Tetap Digelar saat Pandemi, Begini Prosesi Pemotongan Rambut Gimbal di Dieng
Merdeka.com - Pergelaran Dieng Culture Festival pada tahun ini berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena merebaknya pandemi COVID-19. Meski di tengah ancaman penularan, acara tahunan itu tetap digelar. Hanya saja, pesertanya dibatasi. Selain itu, penyelenggara juga telah menyiapkan kanal-kanal media sosial untuk menayangkan langsung acara yang sudah mendunia itu.
“Peserta undangan kami batasi hanya 50 orang. Kalau pas pemotongan rambut gimbal ditambah sekitar 30 orang,” ujar Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Banjarnegara Dwi Ananta dikutip dari Liputan6.com pada Kamis (17/9).
Lalu bagaimana prosesi pemotongan rambut gimbal yang biasanya mengundang banyak orang untuk datang? Berikut selengkapnya:
Jazz Atas Awan Tetap Digelar
©jatengprov.go.id
Salah satu rangkaian acara “Dieng Culture Festival” adalah gelaran konser Jazz di Atas Awan. Karena masih dalam suasana pandemi, konser itu berjalan lebih singkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Konser Jazz di Atas Awan dimulai pada Rabu (16/9) pukul 20.00 dan dibuka oleh band beraliran jazz asal Dieng, Kaliasa. Penampilan selanjutnya dibawakan oleh band asal Yogyakarta, Rubah di Selatan. Gilang, pemain gitar Rubah di Selatan, mengaku terkesan bisa berkesempatan manggung di DFC.
“Ini kali pertama main di DFC dan ini luar biasa. Dinginnya melebihi saat kita main di Eropa. Ya, meski virtual, tapi ini luar biasa,” ungkap Gilang dikutip dari Jatengprov.go.id pada Kamis (17/8).
Prosesi Pemotongan Rambut Gimbal
©2020 Merdeka.com
Selain penampilan band pada konser Jazz di Atas Awan, pada hari yang sama juga digelar aksi Dieng bersih dan tanam pohon. Untuk selanjutnya pada hari kedua adalah acara puncak, yaitu prosesi pemotongan rambut gimbal.
Untuk menghindari membludaknya para pengunjung, prosesi pemotongan rambut gimbal tidak digelar di Candi Arjuna, tetapi di sebuah pendopo budaya milik Pokdarwis setempat. Selain agar tak jadi penumpukan pengunjung, pemilihan tempat itu juga bertujuan untuk mempermudah penjaga keamanan menjaga akses masuk.
Waktu Dipersingkat
©2020 Merdeka.com
Tak hanya itu, waktu pelaksanaan pemotongan rambut gimbal pun dilaksanakan tidak terlalu lama. Jalan yang ditempuh iring-iringan anak rambut gimbal menuju tempat pencukuran pun tidak terlalu jauh.
Pada akhirnya, prosesi itu berlangsung hanya satu jam. Jalannya seluruh rangkaian acara Dieng Culture Festival pun hanya berlangsung 1,5 hari, berbeda dari biasanya yang menghabiskan waktu 3 hari.
“Kami berharap dengan pembatasan dan penerapan protokol kesehatan ini tidak sampai menjadi klaster baru,” kata Dwi Ananta.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaMotif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca SelengkapnyaSelain hiburan musik yang memukau, Kapanlagi Buka Bareng Festival 2024 juga menawarkan kesempatan untuk berbelanja dengan harga yang sangat menggiurkan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tradisi ini telah menjadi fenomena sosial yang besar di Indonesia, di mana jutaan orang memilih untuk meninggalkan kota.
Baca SelengkapnyaPelaku ditangkap setelah kabur ke kediaman pamannya di Pamulang, Tangerang Selatan.
Baca SelengkapnyaBRI dukung penyelenggaraan KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024. Seperti apa keseruannya?
Baca SelengkapnyaGanjar pun membayangkan jika beragam seni dan budaya di Indonesia dapat dikemas lewat pertunjukan yang menarik.
Baca SelengkapnyaJembatan ini memang tidak layak untuk dilewati kendaraan seukuran mobil. Tak ayal jika kenekatan sang sopir berakibat tragedi tak diduga.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga dan rekan-rekannya berusaha menolong, namun sia-sia sehingga dilaporkan ke Basarnas Kupang.
Baca Selengkapnya