Monas (1): Ongkos merias Monas
Merdeka.com - Sebagai salah satu lokasi wisata tersohor di Indonesia, biaya perawatan monumen nasional (Monas) tentu tidaklah kecil. Luas areanya yang mencapai sekitar 80 hektar, membutuhkan tenaga kebersihan dalam jumlah besar. Mulai perawatan gedung museum, kantor UPT (Unit Pelaksana Tugas), tugu, cawan, lorong, hingga perawatan taman-taman. UPT Pengelola Monas tahun ini mendapat kucuran Rp 2 miliar untuk perawatan monumen.
Namun menurut Kepala UPT Monas Rini Hariyani, anggaran itu masih kurang buat menutup kebutuhan perawatan. Walhasil, perawatan Monas sekarang belum bisa menyentuh rehabilitasi gedung. Misalnya, perbaikan toilet hingga sisi-sisi gedung yang dianggap perlu.”Dana itu cuma untuk biaya kebersihan saja. Tapi kalau rehabilitasi belum bisa, karena memang belum cukup,” kata dia ketika dihubungi merdeka.com Selasa lalu.
Untuk membersihkan monumen selama ini pengelola tidak merekrut tenaga sendiri, melainkan menggandeng perusahaan-perusahaan jasa kebersihan sebagai pihak ketiga. Perusahaan-perusahaan itu tidak ditunjuk langsung oleh pengelola Monas atau Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta, sebagai instansi induk, tapi melalui tender terbuka saban tahun. Prinsipnya harus sesuai aturan pemerintah, yakni, perusahaan dengan nilai tender terendah, namun kualitas kerja bagus.
Kenyataannya, mengelola kebersihan Monas memang sulit. Sebab, jumlah orang yang berkunjung ke monumen setinggi 132 meter itu tak sedikit, baik yang membeli tiket atau pengunjung liar, seperti penjual jasa foto. Belum lagi para pedagang asongan; mulai berjualan mainan, baju, minuman, hingga makanan. Mereka menyebar di seluruh area wisata. Jika dihitung, ada ribuan orang saban hari. ”Jumlah pengunjung bertiket pada hari biasa minimal 1.500 yang datang,” ujar Rini.
Pada Sabtu atau Ahad, bisa mencapai 6.000 pelawat. Puncaknya ketika libur tahunan, misalnya Lebaran, Natal, dan Tahun Baru. Jumlah pengunjung bertiket bisa menyentuh 15 hingga 18 ribu. Celakanya, kebanyakan pengunjung membuang sampah sembarangan.
Rini melanjutkan, para petugas kebersihan semakin mengeluh ketika musim hujan tiba seperti sekarang. Sepatu dan sandal pelancong pasti kotor. Pengelola tidak mungkin melarang mereka masuk ke museum atau area tugu karena jumlah pengunjung bertiket atau tidak lebih banyak ketimbang petugas.”Saya kadang kasihan kepada mereka (petugas kebersihan). Habis dibersihkan, lantai museum pasti kotor lagi, ya karena jumlah pengunjung banyak,” katanya. .
Rini berharap bosnya di Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta bisa memahami kondisi itu, sehingga anggaran kebersihan tahun depan bisa dinaikkan. Tahun ini misalnya, pengelola Monas sebenarnya mengajukan anggaran perawatan Rp 2,5 miliar. Nilai itu sudah dihitung sesuai kebutuhan. Tapi setelah masuk ke dinas dipangkas hingga sisa Rp 2 miliar.
Apalagi selama ini sumbangan Monas untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) provinsi selalu konsisten, yakni Rp 4,8 miliar hingga Rp 5 miliar. Menurut dia, dengan jumlah pendapatan sebesar itu, biaya perawatan juga besar. Veroni Sembiring, Kepala Seksi Pemeliharaan Monumen, segendang sepenarian dengan bosnya. Meski biaya perawatan tahun ini naik dari Rp 1,5 miliar tahun lalu tapi angka itu masih telalu kecil.
Menurut dia, kebutuhan anggaran rehabilitasi gedung sebenarnya juga penting. Tapi hal itu belum bisa dilakukan karena pos anggaran selama ini hanya buat program kebersihan saja. ”Dicukup-cukupkan. Aslinya sih kurang,” ujar Veroni.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kawasan Monumen Nasional (Monas) tutup sementara pada Hari Raya Idulfitri 2024. Diperkirakan, Idulfitri jatuh pada Rabu, 10 April 2024.
Baca SelengkapnyaPuluhan kendaraan bermotor sebelumnya dikempesin petugas Dishub DKI Jakarta setelah memarkir liar di sekitar Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4) malam.
Baca SelengkapnyaRibuan wisatawan itu terdiri dari 3.383 orang dewasa, 1.408 orang anak-anak, dan 51 orang wisatawan mancanegara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mensos siap memenuhi panggilan MK untuk memberikan keterangan
Baca SelengkapnyaAnies mengikuti lomba gebuk bantal. Aksinya pun mengundang tawa.
Baca SelengkapnyaSelain murah, berwisata di Monas juga bisa menjadi tempat mengedukasi anak-anak.
Baca SelengkapnyaAnies mengingatkan agar jangan mendahului kemauan rakyat
Baca Selengkapnyakspresi wajah Anies langsung tidak suka namun tak lama senyum kepada arah orang yang menamparnya tersebut
Baca SelengkapnyaMasyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.
Baca Selengkapnya