Bagaimana pengemis ini kumpulkan Rp 25 juta dari kolong Pancoran
Merdeka.com - Walang bin Kilon (54) dan Sa'aran (60), dua orang pengemis yang biasa mengemis di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan kedapatan memiliki uang sebesar Rp 25 juta. Hal ini didapati setelah Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan menjaring dan memeriksa bungkusan plastik yang biasa mereka bawa.
"Keduanya bisa terjaring setelah petugas intai selama 2 hari berdasarkan laporan dari masyarakat," kata Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda, saat dihubungi, Rabu (27/11).
Petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan tetap akan mengirim mereka ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya (PSBIBD) 2 Jalan Raya Bina Marga No 48, Cipayung, Jakarta Timur, untuk dilakukan pembinaan.
-
Kapan uang koin Rp 1000 gambar kelapa sawit mulai beredar? Pada tahun 1993, Bank Indonesia mengeluarkan uang logam pecahan Rp1.000 yang menampilkan gambar kelapa sawit, mencerminkan salah satu aset pertanian utama Indonesia.
-
Kenapa Mira Hayati membawa uang tunai minimal Rp50 juta di dalam tasnya? Fakta menarik lainnya adalah Mira selalu membawa uang tunai minimal sebesar Rp50 juta di dalam tasnya.
-
Siapa yang menolak menerima uang suap ratusan juta rupiah? Jujurnya Jenderal TNI Tolak Uang Suap Ratusan Juta Banyak pejabat tersandung kasus korupsi, tapi Mayjen Eddie M Nalapraya justru tak tergiur uang suap.
-
Kapan uang logam tertentu ditarik dari peredaran? Maka, dengan demikian terhitung sejak tanggal 1 Desember 2023 uang Rupiah logam tersebut tidak lagi berlaku sebagai alat pembayaran yang sah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Untuk uangnya nanti akan dikembalikan setelah mereka selesai menjalani pembinaan," pungkas Miftahul.
Menurut Miftahul, keduanya mengumpulkan uang sebanyak itu hanya dalam waktu 15 hari. Uang tersebut rencananya akan digunakan untuk berangkat ibadah haji.
Berikut cara keduanya mengumpulkan uang Rp 25 juta dalam waktu 15 hari:
Selalu berpindah lokasi mengemis
Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda mengatakan, dalam mengemis, keduanya tidak diam di satu tempat. Keduanya selalu berpindah-pindah, dengan lokasi sasaran toko dan ruko."Tidak ada kontrakan, ya tidur di jalan atau pinggir toko. Kalau uang sudah banyak kita pulang kampung dulu," papar Miftahul.Dari pengakuan keduanya, mereka hanya beroperasi di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.
Selalu berbagi peran
Dalam menjalankan aksinya, kedua warga Subang, Jawa Barat ini selalu berbagi peran. Dengan menggunakan gerobak yang didorong, Sa'aran (60) selalu berperan sebagai orang sakit, dan Walang (54) bertugas mendorong. "Walang yang menjadi otak dari kegiatan mengemis tersebut, bertindak sebagai pendorong gerobak. Sementara Sa'aran yang lebih tua, berpura-pura sebagai orang sakit yang berada di gerobak dan butuh pengobatan," kata Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda, saat dihubungi, Rabu (27/11).
Mengemis di malam hari
Setelah diawasi selama dua hari, petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan mendapati fakta bahwa, dalam mengemis, Walang bin Kilon (54) dan Sa'aran (60) selalu meminta belas kasihan orang pada malam hari."Keduanya beroperasi hanya malam. Dan kita tangkap di bawah fly over Pancoran semalam," kata Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda, saat dihubungi, Rabu (26/11).Dia menjelaskan, keduanya berhasil dijaring setelah Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan mendapat laporan dari masyarakat.
Uang hasil mengemis disimpan di kantong plastik berbeda
Sebagai tempat menyimpan uang hasil mengemis, Sa'aran (60) dan Walang (54) menggunakan dua kantong plastik hitam yang berbeda. Uang tersebut diletakan di dalam gerobak yang digunakan saat mengemis."Plastik pertama kita buka dan hitung ada Rp 7 juta. Lalu plastik lainnya juga ada uang, dengan total keseluruhan Rp 25.448.600," kata Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda, saat dihubungi, Rabu (26/11).Setelah menjalani pembinaan di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya (PSBIBD) 2 Jl Raya Bina Marga No 48, Cipayung, Jakarta Timur, petugas berjanji mengembalikan uang keduanya."Untuk uangnya nanti akan dikembalikan setelah mereka selesai menjalani pembinaan," pungkas Miftahul.
Uang mengemis untuk modal naik haji
Dari penuturan Sa'aran (60) dan Walang (54), petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan mendapati bahwa keduanya berencana menggunakan uang hasil mengemis sebagai dana untuk berangkat haji. Keduanya pun sudah mendaftar naik haji melalui orang di kampung mereka, Subang, Jawa Barat."Mereka sudah daftar haji sama Pak Haji Nanang di kampung. Kemarin 15 hari lalu baru ke Jakarta lagi, jadi uang itu ya untuk tambahan setor haji," kata Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda, Rabu (26/11).
Baca juga:Beroperasi di kolong Pancoran, pengemis ini kumpulkan Rp 25 jutaBawa Rp 25 juta, pengemis ini mengaku untuk bayar setoran hajiBeraksi di Pancoran, pengemis ini kedapatan bawa uang Rp 25 jutaBeri uang pengemis akan kena denda Rp 50 juta5 Cerita pengemis berpendapatan jutaan rupiah (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaMomen lamaran Putri Isnari DA menjadi sorotan lantaran uang panai yang fantastis. Jumlahnya mencapai Rp2 miliar.
Baca SelengkapnyaPelaku memiliki utang sebesar Rp1,2 juta, saat ditagih dia gelap mata dan menusuk temannya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Calon suami Putri DA merupakan anak dari pengusaha batu bara asal Kalimantan Timur.
Baca Selengkapnya'Saya suami istri, dimintai ongkos Rp500.000 buat berdua. Padahal biasanya cuma Rp100.000."
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami dugaan telah adanya uang palsu yang beredar jelang Hari Raya Iduladha 1445 H.
Baca SelengkapnyaTak terkira, omzet usahanya yakni mampu menembus Rp6 juta setiap hari.
Baca SelengkapnyaAksi penganiayaan itu dipicu lantaran para pelaku mengungkit permasalahan korban.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan puluhan karung yang berisi uang yang hancur dan sudah menjadi sampah.
Baca Selengkapnya