Alumni GMNI dan PMII: Jangan kotori Nawacita Presiden Jokowi dengan nafsu kekuasaan
Merdeka.com - Perkumpulan alumni GMNI dan PMII bergabung untuk melakukan pengawasan penyalahgunaan Program Keluarga Harapan (PKH). Mereka menyebut kartu PKH sebagai kartu Pilkada.
"Kritik dari kami, program PKH dari pemerintah ternyata ditunggangi untuk kepentingan partisan bagi Pilkada Jawa Timur. Kartu PKH jadi identik dengan kartu Pilkada," kata Abdul Hamid, Ketua JAMPI yang melakukan jumpa pers dengan FAM GMNI di Surabaya, Kamis (26/4).
Respon para aktivis muda itu muncul pasca laporan warga di Lamongan pada Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) setempat. Bahwa pembagian kartu PKH yang sebesar kartu ATM disertai pemberian stiker Pasangan Calon Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Calon Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak.
"PKH yang menjadi realisasi Nawacita Presiden Jokowi untuk mengatasi kemiskinan, jangan dikotori oleh nafsu kekuasaan jangka pendek," kata Billy Abu Ja’far, dari FAM GMNI Jawa Timur.
Dalam jumpa pers itu, JAMPI dan FAM GMNI meminta Menteri Sosial Idrus Marham untuk turun tangan mengontrol pelaksanaan PKH dan menstop kepentingan partisan yang menunggangi.
"Menteri Sosial harus turun tangan. Pemerintah pusat harus mengawasi pelaksanaan PKH di Jawa Timur. Jangan ditunggangi untuk kepentingan cari suara bagi Calon Gubernur-Calon Wakil Gubernur," kata Abdul Hamid.
Idrus Marham adalah kader Partai Golkar. Ia menjadi Menteri Sosial menggantikan Khofifah Indar Parawansa, yang mundur karena maju dalam Pilkada Jawa Timur.
Sedang Partai Golkar adalah salah satu dari koalisi parpol pengusung Khofifah-Emil Dardak dalam Pilkada Jawa Timur. "Masyarakat penerima PKH punya kebebasan memilih yang dijamin konstitusi dan undang-undang. Mereka jangan diimingi PKH atau diintimidasi tidak akan cair jika tidak memilih paslon tertentu," katanya.
Untuk itu, JAMPI dan FAM GMNI akan membentuk Posko Pengaduan Masyarakat dan Pembentukan Satgas Penanggulangan atas pelaksanaan PKH di Jawa Timur.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bela Jokowi, TKN Sebut Baliho Memalukan Cocok Buat Alumni UGM yang Gagal Penuhi Janji di Pilgub
Presiden Jokowi menanggapi santai soal kritik BEM UGM. Jokowi pun enggan berbicara banyak.
Baca SelengkapnyaUsai Baliho Lulusan Paling Memalukan, Presiden Jokowi Absen Dies Natalies ke-74 UGM
Ketua BEM KM UGM Gielbran Muhammad Noor menyerahkan sertifikat ini kepada seorang mahasiswa lain yang memakai topeng wajah Jokowi.
Baca SelengkapnyaPengamat Nilai Firli Bahuri Harus Diberhentikan Secara Tidak Hormat
Ketua KPK nonaktif Firli Bahuri dinilai perlu diberhentikan dengan tidak hormat oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ternyata Ini Alasan Jokowi Bagi-Bagi Bansos Beras Jelang Pilpres 2024
Presiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.
Baca SelengkapnyaRamai-Ramai Akademisi Perguruan Tinggi Buat Petisi Kritik Pemerintah Jokowi, Ini Tanggapan Gibran
Gibran akhirnya buka suara soal ramainya akademisi mengkritik ayahnya, Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaBanyak Kampus Kritik Jokowi, Ini Respons Gibran
Civitas akademika dari puluhan perguruan tinggi melontarkan kritik dan peringatan kepada Presiden Jokowi atas sikapnya terkait penyelenggaraan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Pengusaha: Pilpres 2024 Lebih Adem, Tidak Perlu Khawatir
Presiden Jokowi menilai Pilpres 2024 lebih adem dibanding tahun 2014 dan 2019.
Baca SelengkapnyaJokowi: Dampak Perubahan Iklim Nyata, Imbasnya Kerugian Gagal Panen
"Kekeringan panjang, hujan yang juga terus menerus sehingga menyebabkan banyak gagal panen," kata presiden.
Baca SelengkapnyaHakim MK Arief Hidayat: Pilpres 2024 Paling Hiruk Pikuk, Ada Pelanggaran Etik hingga Isu Cawe-Cawe Presiden
hakim semula hendak memanggil Jokowi untuk meminta keterangan. Namun, dibatalkan demi menghargai kepala negara.
Baca Selengkapnya