Pecel antarkan kelima anak Murtini jadi sarjana
Merdeka.com - Kisah perjuangan seorang ibu pada anak-anaknya kembali ditunjukkan oleh wanita paruh baya asal Pare, Kediri. Meski berasal dari keluarga yang kurang berada, wanita bernama Murtini ini tak menyerah pada keadaaan dan memilih untuk tetap berjuang.
Pecel menjadi sandaran utama dalam kehidupannya, karena dengan berjualan pecel Murtini bisa menghidupi keluarganya. Tak hanya itu saja, kegigihannya itu telah membuahkan hasil. Kelima anaknya berhasil menempuh pendidikan hingga menyandang gelar sarjana.
Warung pecel Murtini berlokasi di Jalan Lawu 47, Pare dengan nama warung pecel Bu As. Pembelinya selalu ramai, meski warungnya tergolong sederhana. Rasa pecel yang lezat membuat warungnya jadi salah satu tujuan kuliner di kota Pare.
Warung Bu As yang didirikannya sejak tahun 1978 silam itu buka mulai pukul 06.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB, atau bisa sebelum jam tersebut jika pecel sudah habis terjual. Murtini menawarkan dua macam menu pecel yaitu nasi sambal pecel dan pecel tumpang. Tumpang, atau yang lebih dikenal dengan sambal tumpang, adalah makanan yang terbuat dari tempe yang sudah busuk (tempe bosok), dimasak dengan aneka bumbu seperti cabai, bawang, garam dan bumbu lainnya.
Harga satu porsi nasi pecel warung Bu As dibanderol Rp 4.000 - Rp 6.000, yang berisi nasi, tahu, tempe, peyek dan sayur-mayur (kenikir, kangkung, kecambah, sawi putih). Resep racikan bumbu pecel Murtini berasal dari ibunya, Masripah atau biasa disapa Bu As. Murtini sudah sejak kecil membantu ibunya berjualan di depan rumah. Tak hanya pecel, dulu wanita kelahiran 7 Agustus 1941 itu juga menjajakan panganan pasar dan perlengkapan sekolah.
Dengan hanya bermodalkan berjualan pecel, Murtini mampu menyekolahkan kelima anaknya hingga lulus perguruan tinggi. Pengalamannya kemudian menurun pada sang anak, Yuli Hariani yang kini meneruskan usaha warung Bu As. Yuli juga mampu menyekolahkan kedua buah hatinya hingga sarjana.
Murtini adalah sosok wanita yang pantang menyerah, terlebih saat sang suami berhenti bekerja sebagai supir truk di tahun 1983 karena faktor usia yang sudah senja. Kemudian di tahun 2002, suami Murtini menghembuskan napas terakhirnya. Kini, meski sudah renta Murtini masih menemani anaknya, Yuli berjualan pecel. Semoga saja kegigihan Murtini bisa menginspirasi banyak orang.
(mdk/iwe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perkosaan tersebut terungkap setelah ibu korban curiga dengan perubahan fisik, terutama bagian perut yang membesar.
Baca SelengkapnyaM, pelaku dan ibu korban merupakan pasangan baru. Mereka baru menjalin biduk rumah tangga sekira 5 bulan.
Baca SelengkapnyaIa tewas sesaat setelah melakukan serangan kepada tentara penjajah
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Adi Hermawan (25) gelap mata setelah mendapatkan kabar istrinya dilecehkan. Dia pulang ke rumah dan menikami pelaku yang masih ada hubungan saudara dengannya.
Baca SelengkapnyaWira mengatakan pihaknya belum bisa banyak memberikan keterangan lebih lanjut terkait dengan kasus pemerkosaan tersebut.
Baca SelengkapnyaMengenang masa muda, dia mengungkap cerita saat mendekati sang istri.
Baca SelengkapnyaCemburu kepada Istrinya yang membuat Panca melakukan semua aksi kejinya tersebut.
Baca SelengkapnyaBocah tak berdosa itu tewas di tangan ibu kandungnya yang berinisial SNF (26) pada Kamis (7/3) pagi.
Baca SelengkapnyaKepolisian Resor Garut saat ini tengah mengejar pelaku pembunuhan seorang kakek. Pria tua itu ditemukan tewas mengenaskan di kamarnya.
Baca Selengkapnya