Ratusan Rumah Warga Sumenep Tak Layak Huni, Pemkab Ambil Tindakan Ini
Merdeka.com - Sebanyak 222 unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, diperbaiki pemerintah kabupaten (Pemkab) setempat dalam program pemberdayaan ekonomi masyarakat. Saat ini, sudah ada 44 unit RTLH pembangunannya tuntas 100 persen. Sisanya masih dalam proses pengerjaan.
"Bantuan perbaikan rumah tidak layak huni ini merupakan sebagian dari beberapa program pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dicanangkan Pemkab Sumenep guna memulihkan ekonomi masyarakat akibat pandemi Covid-19," terang Kepala Bidang (Kabid) Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman pada Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman (PRKP) dan Cipta Karya Pemkab Sumenep Benny Irawan di Sumenep, Kamis (11/11/2021).
Pemkab Sumenep menyediakan anggaran sebesar Rp2,9 miliar untuk program tersebut. Jumlah ini lebih kecil dari rencana sebelumnya, yakni sebesar Rp3,8 miliar dengan target sasaran sebanyak 225 unit. Perubahan anggaran tersebut dikarenakan faktor refocusing akibat pandemi Covid-19.
Program Stimulan
©2017 Merdeka.com/kirom
Selain program perbaikan RTLH, program stimulant lain yang dicanangkan Pemkab Sumenep sebagai upaya mempercepat pemulihan ekonomi adalah Bantuan Stimulan Rumah Swadaya (BSRS) melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Pemkab Sumenep.
Benny menjelaskan, tahun ini pemerintah menyediakan anggaran Rp920 juta untuk 46 unit rumah tidak layak huni.
"Dari 46 unit ini, yang sudah selesai pembangunannya sebanyak 21 unit, sedangkan sisanya masih dalam proses," terangnya, dikutip dari Antara.
Sementara itu, bantuan perbaikan rumah tidak layak huni di Kabupaten Sumenep tahun 2021 lebih banyak jumlahnya dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2020, rumah tidak layak huni yang mendapat bantuan Pemkab Sumenep hanya 163 rumah.
"Tahun ini lebih banyak, karena terdorong oleh upaya mempercepat pemulihan ekonomi akibat Covid-19," tandas Benny Irawan.
(mdk/rka)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pembangunan rumah sakit ini juga dimanfaatkan sebagai fasilitas tanggap darurat, tanggap bencana alam dan tanggap pandemi.
Baca SelengkapnyaBerawal dari kekhawatiran tak berkontribusi baik pada lingkungan, Khomsatun memproduksi sabun alami
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, kediaman tersebut sarat benda-benda unik nan antik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat hingga 2022 ada sekitar 12,71 juta backlog rumah.
Baca SelengkapnyaTiga kali Kabupaten Sumedang diguncang gempa bumi.
Baca SelengkapnyaProgram itu diterapkan untuk masyarakat yang ada di 17 Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaBTN berharap pemerintah dengan cepat mengambil keputusan terkait hal tersebut.
Baca SelengkapnyaProyek tanggul raksasa merupakan jawaban terhadap fenomena naiknya permukaan laut, terjadinya abrasi, hingga hilangnya banyak lahan.
Baca SelengkapnyaGempa susulan masih terjadi di Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, banyak warga yang enggan kembali ke rumah dan lebih memilih untuk mengungsi.
Baca Selengkapnya