Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tak puas kursi Dewa, Akil kumpul modal

Tak puas kursi Dewa, Akil kumpul modal Akil Mochtar dites urin di KPK. ©2013 Merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman

Merdeka.com - Saya tidak kaget sama sekali ketika mendengar kabar Akil Mochtar ditangkap KPK, Rabu (2/10) malam. Saya justru terkesima saat menyaksikan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini dicokok KPK, Selasa (13/8) malam. Ya, karena KPK lebih sering menangkap politisi daripada mereka yang berlatar belakang akademisi.

Akil Mochtar tetaplah seorang politisi, meskipun sudah lama menjadi hakim konstitusi. Sebagai politisi, mindset-nya jelas: uang dapat menyelesaikan segalanya.

Tentu tidak semua politisi berpandangan demikian. Tapi itu hanya pengecualian. Kenyataan predikat terpidana korupsi sebagian besar jatuh ke mereka. Perhatikan juga sesumbar mereka: rakyat takkan mungkin memilih Anda jika Anda tidak kasih uang!

Lalu apa cita-cita seorang politisi? Mencerdaskan bangsa, menyejahterakan rakyat. Itu jargon, pernyataan gagah-gagahan saja. Dalam berpolitik, yang dilakukan adalah mengajari rakyat berkorupsi: jika tidak memberi uang suap, ya memberikan pembenaran-pembenaran atas pengambilan uang negara.

Tujuan hidup seorang politisi adalah merebut, mempertahankan, dan memperluas kekuasaan. Menjadi anggota legislatif, hanya batu pijakan. Sasaran akhirnya adalah menduduki puncak eksekutif. Sebab melalui jabatan eksekutif, politisi bisa menguasai banyak orang, banyak barang, dan banyak uang.

Oleh karena itu seorang politisi sejati, takkan puas hanya menjadi anggota legislatif, apalagi hanya ketua yudikatif. Meskipun mendapat jabatan ketua MK merupakan "ketua wakil Dewa di bumi", orang seperti Akil Mochtar tidak akan puas.

Jabatan itu hanya terminal untuk mencapai jabatan eksekutif. Lihatlah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, yang terang-terangan menunjukkan hasratnya menjadi presiden. Mantan ketua MK sebelumnya, Jimly Asshiddiqie, juga pernah berminat menjadi wakil presiden, meskipun tidak terang-terangan.

Akil Mochtar tentu tidak ingin kembali menjadi calon gubernur Kalbar. Jabatan eksekutif puncak di provinsi ini tidak level dengan kursi dewa yang didudukinya. Jika Mahfud dan Jimly punya hasrat menjadi presiden atau wakil presiden, mengapa dirinya tidak?

Karena uang adalah modal pokok untuk merebut kekuasaan, sementara kekuasaan puncak masih bisa dikejar, maka tidak heran jika Akil Mochtar pun terus mengakumulasi uang melalui kursi hakim konstitusi yang didudukinya.

Mari berhitung. Akil Mochtar pasang tarif Rp 3 miliar per perkara sengketa pilkada. Dia selalu menjadi ketua panel dari tiga hakim yang bertugas memutus perkara sengketa pilkada. Artinya, dari 500 daerah yang menggelar pilkada dalam kurun 5 tahun, dia bisa menangani sekitar 160 sengketa pilkada, sehingga potensi dana suap yang bisa diraihnya Rp 480 miliar. Dapat separuh saja Akil sudah mengantongi Rp 240 miliar.

Apakah uang sebesar itu cukup untuk mencalonkan diri menjadi presiden atau wakil presiden. Tentu saja tidak cukup. Perhatikan laporan dana kampanye pemilu presiden yang dilaporkan ke KPU. Dalam Pilpres 2004 SBY-Kalla menghabiskan dana Rp 60 miliar, sedang dalam Pilpres 2009 SBY-Boediono menghabiskan Rp 233 miliar.

Tentu Anda tidak percaya dengan pengeluaran kampanye SBY-Kalla dan SBY-Boediono sebesar itu. Ya, itu dana kampanye yang dilaporkan. Yang tidak dilaporkan jumlahnya berlipat. Jika disebut 10 kali lipat, jumlah hanya Rp 600 miliar dan Rp 2,33 triliun. Mungkin Anda masih tidak percaya. Tak apa. Setidaknya ada angka yang bisa dipegang.

Nah, dengan mengumpulkan suap sengketa pilkada selama lima tahun, Akil secara laporan dana kampanye, sudah cukup membiayai dirinya untuk running presiden atau wakil presiden. Jika ada kekurangan, itu bisa dicarikan di lingkungan pengusaha dengan menawarkan janji kebijakan, perizinan atau tender proyek ke depan.

(mdk/tts)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dinilai Berpeluang Jadi Ketum Golkar, Ini Respons Khas Gibran
Dinilai Berpeluang Jadi Ketum Golkar, Ini Respons Khas Gibran

Cawapres Gibran Rakabuming Raka memberi jawaban khas saat ditanya soal peluangnya menjadi Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto.

Baca Selengkapnya
Fakta-Fakta Perampokan Rumah Pegawai Koperasi di Malang Hingga Ratusan Juta Digondol buat Modal Lebaran
Fakta-Fakta Perampokan Rumah Pegawai Koperasi di Malang Hingga Ratusan Juta Digondol buat Modal Lebaran

Saat beraksi, pelaku membawa pisau untuk mengancam korban kemudian menutup mata korbannya dengan lakban.

Baca Selengkapnya
Ditegur Pengurus karena Merokok Saat Puasa, Santri Bakar Pesantren di Sumedang
Ditegur Pengurus karena Merokok Saat Puasa, Santri Bakar Pesantren di Sumedang

Aksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ketum Golkar Airlangga Bicara Peluang Ridwan Kamil: Antara Cagub Jakarta atau Jawa Barat
Ketum Golkar Airlangga Bicara Peluang Ridwan Kamil: Antara Cagub Jakarta atau Jawa Barat

Golkar dan Partai Gerindra sudah memberikan tiket untuk Ridwan Kamil berlaga di Pilkada Jawa Barat.

Baca Selengkapnya
Cak Imin: Ada Teman Bilang Kita Tidak Perlu Pilkada Lagi Kalau Pelaksanaannya Ancam Kepala Desa
Cak Imin: Ada Teman Bilang Kita Tidak Perlu Pilkada Lagi Kalau Pelaksanaannya Ancam Kepala Desa

Muhaimin atau Cak Imin pada siang harinya juga mencuitkan soal slepet.

Baca Selengkapnya
Masuk Tahun Politik, Pengusaha Korsel Pilih 'Wait and See' Buat  Investasi di IKN
Masuk Tahun Politik, Pengusaha Korsel Pilih 'Wait and See' Buat Investasi di IKN

Hal ini tidak lepas proses pemilihan presiden-wakil presiden Indonesia pada 14 Februari 2024.

Baca Selengkapnya
Muncul Gerakan Salam Empat Jari, Ridwan Kamil Optimis Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran
Muncul Gerakan Salam Empat Jari, Ridwan Kamil Optimis Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran

"Berdasarkan angka-angka masih meyakini bisa sekali putaran. Jadi tidak terlalu mempermasalahkan," kata Ridwan Kamil

Baca Selengkapnya
PKB Bantah Cak Imin Maju Pilkada Jatim
PKB Bantah Cak Imin Maju Pilkada Jatim

Cak Imin memiliki tempat yang lebih mulia dibandingkan hanya sekadar menjadi gubernur.

Baca Selengkapnya
Luhut di Depan Airlangga  dan Ical: Jangan Mau Diatur Orang Lain, Golkar yang Ngatur!
Luhut di Depan Airlangga dan Ical: Jangan Mau Diatur Orang Lain, Golkar yang Ngatur!

Luhut meminta kepada para petinggi dan pengurus Partai Golkar jangan menciderai keberhasilan Partai Golkar di Pemilu 2024 ini.

Baca Selengkapnya