Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Judah Philip Benjamin

Profil Judah Philip Benjamin | Merdeka.com

Judah Philip Benjamin lahir di Saint Croix, sebuah wilayah di Christiansted, Danish West Indies (atau dikenal sebagai Virgin Islands, Amerika Serikat setelah lepas dari pendudukan Inggris). Benjamin mendalami profesinya sebagai pengacara terkemuka sekaligus politisi ulung dari Kabinet Konfederasi, yakni pada masa-masa pembentukan Amerika ketika negara ini masih terbagi menjadi Serikat [Union, wilayah Utara - belum menjadi Amerika Serikat (United States) sekarang, pen.] dan Konfederasi sendiri [Confederation, wilayah Selatan - tidak disamakan dengan Amerika Selatan saat ini - pen.].

Benjamin berimigrasi ke Amerika bersama keluarga pada 1813 dan menetap di wilayah Wilmington, North Carolina. Setelah menamatkan pendidikan dasar di Fayetteville Academy, saat berusia 14 tahun, Benjamin sempat terdaftar di Yale College namun meninggalkan kampus tanpa menyelesaikan kuliahnya. Tidak ada keterangan resmi yang menyatakan alasan keluarnya Benjamin, meski beberapa catatan sempat menyebut dia dikeluarkan.

Sekitar satu dekade menetap di Carolina Utara, keluarga Benjamin pindah ke Charleston, South Carolina. Pada 1828, salah satu negarawan besar Amerika ini memilih menetap di New Orleans, Louisiana dan menjadi pegawai pada sebuah badan hukum untuk memperoleh sertifikat praktik hukumnya sendiri.

Pada 16 Februari 1833, atau saat berusia 22 tahun, Benjamin menikah dengan Natalie Bauche de St. Martin, saat itu masih berusia 16 tahun, anak dari konglomerat asal New Orleans, Perancis. Mereka menikah secara Katolik gereja Katholik Roma, St. Louis Cathedral dan pada 1842, anak mereka satu-satunya, Ninette, lahir dan dibaptis sebagai katolik. Lima tahun berikutnya, Natalie memutuskan kembali dan membawa anaknya ke Paris. Benjamin bepergian Amerika-Perancis pada setiap musim panas untuk menemui anak dan istrinya.

 Karir politik Judah Benjamin dimulai pada 1842 ketika terpilih sebagai anggota State Legislature tingkat bawah (setara DPRD) dari negara bagian Lousiana sebagai anggota partai Whig. Tiga tahun kemudian, ia menjadi anggota Constitutional Convention (semacam MPR) dan pada 1850, bertepatan dengan maraknya paham abolisionis yang melanda Amerika, Benjamin menjual seluruh perkebunan beserta 150 budak yang dimilikinya.

Meski dikenal sebagai orator ulung, Benjamin menolak tawaran Fillmore, presiden dari partai Whig, untuk menempati posisi kosong di Mahkamah Agung. Pada 1854, giliran Presiden Fierce yang menawarinya kedudukan yang sama dan untuk kedua kalinya, Benjamin tetap menolak. Jika saja diterima, Judah Benjamin bakal dikenal sejarah sebagai Yahudi pertama yang menjabat Hakim Agung Amerika dan bukan Louis Brandeis, yang ditunjuk Presiden Woodrow Wilson, 62 tahun kemudian pada 1916.

Pada 1861, karib sekaligus kolega Benjamin, Presiden Jefferson Davis, mempercayakan jabatan Jaksa Agung Konfederasi kepadanya berdasarkan kecerdasan, etos kerja dan dedikasi Benjamin terhadap Konfederasi. Tidak heran, tingginya kinerja dan pengabdian Benjamin membuatnya dijuluki sebagai salah satu 'otak' Konfederasi Amerika atas jasanya meletakkan dasar kenegaraan Konfederasi Amerika.

Saat Amerika memasuki masa Perang Saudara, Benjamin diangkat sebagai pelaksana harian Secretary of War (setingkat Menteri Pertahanan) pada September 1861 dan menjabat secara resmi dua bulan kemudian. Pada masa inilah nama Judah Benjamin meruak ke permukaan akibat perseteruan internal dengan beberapa petinggi militer Konfederasi seperti Jendral Beauregard dan 'Stonewall' Jackson termasuk dengan karib dan kolega terdekatnya, Presiden Davis sendiri, terkait strategi perang.

Isu ini makin meruncing setelah pasukan Konfederasi mengalami kekalahan memalukan 'tanpa perlawanan' yang berakibat jatuhnya wilayah Roanake Island ke tangan pasukan Serikat pada Pebruari 1862. Alih-alih membela diri dengan mengungkap kondisi Konfederasi yang memang kekurangan pasukan saat itu, Benjamin lebih memilih menerima konsekuensi Kongres tanpa protes dan undur diri dari jabatan.

Tak urung, tingginya kesetiaan dan besarnya pengorbanan Judah Benjamin justru membuat Presiden Davis makin percaya pada sosok pengacara sekaligus politisi berdarah Yahudi ini. Kepercayaan tersebut ditunjukkan dengan melantik Benjamin sebagai Sekretaris Negara Konfederasi pada 1862. Saat menjabat ini, Benjamin berjasa mencairkan pinjaman, dalam skim yang biasa disebut dengan Erlanger Loan oleh sejarah, dari salah satu bank di Paris. Pinjaman ini juga dicatat sejarah sebagai satu-satunya bantuan signifikan dari Eropa terkait Perang Saudara Amerika.

Memasuki babak akhir Perang Saudara, atau pada masa posisi Konfederasi semakin kritis, Judah Benjamin mengambil satu langkah besar terakhir: berkata di hadapan semua budak, 'Pergi dan bertempurlah, kalian bebas!' Dua target politis dari keputusan bernada keputus-asaan Benjamin memberikan kebebasan bersyarat kepada semua budak agar menjadi militan Konfederasi, menambah jumlah tentara yang memang menjadi pangkal utama masalah militer untuk Selatan, sekaligus menuai simpati dan dukungan Inggris yang saat itu memang sedang gerah-gerahnya memandang perbudakan di mantan koloninya sendiri, Amerika.

Pasca petinggi militer terakhir Konfederasi, Jendral Robert E. Lee, menyerah secara resmi pada 1865, Benjamin, beserta beberapa anggota Kabinet lain termasuk Presiden Davis, melarikan diri dari wilayah Selatan. Benjamin bahkan dilaporkan membakar semua kertas kerja dan dokumen resminya karena takut akan diadili secara sepihak. Ia juga dilaporkan sempat tinggal di Ocala, Florida sebelum melanjutkan pelarian ke Gamble Mansion di wilayah Ellenton, juga negara bagian yang sama, dan akhirnya menuju Inggris, melewati Kepulauan Bahama, dengan menggunakan identitas palsu.

Hingga profil diunggah, dua pentolan Konfederasi, Benjamin dan Davis, masih dianggap sebagian besar sejarawan sebagai dalang peristiwa tragis pembunuhan Presiden Amerika Serikat, Abraham Lincoln, meski tidak ada bukti fisik yang merujuk keterlibatan dua politisi tersebut dalam konspirasi dimaksud.

Pada 1866, Benjamin sukses menjadi pengacara sebuah korporasi hukum di Inggris. Dua tahun berikutnya, buku Treatise on the Law of Sale of Personal Property tulisannya diterbitkan dan menjadi babon pasar komersial sejak saat itu hingga masa modern. Bahkan hukum komersial yang ditulisnya juga berjasa menjadikan Inggris Raya sebagai salah satu kekuatan imperialisme di dunia. Karenanya, juga tidak mengherankan Benjamin sempat bertindak selaku Penasehat langsung bagi Ratu Inggris pada 1872 sebelum akhirnya pensiun pada 1883.

Pada tahun yang sama pula, Judah Philip Benjamin memutuskan menghabiskan sisa usianya dengan pindah ke Paris dan hidup bersama anak dan tiga cucunya sebelum akhirnya mangkat pada 6 Mei 1884 dan disemayamkan di pemakaman Père Lachaise, Paris, Perancis.

Riset dan Analisis: Mochamad Nasrul Chotib - Sony Anshar

Profil

  • Nama Lengkap

    Judah Philip Benjamin

  • Alias

    No Alias

  • Agama

  • Tempat Lahir

    St. Croix

  • Tanggal Lahir

    1811-08-06

  • Zodiak

    Leo

  • Warga Negara

  • Biografi

    Judah Philip Benjamin lahir di Saint Croix, sebuah wilayah di Christiansted, Danish West Indies (atau dikenal sebagai Virgin Islands, Amerika Serikat setelah lepas dari pendudukan Inggris). Benjamin mendalami profesinya sebagai pengacara terkemuka sekaligus politisi ulung dari Kabinet Konfederasi, yakni pada masa-masa pembentukan Amerika ketika negara ini masih terbagi menjadi Serikat [Union, wilayah Utara - belum menjadi Amerika Serikat (United States) sekarang, pen.] dan Konfederasi sendiri [Confederation, wilayah Selatan - tidak disamakan dengan Amerika Selatan saat ini - pen.].

    Benjamin berimigrasi ke Amerika bersama keluarga pada 1813 dan menetap di wilayah Wilmington, North Carolina. Setelah menamatkan pendidikan dasar di Fayetteville Academy, saat berusia 14 tahun, Benjamin sempat terdaftar di Yale College namun meninggalkan kampus tanpa menyelesaikan kuliahnya. Tidak ada keterangan resmi yang menyatakan alasan keluarnya Benjamin, meski beberapa catatan sempat menyebut dia dikeluarkan.

    Sekitar satu dekade menetap di Carolina Utara, keluarga Benjamin pindah ke Charleston, South Carolina. Pada 1828, salah satu negarawan besar Amerika ini memilih menetap di New Orleans, Louisiana dan menjadi pegawai pada sebuah badan hukum untuk memperoleh sertifikat praktik hukumnya sendiri.

    Pada 16 Februari 1833, atau saat berusia 22 tahun, Benjamin menikah dengan Natalie Bauche de St. Martin, saat itu masih berusia 16 tahun, anak dari konglomerat asal New Orleans, Perancis. Mereka menikah secara Katolik gereja Katholik Roma, St. Louis Cathedral dan pada 1842, anak mereka satu-satunya, Ninette, lahir dan dibaptis sebagai katolik. Lima tahun berikutnya, Natalie memutuskan kembali dan membawa anaknya ke Paris. Benjamin bepergian Amerika-Perancis pada setiap musim panas untuk menemui anak dan istrinya.

     Karir politik Judah Benjamin dimulai pada 1842 ketika terpilih sebagai anggota State Legislature tingkat bawah (setara DPRD) dari negara bagian Lousiana sebagai anggota partai Whig. Tiga tahun kemudian, ia menjadi anggota Constitutional Convention (semacam MPR) dan pada 1850, bertepatan dengan maraknya paham abolisionis yang melanda Amerika, Benjamin menjual seluruh perkebunan beserta 150 budak yang dimilikinya.

    Meski dikenal sebagai orator ulung, Benjamin menolak tawaran Fillmore, presiden dari partai Whig, untuk menempati posisi kosong di Mahkamah Agung. Pada 1854, giliran Presiden Fierce yang menawarinya kedudukan yang sama dan untuk kedua kalinya, Benjamin tetap menolak. Jika saja diterima, Judah Benjamin bakal dikenal sejarah sebagai Yahudi pertama yang menjabat Hakim Agung Amerika dan bukan Louis Brandeis, yang ditunjuk Presiden Woodrow Wilson, 62 tahun kemudian pada 1916.

    Pada 1861, karib sekaligus kolega Benjamin, Presiden Jefferson Davis, mempercayakan jabatan Jaksa Agung Konfederasi kepadanya berdasarkan kecerdasan, etos kerja dan dedikasi Benjamin terhadap Konfederasi. Tidak heran, tingginya kinerja dan pengabdian Benjamin membuatnya dijuluki sebagai salah satu 'otak' Konfederasi Amerika atas jasanya meletakkan dasar kenegaraan Konfederasi Amerika.

    Saat Amerika memasuki masa Perang Saudara, Benjamin diangkat sebagai pelaksana harian Secretary of War (setingkat Menteri Pertahanan) pada September 1861 dan menjabat secara resmi dua bulan kemudian. Pada masa inilah nama Judah Benjamin meruak ke permukaan akibat perseteruan internal dengan beberapa petinggi militer Konfederasi seperti Jendral Beauregard dan 'Stonewall' Jackson termasuk dengan karib dan kolega terdekatnya, Presiden Davis sendiri, terkait strategi perang.

    Isu ini makin meruncing setelah pasukan Konfederasi mengalami kekalahan memalukan 'tanpa perlawanan' yang berakibat jatuhnya wilayah Roanake Island ke tangan pasukan Serikat pada Pebruari 1862. Alih-alih membela diri dengan mengungkap kondisi Konfederasi yang memang kekurangan pasukan saat itu, Benjamin lebih memilih menerima konsekuensi Kongres tanpa protes dan undur diri dari jabatan.

    Tak urung, tingginya kesetiaan dan besarnya pengorbanan Judah Benjamin justru membuat Presiden Davis makin percaya pada sosok pengacara sekaligus politisi berdarah Yahudi ini. Kepercayaan tersebut ditunjukkan dengan melantik Benjamin sebagai Sekretaris Negara Konfederasi pada 1862. Saat menjabat ini, Benjamin berjasa mencairkan pinjaman, dalam skim yang biasa disebut dengan Erlanger Loan oleh sejarah, dari salah satu bank di Paris. Pinjaman ini juga dicatat sejarah sebagai satu-satunya bantuan signifikan dari Eropa terkait Perang Saudara Amerika.

    Memasuki babak akhir Perang Saudara, atau pada masa posisi Konfederasi semakin kritis, Judah Benjamin mengambil satu langkah besar terakhir: berkata di hadapan semua budak, 'Pergi dan bertempurlah, kalian bebas!' Dua target politis dari keputusan bernada keputus-asaan Benjamin memberikan kebebasan bersyarat kepada semua budak agar menjadi militan Konfederasi, menambah jumlah tentara yang memang menjadi pangkal utama masalah militer untuk Selatan, sekaligus menuai simpati dan dukungan Inggris yang saat itu memang sedang gerah-gerahnya memandang perbudakan di mantan koloninya sendiri, Amerika.

    Pasca petinggi militer terakhir Konfederasi, Jendral Robert E. Lee, menyerah secara resmi pada 1865, Benjamin, beserta beberapa anggota Kabinet lain termasuk Presiden Davis, melarikan diri dari wilayah Selatan. Benjamin bahkan dilaporkan membakar semua kertas kerja dan dokumen resminya karena takut akan diadili secara sepihak. Ia juga dilaporkan sempat tinggal di Ocala, Florida sebelum melanjutkan pelarian ke Gamble Mansion di wilayah Ellenton, juga negara bagian yang sama, dan akhirnya menuju Inggris, melewati Kepulauan Bahama, dengan menggunakan identitas palsu.

    Hingga profil diunggah, dua pentolan Konfederasi, Benjamin dan Davis, masih dianggap sebagian besar sejarawan sebagai dalang peristiwa tragis pembunuhan Presiden Amerika Serikat, Abraham Lincoln, meski tidak ada bukti fisik yang merujuk keterlibatan dua politisi tersebut dalam konspirasi dimaksud.

    Pada 1866, Benjamin sukses menjadi pengacara sebuah korporasi hukum di Inggris. Dua tahun berikutnya, buku Treatise on the Law of Sale of Personal Property tulisannya diterbitkan dan menjadi babon pasar komersial sejak saat itu hingga masa modern. Bahkan hukum komersial yang ditulisnya juga berjasa menjadikan Inggris Raya sebagai salah satu kekuatan imperialisme di dunia. Karenanya, juga tidak mengherankan Benjamin sempat bertindak selaku Penasehat langsung bagi Ratu Inggris pada 1872 sebelum akhirnya pensiun pada 1883.

    Pada tahun yang sama pula, Judah Philip Benjamin memutuskan menghabiskan sisa usianya dengan pindah ke Paris dan hidup bersama anak dan tiga cucunya sebelum akhirnya mangkat pada 6 Mei 1884 dan disemayamkan di pemakaman Père Lachaise, Paris, Perancis.

    Riset dan Analisis: Mochamad Nasrul Chotib - Sony Anshar

  • Pendidikan

    • Fayetteville Academy, North Carolina
    • Yale University (tidak selesai)

  • Karir

    • Pengacara swasta, Amerika
    • Pengusaha perkebunan
    • Anggota, State Legislature tingkat bawah Lousiana, 1842
    • Anggota, Constitutional Convention, 1845
    • Jaksa Agung Konfederasi Amerika, 1861
    • Pelaksana harian, Secretary of War, September 1861
    • Secretary of War, Nopember 1861
    • Sekretaris Negara Konfederasi, 1862
    • Pengacara swasta, Inggris, 1866
    • Penasehat Ratu Inggris, 1872

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya