Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bahas Renewable Energy, Menko Luhut Optimis dengan Potensi Indonesia

Bahas Renewable Energy, Menko Luhut Optimis dengan Potensi Indonesia Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan hadir secara virtual untuk menjadi keynote speaker dalam Platform Virtual The 9th Indonesia EBTKE CONEX 2020 Agenda ini mengusung tema It’s Time to Invest in Renewable Energy for Energy Transition and Economic Recovery, yang bertujuan untuk mendukung percepatan investasi energi terbarukan dan konservasi energi untuk mendorong transisi energi menuju pemanfaatan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, serta pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi.

Dalam paparannya, Menko Luhut membahas perihal mobilisasi investasi guna mendukung transisi renewable energy (energi terbarukan) di Indonesia. Ia mengungkapkan bahwa Indonesia perlu melakukan diversifikasi sumber energi. Saat ini, ketergantungan pada impor minyak telah menekan nilai Rupiah dan perekonomian secara keseluruhan.

"Konsumsi minyak di Indonesia terus meningkat, sementara produksi dan cadangannya menurun. Terjadi peningkatan konsumsi minyak sebesar 3.3 persen per tahun dan penurunan produksi sebesar 2.2 persen per tahun di Indonesia. Indonesia kaya akan gas alam, yang produksinya jauh lebih tinggi dibandingkan konsumsi. Meski demikian, konsumsinya datar. Indonesia juga memiliki pasokan batu bara yang melimpah, namun cadangan batu bara diperkirakan akan habis dalam 30-40 tahun jika produksi dan tingkat ekspor dipertahankan. Karena itu, diperlukan alternatif berupa renewable energy untuk sebagai sumber energi di Indonesia," ungkap Menko Luhut, Rabu n(25/11/2020).

"Secara global di dunia, sudah terjadi peningkatan dalam penggunaan renewable energy, seperti di Korea Selatan dan juga di Jepang. Indonesia memiliki potensi yang besar dalam renewable energy, namun pemanfaatannya masih sedikit. Potensi yang dimiliki Indonesia ialah sebesar 443.208 mega watt yang berasal dari solar, angin, laut, geothermal, hydro, mini & micro hydro, serta biomass," tambah Menko Luhut.

Menko Luhut kemudian menjelaskan, bahwa kemajuan teknologi energi terbarukan akan berkembang seiring dengan penurunan biaya produksi baterai listrik. Sehingga listrik yang dihasilkan dapat disimpan dengan harga yang terjangkau. Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan produksi dan inovasi kimia baterai, terutama baterai lithium-ion nikel tinggi. Indonesia memiliki keunggulan kompetitif, mengingat Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia.

"Indonesia memiliki cadangan yang cukup untuk bisa menjadi key player dalam industri baterai. Pengembangan baterai lithium untuk kendaraan listrik dengan harga terjangkau akan mempercepat pengembangan energi terbarukan di Indonesia," tambah Menko Luhut.

Selian itu, dia menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi hydropower terbesar di Kalimantan Utara dan di Papua untuk mengembangkan industri hilir. Total potensi yang dimiliki dari daerah Kalimantan Utara akan mencapai 10.880 mega watt, sementara di daerah Mamberamo Papua akan menghasilkan sekitar 20.000 mega watt.

Menko Luhut juga mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini sedang bertekad dalam mengurangi emisi. Targetnya, pada tahun 2030 akan terjadi penurunan emisi sebesar 29 persen apabila hanya menggunakan upaya nasional dan penurunan sebesar 41 persen apabila mendapat dukungan internasional. Penurunan emisi ini dilakukan sebagai upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Upaya penurunan emisi ini akan dilakukan dalam bentuk pasar kredit karbon, dimana penjual melakukan aktivitas untuk mengurangi emisi dan pembeli melakukan aktivitas yang menghasilkan emisi. Indonesia memiliki 75-80 persen kredit karbon dunia yang berasal dari hutan, bakau, lahan gambut, lamun, dan terumbu karang.

"Kita memiliki program restorasi mangrove. Indonesia memiliki 3.3 juta Ha mangrove, yang berarti memegang 20% dari hutan mangrove di dunia. Program rehabilitasi mangrove akan dilaksanakan pada tahun 2021 sampai 2024. Lokasi untuk mangrove mega project akan dilakukan di Tarakan Kalimantan Utara dengan total area mangrove sebesar 1.065 Ha yang akan dikembangkan menjadi pembibitan mangrove, wisata mangrove, hingga pendidikan mangrove," jelas Menko Luhut.

Selain restorasi mangrove, Menko Luhut juga menerangkan bahwa saat ini pemerintah tengah mengupayakan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Indonesian Coral Reef Garden (ICRG). PEN ICRG merupakan program restorasi terumbu karang terbesar dengan luas 50 Ha di lima lokasi di Bali, dengan target akan melibatkan 11.327 orang yang terdampak Covid-19 di sektor maritim dan pariwisat. Targetnya, akan terjadi pemulihan ekosistem laut dan dibangun kembali pariwisata maritim di Bali.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ternyata Tak Mudah Bangun Pembangkit Nuklir di Indonesia, Ini Dia Sejumlah Hambatannya
Ternyata Tak Mudah Bangun Pembangkit Nuklir di Indonesia, Ini Dia Sejumlah Hambatannya

Fokus pemerintah dalam percepatan transisi energi Indonesia masih mengarah pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Baca Selengkapnya
Indonesia Terancam Jadi Negara Pengimpor Net Migas Jika Tak Lakukan Ini
Indonesia Terancam Jadi Negara Pengimpor Net Migas Jika Tak Lakukan Ini

Jika pengembangan lapangan migas terus tertunda, maka diperkirakan di tahun 2042, Indonesia akan menjadi negara pengimpor net migas.

Baca Selengkapnya
Anak Buah Luhut Ungkap Ada Investor China Bakal Bangun Industri Kendaraan Listrik di Indonesia
Anak Buah Luhut Ungkap Ada Investor China Bakal Bangun Industri Kendaraan Listrik di Indonesia

Produsen menyanggupi permintaan pemerintah Indonesia untuk memproduksi kendaraan listrik dengan kapasitas 600.000 di 2030.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Solusi Meningkatkan Pertumbuhan Motor Listrik di Indonesia: Perbanyak Charging Station
Solusi Meningkatkan Pertumbuhan Motor Listrik di Indonesia: Perbanyak Charging Station

Jenderal Moeldoko berharap pameran PEVS ini mampu meningkatkan pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Dukung Transisi Energi, PLN Indonesia Power Kebut Pembangunan PLTS 500 MW dari Proyek Hijaunesia
Dukung Transisi Energi, PLN Indonesia Power Kebut Pembangunan PLTS 500 MW dari Proyek Hijaunesia

dalam proyek Hijaunesia 2023, PLN IP memprioritaskan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).

Baca Selengkapnya
Pemerintah Turunkan Target Bauran Energi Baru Terbarukan, Apa Dampaknya?
Pemerintah Turunkan Target Bauran Energi Baru Terbarukan, Apa Dampaknya?

Pemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.

Baca Selengkapnya
Investasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Investasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024

Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.

Baca Selengkapnya
Perusda Kaltim Segera Terapkan Model Bisnis Berbasis Energi Terbarukan
Perusda Kaltim Segera Terapkan Model Bisnis Berbasis Energi Terbarukan

Dia mendorong perusda merespon transformasi itu untuk masuk ke bisnis kendaraan listrik.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Isu Transisi Energi Jadi Salah Satu Kunci Pemilih Muda Tentukan Presiden Selanjutnya
Ternyata, Isu Transisi Energi Jadi Salah Satu Kunci Pemilih Muda Tentukan Presiden Selanjutnya

Pemilih muda memandang isu transisi energi sangatlah mendesak untuk diselesaikan oleh Presiden dan Wakil Presiden Terpilih

Baca Selengkapnya