72 Pelajar SMA Negeri 10 Bekasi 'dibuang' sampai tak diajar guru
Merdeka.com - 72 Pelajar di SMA Negeri 10 Kota Bekasi, di Kecamatan Medansatria, tidak bisa ikut proses belajar mengajar di sekolah tersebut. Alasannya pihak sekolah tidak mengakomodir mereka meskipun diterima melalui jalur zonasi.
Berdasarkan informasi dihimpun merdeka.com, 72 pelajar tersebut awalnya diterima melalui jalur zonasi yang difasilitasi oleh Pemerintah Kota Bekasi meskipun kewenangan sekolah SMA/SMK di tangan Provinsi Jawa Barat. Namun, ketika proses belajar mengajar, mendadak ke-72 pelajar tersebut 'dibuang' untuk menumpang belajar ke SMK Yaperti karena tak terdaftar di dalam Data Pokok Pendidik (Dapodik) sekolah.
Sebab, jumlah kuota yang telah ditetapkan oleh provinsi sebanyak 360 siswa dengan jumlah ruang kelas 10 unit. "Kami mengikuti kebijakan dari Provinsi setiap kelas 36 siswa," kata staf di SMA Negeri 10, Eko Ariyanto, Selasa, (8/8).
-
Kenapa ada sekolah yang kekurangan siswa? Diduga kekurangan siswa terjadi karena masih adanya paradigma sekolah favorit.
-
Kenapa siswa tidak bisa masuk sekolah? Dengan ini saya selaku orang tua/wali murid dari : Nama : Kelas : Alamat :NISN : Memberitahukan bahwa anak saya tersebut diatas tidak dapat mengikuti pelajaran seperti biasa pada hari ini, Senin, 09 Januari 2023 dikarenakan sakit. Oleh karena itu, kami memohon pada Bapak/Ibu Guru Wali Kelas XI-B agar memberikan izin.
-
Kenapa SD Negeri 20 Palembang cuma dapat 3 siswa baru? Persaingan dengan sekolah terdekat menjadi pemicu minimnya peminat.Tiga peserta yang tinggal di sekitar sekolah tersebut mendaftar secara offline. Sementara pada saat PPDB sistem online tak satu pun calon siswa yang mendaftar.
-
Siapa yang terancam dikeluarkan dari sekolah? Akibatnya, anak laki-laki berusia 12 tahun itu telah beberapa kali dikenai sanksi karena melanggar aturan panjang rambut, dan mungkin akan dikeluarkan dari sekolah.
-
Kenapa siswa membacok guru? Terkait kejadian ini, Kasatreskrim Polres Demak AKP Winardi mengatakan, pelaku tega membacok gurunya sendiri diduga karena tidak terima mendapat nilai jelek.
-
Apa yang terjadi pada SD Negeri 20 Palembang? Sekolah Dasar (SD) Negeri 20 Palembang hanya mendapatkan 3 siswa baru dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2024.
Pihak sekolah khawatir jika melanggar ketentuan dari Provinsi tidak mendapatkan dana bantuan operasional baik dari provinsi maupun dari pemerintah pusat. Sebab, jika 72 pelajar ditampung maka setiap kelas akan terdapat 42-43 siswa sedangkan sekolah hanya mempunyai 10 ruang kelas.
Orangtua siswa, Fani Plonto (46) mengaku terkejut mendadak anaknya dipindahkan ke SMA Yaperti yang berjarak sekitar 500 meter dari SMA 10 Kota Bekasi pada awal kegiatan belajar mengajar pada 24 Juli lalu. "Padahal sudah diterima melalui jalur zonasi yang difasilitasi oleh Pemkot Bekasi," kata Fani saat dihubungi.
Bahkan, Fani telah membayar biaya atribut sekolah senilai Rp 400 ribu. Sayangnya, ketika awal kegiatan belajar mengajar mendadak dipindah ke SMA Yaperti.
"Besoknya, semua guru yang mengajar ditarik oleh pihak sekolah. Jadi sampai sekarang tidak ada kegiatan belajar mengajar untuk 72 pelajar itu," katanya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penangkapan terhadap HOK dilakukan setelah serangkaian penyelidikan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaJumlah penduduk kelas menengah tersebut menyumbang 21,45 persen dari proporsi penduduk.
Baca SelengkapnyaPermen semprot yang sebabkan keracunan juga terdaftar di BPOM
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Modus Berbagi Takjil, Ratusan Pelajar Bikin Onar dan Hendak Tawuran Ditangkap di Jakpus
Baca SelengkapnyaNamanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca SelengkapnyaDi momen pertemuan ini, sang ibu membawa jarik seolah akan menggendong anaknya yang saat itu hilang saat ia duduk di kelas 3 atau 4.
Baca SelengkapnyaKurikulumnya meliputi pencopetan, penjambretan di tempat ramai, menghindari polisi, dan menahan pukulan.
Baca SelengkapnyaPerpisahan sekolah merupakan momen yang penuh emosional bagi siswa dan guru.
Baca SelengkapnyaKata-kata ini bukan sekedar ungkapan rasa bangga dan terima kasih, namun juga menjadi doa dan harapan.
Baca Selengkapnya