Alokasi Anggaran Laboratorium Fakultas Kedokteran Unand Capai Rp34 Miliar
Merdeka.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat (Sumbar) menanggapi terkait permintaan donasi operasional Laboratorium Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Andalas (Unand), lantaran tidak ada alokasi anggaran.
Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Arry Yuswandi membantah pihak Unand. Menurutnya, Pemprov tetap mengalokasikan anggaran untuk laboratorium tersebut. Dia mengatakan, sejatinya anggaran penanggulangan Covid-19 itu berada pada anggaran Belanja Tidak Terduga atau BTT.
"Sebenarnya, alokasi anggaran itu (penanggulangan Covid-19) termasuk dalam Belanja Tidak Terduga. Saat ini kan lagi proses anggaran, ada mekanisme harus direview dari Inspektorat, anggarannya tengah kita review, setelah keluar hasilnya baru diperbaiki," kata Arry di Padang, Rabu (4/8).
Dia menjelaskan, untuk alokasi anggaran laboratorium FK Unand itu diajukan sekitar Rp34 miliar. Alokasi anggaran itu telah diajukan pada 5 Juli 2021 lalu.
Dengan alasan jumlah sebesar itu, tidak tercukupi pada APBD awal dari Pemprov Sumbar. "Jadi alokasi itu baru diajukan pula oleh Laboratorium Unand, jumlahnya pasti pihak lab menghitung dulu kebutuhannya. Sekarang sudah kita terima dan sedang diproses," jelas Arry.
Dia menyebutkan dari jumlah yang diajukan pihak Laboratorium FK Unand itu tidak sepenuhnya akan dipenuhi, alias hanya sebagian terlebih dahulu, dengan mempertimbangkan yang ada APBD perubahan.
"Pemprov Sumbar membutuhkan anggaran cukup banyak untuk menangani covid-19. Cukup banyak lah, berapa angkanya saya tidak tahu persis. Anggaran untuk Labor Unand itu ada," kata Arry.
Selain itu pada tahun 2021, Pemprov Sumbar sudah menggunakan anggaran BTT untuk penanggulangan Covid-19.
"APBD awal, Pemprov Sumbar mengalokasikan BTT sebesar Rp50 miliar, jumlah itu tidak cukup untuk penanggulangan Covid-19," sebut Arry.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran (FK) Unand dr Andani Eka Putra membenarkan adanya penggalangan donasi tersebut. Mereka melakukannya sudah berjalan selama tiga hari.
"Biaya (donasi) itu untuk barang-barang (habis pakai), seperti barang plastik, seperti cup, tabung, filter tip. Kita sudah menjalankan ini selama tiga hari belakangan," kata Andani di Padang, Selasa (3/8) kemarin.
Dia menjelaskan, Pemprov Sumbar tak lagi mengalokasikan anggaran laboratorium itu sejak Januari 2021.
"Tentunya dengan hal ini kami butuh donasi, sejak Januari 2021 tidak lagi dianggarkan, padahal pada tahun sebelumnya ada," jelas Andani.
Pihaknya mengaku bingung kebijakan pemangku kepentingan, lantaran laboratorium ini sebelumnya sudah ada, malah tidak dianggarkan. "Berpikirnya logikanya, laboratorium ini sudah ada dari tahun kemarin, kenapa (malah) tak dianggarkan," sebut Andani.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Namun untuk Bawaslu, masih ada 24 Pemda yang belum sepakat dengan usulan anggaran Bawaslu.
Baca SelengkapnyaMentan Andi Amran Sulaiman dalam memperjuangkan penambahan alokasi pupuk subsidi hingga Rp 28 triliun.
Baca SelengkapnyaPembatasan operasional angkutan barang selama mudik lebaran itu berdasarkan keputusan bersama antara kepolisian dengan sejumlah pemangku kebijakan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemberian tunjangan kinerja bagi ASN daerah mempertimbangkan kemampuan kapasitas fiskal daerah dan sesuai peraturan perundang-undangan.
Baca SelengkapnyaPenyerahan ini dilakukan Mentan usai meninjau pertanaman padi di Desa Papalang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
Baca SelengkapnyaPemberian tunjangan kinerja bagi ASN daerah mempertimbangkan kemampuan kapasitas fiskal daerah dan sesuai peraturan perundang-undangan.
Baca SelengkapnyaPelaku terancam hukuman penjara seumur hidup atau mati akibat perbuatannya.
Baca SelengkapnyaPolisi tersebut nampak tampil nyentrik dan unik di antara anggota lainnya.
Baca SelengkapnyaMantan anggota DPR-RI berhak mendapatkan uang pensiun saat periode jabatannya selesai.
Baca Selengkapnya