Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hikayat Berita Acara Penyiksaan

Hikayat Berita Acara Penyiksaan para tersangka jis. ©2014 merdeka.com/jatmiko adhi ramadhan

Merdeka.com - Dua orang lelaki mengenakan rompi tahanan berwarna kuning terlihat duduk di ruang besuk Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cipinang, Jakarta Timur, Jumat pekan lalu. Dua pria itu adalah Syahrial dan Virgiawan Amin alias Awan, terpidana kasus pelecehan seksual Jakarta International School (JIS). Raut wajah keduanya terlihat bahagia ketika bertemu istri dan keluarga mereka yang datang menjenguk.

"Udah kangen banget sama istri sama anak," ujar Syahrial ketika membuka perbincangan dengan merdeka.com, Jumat pekan lalu. Tangan Syahrial tak pernah lepas dari putranya masih berusia 4,5 tahun. Sudah sebulan ini dia tak bertemu dengan anak dan istrinya.

Syahrial dan Virgiawan sudah dua tahun mendekam di balik jeruji besi penjara Cipinang. Keduanya terpaksa menjalani hidup dalam penjara setelah majelis hakim memvonisnya bersalah dalam kasus pelecehan seksual siswa di Jakarta International School (JIS). Dalam persidangan digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, majelis hakim memvonis keduanya delapan tahun penjara pada tanggal 22 Desember 2014 silam.

Syahrial dan Awan didakwa melanggar Pasal 82 Undang-Undang No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak juncto Pasal 55 ayat 1 KUHP tentang perbuatan pidana secara bersama-sama juncto Pasal 64 KUHP ayat 1 tentang turut serta melakukan tindak pidana. "Saya sumpah demi Allah, demi istri dan anak saya, bahwa saya sama sekali tidak pernah melakukan perbuatan itu," ujar Syahrial berapi-api.

"Kami difitnah. Buktinya di persidangan korban ngaku kok kalau kita tidak melakukan pelecehan seksual," kata Awan menimpali ucapan Syahrial ketika diminta menceritakan ihwal peristiwa yang sebenarnya terkait kriminalisasi yang mereka rasakan.

surat terdakawa kasus pelecehan seksual jis

Surat terdakwa kasus pelecehan seksual JIS ©2016 Merdeka.com

Awan menuturkan, peristiwa itu bermula pada tanggal 3 April 2014. Saat itu dua orang atasannya dari PT ISS datang ke rumahnya dan meminta bantuan membersihkan Sekolah JIS berada di Jalan Patimura, Jakarta Selatan. Kedua atasannya itu berdalih, sekolah JIS di jalan itu terendam banjir.

Awan yang pada hari itu sedang libur awalnya tak curiga dengan kedatangan kedua atasannya. Dia kemudian bergegas mengganti pakaian dan pergi menggunakan mobil perusahaan. Sepanjang perjalanan, Awan mengaku tak diberitahu apapun oleh kedua atasannya. Namun dia mulai bingung saat mobil ditumpanginya malah masuk ke dalam Markas Kepolisian Daerah Metro Jaya.

"Kok malah ke kantor polisi. Terus saya langsung ditemui sama anggota dan diperiksa," tutur Awan. Saat turun dan masuk ke dalam ruangan, seorang anggota polisi langsung membentak sambil menunjukkan foto korban.

"Lu kenal enggak foto anak ini," katanya menirukan suara anggota polisi itu membentaknya dengan nada kasar. Dia pun kemudian menjawab. "Saya tidak mengenal foto yang ditunjukan oleh penyidik,".

Tidak lama setelah diperiksa, Awan lalu dipertemukan oleh Agun Iskandar dan Afrischa alisa Icha. Dari sinilah dia baru tahu jika mereka diminta menjadi saksi atas kasus pelecehan seksual menimpa seorang murid JIS berinisial MAK. Namun sebagai saksi Awan mengaku diperlakukan sangat kasar oleh penyidik. Polisi saat itu langsung menuduhnya melakukan sodomi terhadap korban. Jika tidak mengakuinya Awan langsung diberi hadiah bogem mentah.

"Saya sama Agun dipaksa mengaku sama polisi. Saya dibanting, ditonjok, dicambuk pake selang, disiksa kaya binatang," kata Awan.

Karena tak kuat menahan siksaan, akhirnya dia menyerah. Awan pun ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi termasuk juga Agun. Keduanya lalu diminta untuk menyebutkan pelaku yang lainnya. Awan mengaku bingung karena tidak tahu siapa yang harus ditumbalkan, namun polisi terus memukuli dan menyiksanya agar menyebut beberapa nama. Untuk memudahkan mencari pelaku lain, polisi akhirnya menyodorkan jadwal absensi pegawai Cleaning Service yang masuk pada tanggal kejadian terjadinya pelecehan seksual.

para tersangka jis

para tersangka jis ©2014 merdeka.com/jatmiko adhi ramadhan

Dari daftar absen itu, terseret lah nama Zaenal, Syahrial dan Azwar. Ketiganya lalu diamankan oleh polisi pada tanggal 25 April 2014. "Zaenal sama Syahrial juga jadi tersangka. Azwar meninggal dunia karena gak kuat disiksa," ujar Awan.

Sehari setelah itu Polda Metro Jaya lalu mengumumkan kelimanya menjadi tersangka kepada media. Awan, Agun, Zaenal, Syahrial dan Icha dihadirkan dalam konferensi pers mengenakan penutup wajah. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya saat itu, Komisaris Besar Rikwanto menceritakan peran masing-masing dari mereka. Sesuai Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dianggap paksaan itu, disebut para tersangka melakukan pelecehan seksual lebih dari satu kali dalam toilet sekolah. Pelecehan seksual terhadap MAK dilakukan secara bergilir dan dilakukan sekitar bulan Januari hingga Februari.

Polisi juga sempat melakukan rekonstruksi di toilet sekolah, sayang adegan yang dilakukan para tersangka diperankan oleh orang lain sehingga mereka tidak bisa mengelak apa saja yang sudah diskenariokan oleh polisi. Dalam adegan rekonstruksi itu, sempat dipertontonkan korban disodomi secara bergantian serta disiksa dan diancam oleh tersangka. Icha satu-satunya tersangka perempuan justru ikut melakukan pelecehan seksual dengan cara berfantasi seks di depan MAK.

"Itu yang di BAP semua bohong. Semuanya direkayasa sama polisi. Kami juga dipaksa tandatangan BAP karena kalau tidak katanya bakal disiksa lagi," katanya mengenang.

Kini Awan dan Syahrial hanya bisa meratapi nasibnya di balik tembok penjara. Mereka berada satu sel dengan narapidana kasus kriminal lainnya. Keduanya mengaku takut ketika pertama kali menginjakkan kaki di Lapas Kelas I Cipinang. Intimidasi dari Narapidana lain pun dirasakan oleh keduanya, mereka sempat dicaci dan nyaris mengalami penyiksaan lantaran kasus menimpanya sangat hina di mata para narapidana lain.

"Tetapi untungnya mereka sebagian paham kalau ini semua fitnah," ujar Syahrial.

Keduanya juga harus rela berpisah dengan keluarga selama menjalani sisa tahanan. Kenangan pahit itu akan terus terekam dalam hidupnya, namun mereka yakin suatu saat keadilan akan bisa ditegakkan di negeri ini. "Kami Cuma mau bebas dan kumpul bareng keluarga. Kalau nanti bebas kami juga tidak akan menuntut siapapun. Sama nama baik kami tolong dipulihkan," kata Syahrial dengan nada getir.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Awi Setyono membantah adanya penyiksaan dilakukan penyidik. Awi mengatakan kematian Azwar murni karena mencoba bunuh diri. Sejauh ini kata dia, polisi sudah melakukan prosedur ketika memeriksa dan menetapkan kelima orang tersebut menjadi tersangka.

"Kalau memang ada kekerasan penyidik yah laporkan itu nanti propam akan turun memeriksa ujar Awi saat ditemui kemarin di kantornya.

(mdk/arb)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menegangkan, Tuna Wicara Gelut Lawan Beruang di OKU hingga Kaki Putus

Menegangkan, Tuna Wicara Gelut Lawan Beruang di OKU hingga Kaki Putus

Peristiwa itu terjadi saat korban berada di kebun bersama ayahnya di Desa Mendingin, Kecamatan Ulu Ogan, Ogan Komering Ulu (OKU).

Baca Selengkapnya
Asyiknya Berkemah di Bukit Kanaga Cikijing, Pemandangan Kabut dan Hutan Pinusnya Bikin Nagih

Asyiknya Berkemah di Bukit Kanaga Cikijing, Pemandangan Kabut dan Hutan Pinusnya Bikin Nagih

Bukit ini berada di atas ketinggian, dengan hamparan pohon pinus yang berjajar rapi.

Baca Selengkapnya
Jangan Sampai Berkepanjangan, Kenali 5 Macam Sakit Kepala dan Penyebabnya

Jangan Sampai Berkepanjangan, Kenali 5 Macam Sakit Kepala dan Penyebabnya

Kenali penyebab sakit kepala yang dialami agar bisa melakukan penanganan yang tepat.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Dagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya

Dagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya

Setiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.

Baca Selengkapnya
Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan

Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan

Berikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.

Baca Selengkapnya
Penantian 14 Tahun, Wanita Ini Ungkap Kebahagiannya saat Lihat Suaminya Kembali Beribadah

Penantian 14 Tahun, Wanita Ini Ungkap Kebahagiannya saat Lihat Suaminya Kembali Beribadah

Menanti 14 tahun, wanita ini ceritakan betapa bahagianya ia melihat suaminya kembali beribadah.

Baca Selengkapnya
Ahok Cerita Dihina karena Ikuti Megawati: Ngapain Ikut Nenek-Nenek Katanya

Ahok Cerita Dihina karena Ikuti Megawati: Ngapain Ikut Nenek-Nenek Katanya

Namun baginya, keadilan dan kebenaran lah yang membuatnya tetap pada pendiriannya tersebut.

Baca Selengkapnya
Bahayakah Posisi W Sitting pada Anak? Bagaimana Cara Mengatasinya?

Bahayakah Posisi W Sitting pada Anak? Bagaimana Cara Mengatasinya?

Posisi W sitting adalah saat anak duduk menggunakan bokong dengan kedua kaki tertekuk ke arah luar, dan membentuk huruf W saat dilihat dari atas.

Baca Selengkapnya
Wanita Ini Ceritakan Kebetulan yang Dialami Usai Bekerja Sesuai Keinginan Terakhir Ayahnya, Tak Terduga

Wanita Ini Ceritakan Kebetulan yang Dialami Usai Bekerja Sesuai Keinginan Terakhir Ayahnya, Tak Terduga

Wanita ini ceritakan pengalamannysa usai bekerja sesuai keinginan terakhir ayahnya, banyak kebetulan yang terjadi.

Baca Selengkapnya