Sigit Widiyanto ?resmi menyadang doktor bidang teknologi informasi
Merdeka.com - Sigit Widiyanto (992149005) kini resmi menyandang gelar doktor teknologi informasi setelah dinyatakan lulus oleh para penguji pada Sidang Terbuka Promosi Doktor Teknologi Informasi Universitas Gunadarma, Depok, Jawa Barat, Rabu (12/7). Sigit Widiyanto [un mengaku bangga atas raihan ini.
"Rasanya senang," kata Sigit sat ditemui merdeka.com, di kampus D, Depok, Jawa Barat.
Kebahagiaan juga dirasakan Sigit, karena selama menjalankan studinya di Universitas Gunadarma banyak kemudahan yang didapatkannya, baik urusan teknis, administrasi, hingga secara keilmuan. "Senang kita banyak dibantu, administrasi dimudahkan. Kemudian, dosen-dosennya di sini, profesor-profesornya, lebih tahu dan lebih banyak menggali informasi lebih mudah," ucapnya.
Terima kasih pun dihaturkannya kepada sang istri dan keluarga yang telah membantunya selama proses penyusunan disertasi berjudul 'Pengembangan Metode Ekstraksi Fitur Tekstur Berbasis GLCM dam Wavelet untuk Klasifikasi Keempukan Daging Sapi'.
"Bahkan, istri dan adik sampai malam untuk mengambil data. Dan adik membantu untuk melakukan koding untuk mobile aplikasinya itu," ujarnya.
Peraih beasiswa Universitas Gunadarma ini mengungkapkan, dirinya sengaja mengambil judul terkait daging, karena berdasarkan pengalamannya studi di Spanyol saat mengambil program master. Apalagi, Indonesia merupakan negara dengan populasi umat muslim terbesar di dunia dan tingkat konsumsi dagingnya cukup besar.
Meski demikian,berbagai kesulitan tetap ditemui Sigit, mengingat jumlah penelitian tentang keempukan daging masih minim. Kalaupun ada, hanya di segelintir kampus, seperti Universitas Gajah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
"Jadi, riset ini jadi challange (tantangan) buat saya dengan menggunakan standar yang ada dari badan standar Indonesia juga digunakan untuk acuan dari penelitian ini," ucapnya.
Paripurna sudah jenjang pendidikan yang dienyam Sigit sekarang. Tapi, dirinya belum puas, lantaran masih banyak kekurangan dari hasil disertasinya dan tingkat akurasi 10 persen belum bisa menjadi parameter yang mapan. Karenanya, dia berencana mengembangkan program yang digarapnya tersebut sampai meliputi aspek lain, bukan sekadar keempukan daging.
"Kalau cuma keempukan tidak lihat dari gizi, tidak melihat dari sisi kematangan, dan seterusnya, itu makanya sekitar di atas 25 persen. Tapi, tidak 100 persen dari keempukan kualitas daging itu masih banyak harus dilakukan," kata dia.
Peluang Bisnis
Program yang disebutnya tersebut nantinya juga akan dikembangkan sebagai ladang usaha. Soalnya, apa peluang untuk menjadi lumbung pundi keuangan. Apalagi, program yang dikembangkan compatible dengan gawai (gadget), seperti telepon genggam. Sehingga, lebih besar cakupan pasarnya.
"Tinggal masukan ke Play Store dan masyarakat umum bisa dowload tuh, tinggal pakai," katanya.
Sigit pun berharap para mahasiswa Gunadarma yang masih menimba ilmu agar melaksanakan kewajibannya dengan sebaik-baiknya, baik aturan hingga perkara administrasi. Kemudian, tidak segan untuk bertanya kepada siapapun yang lebih hebat dalam rangka memperdalam ilmu, meski kepada yang lebih muda sekalipun.
"Pokoknya, mencari ilmu itu di mana saja. Bahkan, saya juga mencari di universitas lain tidak malu-malu," kenangnya.
"Istiqomah dengan penelitian itu jangan berubah dan kita tekuni. Kalau ada masalah, jangan lari," dia menambahkan.
Dia pun berharap bidang riset Gunadarma di kemudian hari dapat lebih maju dan berkembang serta meningkatkan kerja samanya dengan berbagai instansi lain, khususnya di sektor industri.
"Harap dunia industri mau dan bisa menghasilkan sesuatu, makanya penelitiannya saya tidak dibuat menggunakan metode susah, tapi menggunakan metode simpel, sehingga cepat dan mudah dapat diimplementasikan di dunia industri," pungkasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Darurat Pemenuhan Dokter Spesialis, Apa Penyebabnya?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaIDI: Perlu Kerja Sama Strategis Mewujudkan Pemerataan Dokter di Indonesia
IDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.
Baca SelengkapnyaMengenal Bawadiman Djoyodigdo Mertua R.A. Kartini, Konon Punya Ilmu Khusus dan Tak Bisa Dimakamkan dengan Cara Biasa
Menurut penuturan juru kunci makam, jenazah Djojodigdo bisa hidup kembali jika menyentuh tanah
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sederet Para Pesohor dari Dapil Jabar I Lolos ke Senayan, Ada Melly Goeslaw hingga Istri Ridwan Kamil
Tujuh caleg dipastikan lolos dari Dapil Jawa Barat I.
Baca SelengkapnyaSiswi SMP di Kendari Dianiaya Temannya Hingga Pingsan, Penyebabnya Gara-Gara Hal Sepele Ini
Siswi SMP berinisial A (16) dianiaya temannya hingga pingsan beredar di media sosial (medsos).
Baca SelengkapnyaTak Hanya Pengetahuan Akademis, Perguruan Tinggi Dituntut Cetak SDM Peduli Pencapaian SDGs
Perguruan tinggi dinilai mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan dari penelitian untuk memberikan manfaat langsung.
Baca SelengkapnyaBrigjen Polisi Bergelar Doktor Jalan Gagah Bareng Sosok Presiden ke-6 'Berguru dengan Guru Bangsa'
Sosok jenderal bintang satu Polri ungkap rasa bahagianya bisa belajar langsung dari sang 'Guru Bangsa'. Siapa yang dimaksud?
Baca SelengkapnyaMengenang Endang Witarsa, Pelatih di Balik Kesuksesan Sepak Bola Nasional Bergelar Dokter Gigi
Sosok di balik suksesnya perkembangan sepak bola di Indonesia ini dulunya merupakan seorang pemain dan sudah memiliki ijazah dokter gigi.
Baca SelengkapnyaHadir di Acara Tabrak Prof!, Difabel Ini Dibantu Mahfud Akhirnya Bisa Gunakan Hak Pilih di Pemilu
Warga bernama Destares itu sebelumnya mengaku sempat mengalami penolakan di KPUD saat mengurus surat pindah untuk memilih di Yogyakarta.
Baca Selengkapnya