Antisipasi Dampak Erupsi Merapi, Warga Boyolali Galakkan Ronda Malam
Merdeka.com - Meningkatnya aktivitas Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta membuat masyarakat meningkatkan kewaspadaan. Mereka menggalakkan ronda malam secara bergiliran. Hal tersebut untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi erupsi.
Seperti yang dilakukan warga di Desa Jrakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Di setiap RT desa tersebut masyarakat dengan kesadaran pribadi melakukan ronda malam. Kegiatan tersebut bahkan sudah dilakukan sejak lama. Seperti disampaikan Kepala Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Tumar kepada wartawan, Jumat (10/7).
"Dalam 10 hari terakhir ini warga memang sering merasakan adanya lindu (gempa kecil). Mungkin ini dampak aktivitas Gunung Merapi. Kita galakkan lagi ronda malam, untuk berjaga-jaga," katanya.
Kendati harus meningkatkan kewaspadaan, Tumar mengaku warga tetap melakukan aktivitas seperti biasa. Selain bertani atau berladang, kebanyakan warga juga beternak sapi. Tumar menambahkan, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait mitigasi Gunung Merapi. Pasalnya Desa Jrakah hanya berjarak sekitar 4 kilometer dari puncak Merapi.
"Kami juga mengimbau kepada para tokoh masyarakat, pengurus RT dan RW agar ikut menyosialisasikan kondisi Merapi saat ini yang rawan erupsi," katanya.
"Kami juga sudah meminta RT, RW mengimbau warga untuk melaksanakan ronda malam, meminta masyarakat untuk mempersiapkan diri untuk dievakuasi jika ada erupsi Merapi," katanya lagi.
Tumar menambahkan, Desa Jrakah termasuk kawasan rawan bencana (KRB) III. Beberapa wilayah yang rawan di antaranya Dukuh Sepi, Kajor, Tosari, Jarak, dan sebagian Dukuh Jrakah yang jaraknya sekitar 3,5 hingga 4 kilometer dari puncak Merapi.
"Kalau tiba-tiba terjadi erupsi Merapi warga Jrakah diarahkan melalui program Desa Persaudaraan. Mereka akan dievakuasi di Desa Karanggeneng, Boyolali Kota," tandasnya.
Menurut dia, setiap terjadi bencana erupsi, masyarakat Jrakah akan berkomunikasi dengan warga Karanggeneng dan pemerintahan desa setempat sebagai tempat pengungsian mereka.
"Kami sudah melakukan pendataan kendaraan persiapan transportasi untuk evakuasi warga menuju ke daerah aman bencana. Jadi kendaraan roda empat di setiap RT sudah didata dan titik kumpul juga sudah ditentukan. Warga sudah pengalaman dari kejadian erupsi tahun-tahun sebelumnya," kata Tumar.
Tumar menambahkan, saat ini jumlah penduduk di Desa Jrakah sebanyak 4.430 jiwa, ternak sapi 824 ekor dan kambing 254 ekor. Jika terjadi erupsi, warga menuju titik kumpul masing-masing RT RW untuk dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta diungsikan ke daerah yang lebih aman.
Baca SelengkapnyaSemua aktivitas wisata maupun pendakian dilarang hingga radius 4,5 Km
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Petugas mengimbau agar masyarakat yang ada di sekitar Marapi dan seluruh pihak agar menjaga situasi agar tetap kondusif di masyarakat.
Baca SelengkapnyaKeberhasilan Dusun Butuh menjadi desa wisata tak lepas dari kekompakan warganya
Baca SelengkapnyaWaspada terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik signifikan
Baca SelengkapnyaWarga dilarang beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Baca SelengkapnyaMasyarakat dan pendaki diharapkan dapat menaati kebijakan tersebut.
Baca SelengkapnyaGempa bumi tektonik kembali guncang wilayah Kupang Kamis dini hari.
Baca Selengkapnya