Banjir Kalsel, 1.492 Warga Tapin Mengungsi
Merdeka.com - Sebanyak 1.492 warga Tapin, Kelurahan Raya Belanti, Kecamatan Binuang, Kalimantan Selatan mengungsi akibat banjir yang mengepung kawasan tersebut.
"Pengungsi sudah ada 250 orang lebih, dan saat ini tahap evakuasi masih terus berlanjut," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapin, Said Abdul Nasir, Kamis (14/1) di Tapin.
Mereka dievakuasi ke Musala Faturrahman dan rumah warga setempat yang diperkirakan masih aman dari banjir.
"Saat ini, ketinggian air berkisar 150 cm, dan belum ada laporan korban jiwa," kata Said Abdul Nasir.
Sementara itu Kapolres Tapin, AKBP Pipit Subiyanto mengatakan tim gabungan TNI, Polri, pemerintah daerah dan sukarelawan fokus untuk menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat.
"Tim gabungan tengah melakukan pendataan korban terdampak banjir, mengevakuasi korban, mendirikan dapur umum, membagikan makanan dan pakaian serta menyediakan tempat pengungsian," katanya.
"Debit air sedikit turun, semoga tidak terjadi hujan dengan intensitas tinggi," tambah Kasi Intel Kodim 1010 Rantau, Kapten (Inf) Waloyo. Seperti diberitakan Antara.
Jalur Utama Lintas Kabupaten di Tanah Laut Terputus
Sebelumnya, Jalan utama lintas kabupaten di Tanah Laut, Kalimantan Selatan terputus akibat banjir yang terus meninggi pada Kamis siang.
"Bagi pengguna jalan dari arah Banjarmasin atau Banjarbaru menuju Pelaihari kami imbau untuk tidak melintas dulu karena tingginya debit air," kata Kasat Lantas Polres Tanah Laut, Polda Kalsel AKP M Taufiq Qurahman SIK.
Air dengan ketinggian mencapai satu meter menggenangi Desa Pandahan, Kecamatan Bati-Bati yang merupakan titik perbatasan Kabupaten Tanah Laut dan Kota Banjarbaru.
Sedangkan Desa Gunung Raja, Kecamatan Tambang Ulang menuju arah Pelaihari, banjir juga semakin tinggi sehingga arus lalu lintas lumpuh total. Termasuk di Kelurahan Angsau di Kecamatan Pelaihari juga terjadi genangan air di jalan raya.
Selain melakukan pengaturan arus lalu lintas di jalur alternatif, anggota Satlantas Polres Tanah Laut juga fokus membantu proses evakuasi warga yang masih terjebak banjir.
Diakui Taufiq, sampai hari ini masih ada sejumlah warga yang masih bertahan di rumahnya meski sejak beberapa hari lalu sudah diimbau untuk mengungsi ke tempat lebih aman.
"Banyak rumah warga yang sudah hampir tenggelam, jadi sangat berbahaya jika tetap masih bertahan," jelasnya.
Apalagi saat ini hujan terus saja mengguyur wilayah tersebut sehingga debit air semakin meninggi dan dipastikan tidak akan surut dalam waktu dekat.
"Polres Tanah Laut bersama tim SAR gabungan sudah mendirikan dapur umum dan tenda pengungsian. Kami juga menyalurkan bantuan sembako dari rumah ke rumah untuk warga terdampak banjir," timpal Taufiq.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banjir berasal dari luapan air Kali Pesanggarahan. Ini disebabkan tumpukan sampah di TPA Cipayung yang longsor ke kali.
Baca SelengkapnyaPenjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin memint semua pihak terkait bergerak cepat membantu warga.
Baca SelengkapnyaKapal Pinisi itu akan difungsikan sebagai kapal pariwisata dari kawasan IKN menuju Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Warga yang menjadi korban tersebut adalah Suparman, warga Kesamben, Blitar, Jawa Timur
Baca SelengkapnyaKedua korban ditemukan tertimpa material lumpur di aliran sungai Kalimujur Desa Kloposawit.
Baca SelengkapnyaMengenai penyebab pasti kebakaran masih akan ditelusuri kembali.
Baca SelengkapnyaBanjir tersebut terjadi akibat hujan deras yang masih mengguyur wilayah Kota Gorontalo sejak pukul 14.00 WITA.
Baca SelengkapnyaUntuk diketahui, 9 dari 19 Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat terdampak bencana akibat intensitas hujan tinggi mengguyur wilayah tersebut pada Kamis (7/3).
Baca SelengkapnyaBanjir parah merendam tiga desa dan menyebabkan sedikitnya 228 warga mengungsi
Baca Selengkapnya