Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Seni Bantengan, Gabungkan Tari dan Olah Kanuragan yang Eksis Sejak Zaman Singasari

Seni Bantengan, Gabungkan Tari dan Olah Kanuragan yang Eksis Sejak Zaman Singasari Kesenian tradisional Bantengan. ©2022 Merdeka.com/Dok. Kemdikbud RI

Merdeka.com - Kesenian tradisional Bantengan merupakan sebuah seni pertunjukan budaya tradisi Jawa Timur yang menggabungkan unsur sendratari, olah kanuragan, musik, dan syair/mantra yang kental dengan nuansa magis. Kesenian ini semakin menarik saat memasuki tahap trans, yaitu tahap pemain pemegang kepala Bantengan kesurupan arwah leluhur Banteng (Dhanyangan).

Kesenian Bantengan sudah ada sejak zaman Kerajaan Singasari. Saat itu, kesenian Bantengan berbentuk kesenian tari di mana penarinya menggunakan topeng kepala Bantengan.

Pada masa kolonialisme Belanda, ada seorang tokoh bernama Mbah Siran yang membuat topeng Bantengan dari tanduk banteng di Desa Claket Kecamaten Pacet Kabupaten Mojokerto. Kemudian, pada masa Orde Lama kesenian tradisional Bantengan muncul di berbagai daerah pegunungan di Jawa Timur.

Kini, kesenian tradisional Bantengan sudah berkembang di beberapa daerah di Jawa Timur. Antara lain, Kabupaten Mojokerto, Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Pasuruan.

Data Dinas Pariwisata Kota Batu per tahun 2018 mencatat terdapat sekitar 200 grup kesenian Bantengan. Sedangkan data Dinas Pariwisata Kabupaten Pasuruan mencatat ada 12 paguyuban yang tercatat di Nomor Induk Kesenian.

Di masing-masing kabupaten/kota, banyak paguyuban yang mengelola dan mengembangkan kesenian tradisional bantengan dalam bentuk pertunjukan maupunn festival. Dikutip dari laman resmi Kemdikbud RI, Pemerintah Kabupaten Mojokerto sudah menerbitkan Buku Teks Kesenian Bantengan untuk Sekolah Dasar Kelas IV, V, dan VI dengan tujuan mengembangkan dan melestarikan Kesenian Tradisional Bantengan.

Pementasan

Dalam sebuah pementasan kesenian tradisional Bantengan diperlukan penyajian yang lengkap meliputi gerakan mirip banteng, busana, iringan musik, properti, lapangan sebagai tempat pementasan, pawang, dan sesaji.

Kesenian ini dimainkan oleh empat orang. Orang pertama berperan sebagai kaki depan sekaligus pemegang kepala Bantengan, sementara orang kedua berperan sebagai pengontrol tari Bantengan dan kaki belakang sekaligus ekor Bantengan. Kostum bantengan terbuat dari kain hitam, sementara topeng berbentuk kepala kepala banteng terbuat dari kayu dan tanduk asli banteng. Adapun dua orang lain menjadi pemegang tali kekang yang berguna untuk mengendalikan pemain Bantengan yang kesurupan.

Saat ini, kepala hewan banteng semakin sulit ditemukan di Pulau Jawa. Maka, topeng yang digunakan dalam kesenian tradisional Bantengan biasanya menggunakan tanduk sapi atau kerbau yang sudah mati.

Libatkan Banyak Orang

Kesenian tradisional Bantengan merupakan kesenian komunal yang melibatkan banyak orang dalam setiap pertunjukannya, sebagaimana banteng yang biasa hidup berkoloni.

Kesenian Bantengan membentuk perilaku masyarakat yang menggelutinya agar senantiasa hidup dalam keguyuban, gotong royong, serta menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan.

Ruri Darma Desprianto dalam karya tulisnya yang berjudul Kesenian Bantengan Mojokerto Kajian Simbolik dan Nilai Moral (2013) mengungkapkan, banyak nilai yang terkandung dalam Kesenian Tradisional Bantengan. Di antaranya nilai kebersamaan atau gotong royong, keindahan, kebenaran, kebaikan, tanggung jawab, religius, kepercayaan, serta keburukan dan kejahatan.

Kesenian tradisional Bantengan Jawa Timur biasanya dipentaskan dengan tujuan sakral, tolak balak, melestarikan seni budaya tradisional, dan menghormati leluhur nenek moyang. Pementasan tradisional Bantengan diadakan pada saat-saat tertentu, misalnya pada peringatan Tahun Baru Islam, HUT Proklamasi Kemerdekaan RI, Bersih Desa/Selamatan Desa, diundang masyarakat yang memiliki hajat, dan lain-lain.

Saat pementasan Bantengan terdapat larangan bagi penonton, yaitu dilarang bersiul karena dianggap mengejek arwah roh yang memasuki tubuh pemain.

(mdk/rka)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Babangkongan, Tradisi Memanggil Hujan Ala Masyarakat Majalengka yang Terinspirasi dari Katak
Mengenal Babangkongan, Tradisi Memanggil Hujan Ala Masyarakat Majalengka yang Terinspirasi dari Katak

Tradisi ini jadi salah satu pesta adat masyarakat Sunda yang unik untuk meminta hujan

Baca Selengkapnya
Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita
Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita

Topeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.

Baca Selengkapnya
50 Contoh Pantun Lucu yang Menghibur, Cocok untuk Cairkan Suasana Saat Berkumpul
50 Contoh Pantun Lucu yang Menghibur, Cocok untuk Cairkan Suasana Saat Berkumpul

Berikut contoh pantun lucu yang menghibur dan cocok untuk mencairkan suasana saat berkumpul.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kini Mulai Tertelan Zaman, Ini Kisah Mbah Atmo Sang Pelestari Perajin Mainan Anak Tradisional di Bantul
Kini Mulai Tertelan Zaman, Ini Kisah Mbah Atmo Sang Pelestari Perajin Mainan Anak Tradisional di Bantul

Nenek berusia 86 tahun ini merupakan satu-satunya perajin mainan tradisional yang masih eksis bertahan hingga saat ini.

Baca Selengkapnya
Silaturahmi dengan Seniman dan Budayawan, Bupati Ipuk Ajak Terus Kolaborasi
Silaturahmi dengan Seniman dan Budayawan, Bupati Ipuk Ajak Terus Kolaborasi

Ipuk juga berpesan kepada segenap seniman dan budayawan untuk senantiasa merespon perkembangan dunia seni global.

Baca Selengkapnya
Mengenal Ngalungsur Geni, Tradisi Pembersihan Benda Pusaka di Kabupaten Garut
Mengenal Ngalungsur Geni, Tradisi Pembersihan Benda Pusaka di Kabupaten Garut

Ngalungsur Geni, tradisi turun-temurun pembersihan benda pusaka di Kabupaten Garut.

Baca Selengkapnya
20 Pantun Bali Lucu, Menghibur dan Bikin Ngakak
20 Pantun Bali Lucu, Menghibur dan Bikin Ngakak

Dalam konteks budaya, pantun Bali lucu memainkan peran dalam melestarikan bahasa Bali dan seni sastra lisan tradisional.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Nengget, Upacara Berikan Kejutan agar Memperoleh Anak Ala Masyarakat Karo
Mengenal Tradisi Nengget, Upacara Berikan Kejutan agar Memperoleh Anak Ala Masyarakat Karo

Tradisi kuno dan unik dari Karo Sumut ini dilakukan dengan diam-diam dan bertujuan agar sebuah keluarga bisa segera memiliki anak laki-laki.

Baca Selengkapnya
Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita
Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita

Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.

Baca Selengkapnya