4 Bulan Mengintai, Cerita Petugas Gabungan Bongkar Pabrik Ekstasi Rumahan di Sunter
Pil ekstasi sebanyak 7.800 diamankan sebagai barang bukti kejahatan
ekstasi![4 Bulan Mengintai, Cerita Petugas Gabungan Bongkar Pabrik Ekstasi Rumahan di Sunter](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsOg/2024/4/8/1712564758305-ejyz.jpeg)
Pil ekstasi sebanyak 7.800 diamankan sebagai barang bukti kejahatan
![4 Bulan Mengintai, Cerita Petugas Gabungan Bongkar Pabrik Ekstasi Rumahan di Sunter](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/4/8/1712564631674-521lx.jpeg)
4 Bulan Mengintai, Cerita Petugas Gabungan Bongkar Pabrik Ekstasi Rumahan di Sunter
Bea Cukai bersama Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Dittipid) Bareskrim Polri kembali menggeledah sebuah laboratorium narkotika ilegal (clandestine lab), Kamis (4/4).
Dari penggeledahan yang dilakukan di sebuah perumahan di wilayah Sunter, Jakarta Utara, petugas gabungan mengamankan pil ekstasi sebanyak 7.800 butir.
- Pantang Nyerah Walau Pernah Rugi, Ini Cerita Ibu Rumah Tangga di Bogor Usaha Kue Sederhana Omzetnya Capai Rp 40 Juta
- Menilik Uniknya Kotta mara, Benteng Apung Milik Orang Kalimantan yang Digunakan saat Perang Banjar
- Mengenal Rangkiang, Lumbung Padi Milik Masyarakat Minangkabau Mirip Rumah Gadang
- Jangan Disimpan di Kulkas, Ini 10 Cara Menyimpan Bawang Merah dan Bawang Putih Supaya Tidak Cepat Busuk
- Pentolan KKB Abu Bakar Kogoya Dilaporkan Tewas usai Baku Tembak dengan TNI-Polri
- PPATK Ungkap Temukan Aktivitas Keuangan Ilegal Selama Pemilu 2024, Libatkan Parpol hingga Pejabat Aktif
Berbagai peralatan dan mesin cetak yang digunakan untuk membuat ekstasi juga diamankan. 4 Orang pelaku telah ditetapkan menjadi tersangka.
Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa, Nirwala Dwi Heryanto mengatakan, awal Januari 2024, Dittipidnarkoba Bareskrim Polri mendapatkan informasi terkait adanya paket dari luar negeri yang diduga berisi bahan baku pembuatan ekstasi.
![4 Bulan Mengintai, Cerita Petugas Gabungan Bongkar Pabrik Ekstasi Rumahan di Sunter](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/4/8/1712564656911-0tz5e.jpeg)
Nirwala melanjutkan, berdasarkan informasi tersebut, Dittipidnarkoba Bareskrim Polri bersama dengan Direktorat Interdiksi Narkotika dan Bea Cukai Soekarno-Hatta memantau tujuan alamat pengiriman paket yang mengarah ke wilayah Sunter, Jakarta Utara.
“Setelah penyelidikan yang berlangsung selama empat bulan, petugas gabungan memastikan bahwa lokasi tersebut dijadikan sebagai clandestine lab. Pada 4 April 2024, petugas gabungan menggeledah lokasi tersebut dan menangkap para tersangka,” kata Nirwala.
Nirwala menambahkan, modus para pelaku yakni dengan mengimpor bahan baku yang tidak masuk dalam dalam daftar prekursor narkotika dari China.
Selanjutnya bahan baku tersebut diproses secara kimia sampai menjadi bahan mephedron dan selanjutnya dicetak menjadi ekstasi.
”Proses tersebut dipandu oleh tersangka berinisial D yang saat ini masih terus dikejar oleh petugas. Selain itu, petugas juga masih memburu FP yang menjadi otak utama dari kegiatan produksi narkotika jenis ekstasi ini,” ujar Nirwala.
Selain mengamankan narkotika jenis ekstasi, petugas gabungan juga menyita alat cetak ekstasi, bahan baku yang sudah siap cetak, bahan baku, bahan adonan setengah jadi, peralatan serta mesin cetak pembuatan narkoba jenis ekstasi berkapasitas produksi 3.000 butir/jam.
Petugas gabungan juga mengamankan empat orang tersangka berisial A ALS D (29), R (58), C (34), dan G (28).
![4 Bulan Mengintai, Cerita Petugas Gabungan Bongkar Pabrik Ekstasi Rumahan di Sunter](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/4/8/1712564692468-022q3.jpeg)
Nirwala mengatakan, saat ini seluruh barang bukti dan tersangka telah diamankan oleh Polri untuk proses penyidikan lebih lanjut.
Pelaku melanggar pasal 114 ayat 2 j.o. pasal 132 ayat 2 dan pasal 111 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman pidana mati, pidana penjara seumur hidup atau penjara paling singkat 6 tahun dan paling lama 20 tahun.
Para pelaku juga didenda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditambah sepertiga sebesar Rp13.000.000.000,00.
“Bea Cukai akan terus menjalankan fungsinya sebagai community protector dengan menekan peredaran gelap narkotika bersama Polri. Sinergi Bea Cukai dan Polri menjadi bukti komitmen kami dalam melindungi masyarakat Indonesia dari ancaman narkotika,” pungkas Nirwala.