Pasalnya, pangan akan sangat penting bagi semua negara untuk kedepannya.
"Semua negara sangat berhati-hati terhadap pangan. Dulu kalau kita impor yang namanya beras, gandum, itu begitu sangat mudah kita cari. Sekarang semua negara, 22 negara yang gampang dibeli Berasnya ngerem semuanya. Bahkan ada yang setop bisa dibeli berasnya," ucap dia.
"Artinya pangan ke depan sangat penting sekali bagi semua negara. Dan produktivitas pangan kita perlukan yang namanya pupuk," imbuh Jokowi.
Pabrik ini berkapasitas produksi 75 ribu ton per tahun.
Baca SelengkapnyaPabrik ini mampu memproduksi sekitar 75 ribu ton bahan peledak setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Ibu Negara Iriana terbang ke Sumatera Utara (Sumut), Kamis (14/10).
Baca SelengkapnyaSri berharap produknya akan semakin besar dan dapat dijual di mana-mana.
Baca Selengkapnya"Pertama harga minyak makan merah ini lebih murah dari minyak goreng di pasaran," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaKhusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaPolisi masih menyelidiki kasus dugaan kebocoran gas amonia dari pabrik es tersebut.
Baca SelengkapnyaKepastian tersebut diungkapkan Mentan seusai rapat terbatas terkait pangan bersama Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaJokowi akan menggunakan helikopter Super Puma TNI AU dari Kota Samarinda menuju Bontang.
Baca Selengkapnya