Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kini Korporasi Raksasa Bernilai Ratusan Triliun, Awalnya Dagang Soft Drink dan ATK

Kini Korporasi Raksasa Bernilai Ratusan Triliun, Awalnya Dagang Soft Drink dan ATK Aktivitas ekspor mobil di Pelabuhan Patimban. ©2022 Liputan6.com/Angga Yuniar

Merdeka.com - Siapa yang tak kenal PT Astra International Tbk?

Kelompok usaha besar di Indonesia saat ini, selain idaman para pencari kerja.

Di pasar modal Indonesia, market cap-nya tercatat Rp 278,3 triliun.

Pada 2022, pendapatan usahanya mencapai Rp 301,4 triliun dengan laba bersih Rp 28,9 triliun. Rekor laba tertinggi dalam 5 tahun terakhir perusahaan!

Di tiga bulan pertama tahun ini, pendapatannya tembus Rp 82,9 triliun dengan laba Rp 8,7 triliun.

Grup Astra dirintis oleh William Soeryadjaya pada 22 Februari 1957.

Tahun ini, di usia ke-66, Astra menjelma menjadi korporasi raksasa dengan 270 anak usaha dan ratusan ribu karyawan.

Bisnis otomotif menjadi fondasi utama Grup Astra. Di bisnis otomotif, Grup Astra menguasai pasar otomotif nasional dengan pangsa pasar sekitar 51 persen.

Saat ini Astra mengelola merek otomotif global di Indonesia: Toyota, Daihatsu, Honda (sepeda motor), Isuzu, Peugeot, dan UD Trucks.

international©2019 Merdeka.com

Dari bisnis otomotif, kini Astra berkembang menjadi perusahaan dengan banyak bisnis baru. Sebut saja beberapa jasa keuangan; alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi; agribisnis; infrastruktur dan logistik; teknologi informasi; dan properti.

Baru-baru ini, Grup Astra berinvestasi di GoTo, induk usaha Gojek dan Tokopedia.

Namun, siapa sangka, sebelum berstatus korporasi raksasa dan status' raja otomotif' Indonesia, Astra sempat memulai usahanya dengan menjual soft drink, alat tulis kantor (ATK), dan semen.

Masa-masa rintisan menjadi awal perjuangan. Bekerja keras, bersusah payah dilakoni oleh William Soeryadjaya saat membangun Astra dari nol.

Berikut kisah Astra, dikutip dari berbagai sumber:

Dari Jualan Soft Drink hingga ATK

ceo astra international

©2018 Merdeka.com/Syakur Usman

Grup Astra dirintis oleh William Soeryadjaya alias Tjia Kian Liong dan adiknya, Tjia Kian Tie.

Bersama sahabatnya, E Hardiman (Liem Peng Hong), kakak-adik ini memberanikan diri berdagang dengan membeli satu perusahaan kecil di Jalan Sabang 36A, Jakarta Pusat, pada 1956.

Sebagai pengusaha pemula, William pun mengubah bidang usaha perusahaan yang baru dibelinya menjadi perdagangan eceran. Modal usahanya sekitar Rp 2,5 juta.

Modal itu digunakan untuk menjual barang-barang, seperti minuman ringan (soft drink) prem club, kornet sapi, pasta gigi, odol, lampu bohlam, hingga tawas.

Alat-alat perkantoran seperti alat tulis (ATK) juga dijual Astra di periode rintisan itu.

Pada 20 Februari 1957, William mendaftarkan nama 'Astra' sebagai nama perusahaan yang baru kepada notaris Sie khwan Djioe.

Nama Astra terinspirasi dari nama dewi Astrea dalam mitologi Yunani. Maknanya 'terbang ke langit menjadi bintang'.

Dari usaha perdagangan eceran, Astra tumbuh saat mendapat proyek pemerintah: menjadi pemasok logam dan semen untuk proyek bendungan raksasa Jatiluhur di Purwakarta, Jawa Barat, pada 1961.

Di proyek Jatilhur, Astra bertanggung jawab memasok bahan bangunan seperti semen, pipa baja, karet, dan sebagainya.

Berjodoh dengan Toyota

all new toyota kijang innova zenix

©2022 Merdeka.com

Pada 1969, William putar haluan usaha ke bisnis otomotif, setelah gagal total sebagai importir generator senilai US$ 2,8 juta.

Bisnis otomotif pertama Astra adalah berperan sebagai importir dan perakit truk merek Chevrolet dari General Motors (GM) asal Amerika Serikat.

William melihat 'bintang Astra' bakal bersinar di bisnis otomotif Indonesia.

Berbekal ini, dia pun menerima tawaran pemerintah Indonesia untuk menghidupkan kemballi pabrik Gaya Motor milik pemerintah. Lewat pinjaman sebesar US$ 3 juta, Astra menjadi pemegang saham mayoritas di Gaya Motor dengan kepemilikan saham 60 persen.

Pabrik peninggalan Belanda itu kemudian diperbarui dan digunakan untuk merakit truk Chevrolet.

Sayangnya, General Motors (GM) selaku prinsipal merek Chevrolet, menolak pinangan Astra untuk menjadi agen pemegang merek di Indonesia. Nissan juga demikian, menolak Astra.

Nasib baik berpihak pada William dan Astra, ketika Toyota sedang mencari agen tunggal pemegang merek (APM) di Indonesia. Syarat utamanya, perakitan mobil menggunakan fasilitas Gaya Moyor.

Perjodohan Astra dengan Toyota pun dimulai dari sini. Padahal tahun itu, pengusaha nasional Buntaran juga ingin menjadi APM Toyota di Indonesia.

“Waktu itu saya kira Astra berhasil mendapat klien tunggal Toyota, karena kebetulan Pak William berani membeli Gaya Motor yang lama. Kemudian saat zaman perang, ada orang Toyota bernama Kamyo bekerja di Gaya Motor. Faktor Kamyo inilah dan juga mungkin cocok serta berkenan, maka Astra pun diangkat menjadi perakit mobil Toyota di Indonesia,” ungkap TP Rachmat, Presiden Direktur PT Astra International Tbk periode 1984-1998 dan 2000-2002, dikutip dari buku Industri Otomotif Indonesia: Menjadi Pemain Utama Era Mobil Listrik (Pustaka Kaji, 2021).

Menurut TP Rachmat, saat itu Astra tidak punya apa-apa, hanya fasilitas perakitan tua, bekas PN Gaja Motor.

“Kami tidak punya apa-apa. Cuma assembling plant tua dan tidak punya fasilitas manufaktur. Tapi memang waktu itu peraturannya untuk menjadi agen pemegang merek, cuma memiliki assembling,” ujarnya.

Keberhasilan William menggandeng Toyota melempangkan jalan Astra untuk merambah lebih jauh di industri otomotif.

Dari merek Toyota, Astra pun menjadi APM merek Daihatsu, Honda (sepeda motor), Isuzu, UD Trucks, dan Peugeot.

Dari dagang eceran, Astra berkembang menjadi perusahaan otomotif bersama Toyota, hingga kini menjadi korporasi raksasa di Indonesia!

(mdk/sya)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penjualan Meningkat, Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp1,4 Triliun di Kuartal I-2024
Penjualan Meningkat, Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp1,4 Triliun di Kuartal I-2024

Capaian laba ini ditopang oleh peningkatan pendapatan domestik mencatat sebesar 24,7 persen.

Baca Selengkapnya
Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi

Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.

Baca Selengkapnya
Pria ini Kena Tipu Ratusan Juta Malah Tambah Sukses, Padahal Cuma Jualan Bawang Goreng
Pria ini Kena Tipu Ratusan Juta Malah Tambah Sukses, Padahal Cuma Jualan Bawang Goreng

Sempat ditipu hingga ratusan juta, pengusaha bawang goreng satu ini justru makin sukses dengan penghasilan mencapai ratusan juta.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
OJK Beri Sanksi 89 Lembaga Jasa Keuangan, Kenapa?
OJK Beri Sanksi 89 Lembaga Jasa Keuangan, Kenapa?

Per Februari 2024 aset industri Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) mencapai Rp 1.130,05 triliun atau naik 2,08 persen secara tahunan (yoy).

Baca Selengkapnya
Gurita Bisnis Prajogo Pangestu, Konglomerat Indonesia yang Kehilangan Kekayaan Rp2 Miliar per Detik
Gurita Bisnis Prajogo Pangestu, Konglomerat Indonesia yang Kehilangan Kekayaan Rp2 Miliar per Detik

Gurita Bisnis Konglomerat Indonesia yang Kehilangan Kekayaan Rp2 Miliar per Detik

Baca Selengkapnya
Unilever Indonesia Raup Untung Rp4,8 Triliun Sepanjang 2023
Unilever Indonesia Raup Untung Rp4,8 Triliun Sepanjang 2023

Unilever Indonesia juga mencatat penjualan bersih sebesar Rp38,6 triliun dengan peningkatan margin kotor sebesar 346 bps dibandingkan 2022.

Baca Selengkapnya
Perusahaan Otomotif dan Penyedia Jasa Transportasi Raup Pendapatan Bersih Rp3,9 Triliun, Ini Faktor Penyumbangnya
Perusahaan Otomotif dan Penyedia Jasa Transportasi Raup Pendapatan Bersih Rp3,9 Triliun, Ini Faktor Penyumbangnya

Marjin laba bersih meningkat dari 3,5 persen menjadi 4,2 persen yang didorong kinerja bisnis sepeda motor, bisnis asuransi, dan keuntungan dari valuta asing.

Baca Selengkapnya
Segini Potensi Kerugian Dialami Industri Perikalanan Jika Iklan Rokok Dilarang
Segini Potensi Kerugian Dialami Industri Perikalanan Jika Iklan Rokok Dilarang

Rencana aturan tersebut dapat merugikan industri media digital yang tengah kena disrupsi tiada henti.

Baca Selengkapnya
Transaksi Dana Kampanye Janggal PPATK Bukti Dana Partai Politik Tidak Transparan
Transaksi Dana Kampanye Janggal PPATK Bukti Dana Partai Politik Tidak Transparan

Ternyata, dana ini tidak mengalami pergerakan yang signifikan, namun terjadi perputaran dana hingga mencapai triliunan rupiah

Baca Selengkapnya