Analisis KNKT: Rem Tangan Bus Masuk Sungai di Guci Tak Maksimal Karena Beban Berat
Merdeka.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan handbrake pada bus yang terperosok ke sungai di Guci, Tegal memiliki kekuatan maksimal di kemiringan lereng maksimal 18 persen. Sedangkan kondisi bus yang sedang parkir itu memiliki kemiringan 28 persen.
"Jadi dengan kondisi kemiringan tersebut, menyebabkan spring yang berfungsi untuk menahan dua roda belakang bus menjadi tidak maksimal. Sehingga, ketika ditambahi beban yang cukup berat (penumpang dan barang) maka bus akan tetap melaju," kata Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan, Jumat (12/5).
Wildan menjelaskan bahwa sistem kerja rem parkir atau handbrake ini berlawanan dengan rem pedal. Dalam kendaraan full airbrake, cara bekerja handbrake, spring atau per diawali dengan kondisi rapat, ketika rem direlease maka spring akan merenggang.
"Posisi per itu menguncup ketika rem diaktifkan, ketika direlease maka per tersebut akan merenggang. Sehingga handbrake ini mengandalkan kekuatan per bukan kekuatan angin, berbeda dengan rem pedal yang menggunakan kekuatan full angin,” ungkapnya.
Dari info yang diperoleh, penyebab bus pariwisata PO Duta Wisata terperosok sungai saat parkir di kawasan objek wisata Guci, Tegal karena kondisi kontur tanah yang gembur. Bus saat dalam kondisi parkir dengan kemiringan mencapai delapan derajat. Kondisi handbreake atau hand rem saat kejadian masih mengunci dengan roda sudah diganjal.
Namun, bus masih bisa bergerak meluncur ke depan meski dalam keadaan dikunci hand rem dan ban diganjal. Sebab kondisi medan parkir miring, kontur tanah yang gembur dan tambahan beban penumpang yang naik mengakibatkan pengganjal roda amblas. Roda belakang dapat berputar secara perlahan.
Service Manager Duta Cermelang Motor (DCM) Hino Pusat, Didik Arif Basuki mengaku membenarkan informasi tersebut. Namun bila informasi itu masih sebatas hasil atau keterangan sementara.
"Info awal benar seperti itu parkir miring, pengganjal bas lepas karena kontur tanah gembur. Jadi karena beban yang berlebih (penumpang) jadi bus meluncur sendiri," kata Didik.
Hand rem dan ganjal ban yang lepas karena kontur tanah, ditambah tidak adanya pengemudi di ruang kemudi, mengakibatkan tidak ada yang tahu bila bus tersebut bergerak perlahan maju ke depan, sebelum akhirnya bebas meluncur ke bawah masuk ke sungai.
Status sopir dan kernet bus, saat ini telah ditetapkan tersangka dan dijerat pasal kelalaian.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Truk mengalami kecelakaan tunggal di Dusun Panmolo, Desa Boentuka, Kecamatan Batu Putih dengan menabrak pembatas jalan hingga terjatuh ke kali.
Baca SelengkapnyaKepala Dinas Dukcapil Provinsi DKI Jakarta Budi Awaludin memprediksi jumlah pendatang tahun ini akan turun
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi Pukul 07.57 WIB, saat melintas dari arah Utara, beberapa ratus meter dekat Stasiun Tanggullangin
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat akan melintas di lokasi kejadian dan melihat beberapa orang berada di rel kereta api, masinis segera membunyikan suling lokomotif berulang-ulang agar orang
Baca SelengkapnyaCalon penumpang yang telah memiliki tiket, bisa melakukan pembatalan tiket di loket stasiun. Nantinya akan dikembalikan 100 persen di luar bea pesan.
Baca SelengkapnyaWarga setempat terus protes kepadanya lantaran Icang dinilai abai terkait mobilitas truk tambang tersebut.
Baca SelengkapnyaKAI menyediakan layanan bus dari Stasiun Bangil dan Stasiun Sidoarjo untuk mengantar pelanggan menuju stasiun tujuan.
Baca SelengkapnyaDiduga, truk kehilangan kendali sehingga terguling dalam perjalanan dari arah Cianjur menuju Bandung barat.
Baca SelengkapnyaBus ini memiliki pengalaman yang panjang sebagai bus malam
Baca Selengkapnya