Sudah Dikenal sampai Australia, Begini Kisah Bisnis Kelorida dari Bantul yang Mendunia
Selain dijual di Indonesia, ternyata produk Kelorida sudah laku terjual sampai Australia bahkan Dubai.
bri fellowship journalism 2024![Sudah Dikenal sampai Australia, Begini Kisah Bisnis Kelorida dari Bantul yang Mendunia](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsOg/2024/4/22/1713796414457-ovqnh.jpeg)
Selain dijual di Indonesia, ternyata produk Kelorida sudah laku terjual sampai Australia bahkan Dubai.
![Sudah Dikenal sampai Australia, Begini Kisah Bisnis Kelorida dari Bantul yang Mendunia](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/4/22/1713797424194-z7ykw.jpeg)
Sudah Dikenal sampai Australia, Begini Kisah Bisnis Kelorida dari Bantul yang Mendunia
Rumah Produksi Kelorida didirikan oleh Siti Haida Hutagaol (59). Wanita yang akrab disapa Ida ini memulai usaha Kelorida pada tahun 2016 dan launching pada tahun 2017. Di tahun itu, Ida sukses mengubah daun kelor menjadi berbagai produk olahan yang bermanfaat bagi tubuh. Ida belajar mengolah daun kelor secara autodidak.-
Kapan Rumah BUMN BRI Yogyakarta berdiri? Rumah BUMN BRI tersebut sudah berdiri sejak 2017 dan tercatat sudah ada ribuan pelaku UMKM di wilayah tersebut yang dibina dengan berbagai pelatihan maupun pendampingan agar mampu konsisten meningkatkan kapabilitas usahanya.
-
Apa saja yang dihasilkan dari proses produksi di Pabrik Kina Bukit Unggul? Setelah kina kering, langkah selanjutnya dibawa ke mesin pencacah hingga menjadi serbuk halus atau tepung kina dan siap dipacking.
-
Di mana sentra produksi Mangga Podang di Kediri? Kebun Mangga Podang di Kediri tersebar di beberapa daerah seperti Kecamatan Mojo, Banyakan, Semen, dan Tarokan.
-
Bagaimana BRI membantu pelaku usaha UMKM? Berbagai program yang dilakukan BRI, termasuk program pemberdayaan, nyatanya terbukti sukses dalam memutar perekonomian secara umum. "Ini adalah pilar perekonomian. UMKM yang terus bergerak dengan dukungan BRI, mampu menunjukkan kinerja yang sangat baik. Implikasinya terlihat dari level usaha riil di masyarakat. Ekonomi tumbuh. Di sisi lain, BRI pun menunjukkan catatan kinerja yang baik," ujar Erick.
“Akhirnya di tahun 2016 kita mulai mengolah daun kelor menjadi produk dan launching tahun 2017. Namun, tetap terus belajar seperti mencari tau expired-nya berapa lama sehingga kita paham dan menguasai produk yang kita hadirkan. Mulai dari menanam, mengolah, hingga memproduksi yang saya pelajari secara autodidak,”
cerita Ida saat ditemui merdeka.com di Rumah Produksi Kelorida pada Senin (18/3).
Wanita asal Pekanbaru, Riau ini terus belajar secara autodidak untuk mengetahui tentang daun kelor. Ida mengaku sering gagal saat mengolah daun kelor karena mengalami kesalahan dalam proses produksi seperti penjemuran. Beda dengan daun lainnya, kelor perlu penanganan yang berbeda seperti dijemur di tempat khusus atau dilapisi kain. Daun kelor juga tidak boleh terkena sinar matahari langsung.“Dari 2016 saya mempelajari apa sifat dan manfaat daun kelor ini. Berapa lama ia bertahan, proses yang baiknya seperti tidak boleh dijemur langsung di bawah matahari. Kendalanya karena saya masih menggunakan alat-alat tradisional sehingga lambat diproduksinya. Cuma, karena itu rutin setiap hari kita terus berkreasi menghasilkan berbagai produksi. Tapi kalau musim hujan kita batasi, karena dia cepat rusak. Bagusnya di cuaca agak panas sehingga cepat kering,”
lanjut Ida.
- Australia Dukung Karyawan Tolak Angkat Telepon Bos di Luar Jam Kerja, Perusahaan yang Melanggar Bakal Didenda
- Jatuh Bangun Saroh Rintis Usaha Kue Brownis Kering di Indramayu, Modal 1,5 Juta Kini Raup Omzet hingga Rp150 Juta Per Bulan
- Pakai Fasilitas KITE, Industri Lokal Asal Yogya Ini Impor Sarung Tangan ke Australia
- Tak Disangka, Karyawan Australia Ternyata yang Paling Lelah Sedunia
- Megakorupsi Timah Rugikan Negara Rp271 Triliun, Harvey Moeis Terima Berapa?
- Menaker Resmikan Satpel Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Batam
![Sudah Dikenal sampai Australia, Begini Kisah Bisnis Kelorida dari Bantul yang Mendunia](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/4/22/1713797464634-28k8v.jpeg)
Daun Kelor Bantu Ekonomi Warga
Belum banyak yang mampu mengolah daun kelor. Namun desa di Bantul tepatnya di Trirenggo, ada Rumah Produksi Kelorida yang sukses mengolah daun kelor. Selain digunakan untuk produksi, Ida juga menanam daun kelor sendiri di rumahnya. Selain mengambil daun dari rumah sendiri, Ida juga mendapat pasokan kelor dari anggota Kelompok Tani (KWT) Ngudi Rejeki.
“Di KWT (Kelompok Wanita Tani) ini memproduksi berbagai olahan lain, sedangkan untuk produksi kelor saya sendiri. Namun, anggota-anggota KWT lainnya juga menanam daun kelor lalu dijual ke saya. Untuk 1 kilogram daun kelor harganya Rp3 ribu. Setiap anggota ada yang menghasilkan 10 kg daun kelor, sehingga dapat membantu ekonomi anggota lainnya,” kata Ida. Kehadiran Kelorida ini perlahan-lahan mengubah dan membantu perekonomian keluarga dan masyarakat sekitar. Selain memberdayakan warga setempat untuk megirimkan daun kelor ke rumah produksi, Ida kini sudah memiliki lima karyawan yang selalu membantunya di Rumah Produksi Kelorida.
Selain memproduksi daun kelor sendiri di rumahnya, Ida kerap mengadakan workshop di rumah produksinya. Ia memiliki ruangan khusus untuk mengadakan workshop. Hingga saat ini sudah banyak tamu yang berkunjung ke Rumah Produksi Kelorida untuk melakukan workshop.
”Karyawan sudah ada lima dan tempat ini kerap mengadakan workshop dari dinas pertanian berbagai daerah yang datang berkunjung untuk belajar pengolahan daun kelor. Dari workshop saya libatkan masyarakat sekitar untuk membantu mengembangkan Kelorida sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat,”
cerita Ida.
![Sudah Dikenal sampai Australia, Begini Kisah Bisnis Kelorida dari Bantul yang Mendunia](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/4/22/1713797498436-zqct5.jpeg)
Ikut Pameran Bersama BRI dan Raih Omzet Puluhan Juta Rupiah
Walaupun hanya diproduksi sendiri di rumah, namun Kelorida sudah berhasil memproduksi beraneka ragam produk yang bermanfaat untuk tubuh. Beberapa produk yang diproduksi Kelorida seperti teh tubruk, kapsul, masker, bedak dingin, tepung hingga cokelat kelor. Di antara produk-produknya itu, kini Ida sedang mengembangkan cokelat kelor.
Hal itu dilakukan karena Ida merasa anak-anak susah diajak untuk makan sayur. Dari permasalahan itu, Ida ingin mengkreasikan cokelat yang dikombinasikan dengan daun kelor. Dengan mengonsumsi cokelat kelor, diharapkan kebutuhan nutrisi anak-anak tetap seimbang.“Produknya ada puluhan, mulai dari kecantikan seperti bedak dingin, masker, kapsul, beras daun kelor, peyek kelor, cokelat kelor, teh celup, dan banyak lainnya,” jelas Ida.
Selain membuat dan memasarkan sendiri produk-produk Kelorida, kesuksesannya juga tak lepas dan bantuan dari Bank BRI. Ya, Ida kerap diajak Bank BRI untuk mengikuti berbagai pameran. Berkat ajakan pameran dari Bank BRI, Kelorida bisa berkembang pesat hingga mengikuti pameran tingkat nasional. Hal ini membuat produk Kelorida semakin banyak dikenal dan disukai.
“Omzet paling besar di pameran bisa Rp18 juta sampai Rp30 juta per bulan,” kata Ida.
Selain mengikuti pameran, produk Kelorida bisa dikenal bahkan laku di pasaran karena Ida aktif berjualan via online maupun offline. Untuk penjualan online, peminatnya tidak begitu banyak. Namun, untuk penjualan offline banyak orang dewasa bahkan orang tua yang membelinya.
Banyak pembeli di usia tersebut karena mereka peduli terhadap kesehatan diri sendiri dan anak-anaknya. Nah, bagi Anda yang ingin membeli langsung produk daun kelor dari Kelorida, bisa langsung mengunjungi Rumah Produksi Kelorida di Bantul, Yogyakarta International Airport (YIA) Kulon Progo, Bandara Adisucipto dan beberapa koperasi lainnya.
Selain dijual di Indonesia, ternyata produk Kelorida sudah laku terjual sampai Australia bahkan Dubai. Berkat pelanggan setia, olahan Kelorida bisa dikenal dan dinikmati hingga luar negeri.
“Kelorida bisa ditemui di bandara, koperasi Provinsi Tugu Point, Indomaret khusus di wilayah Kabupaten Bantul. Untuk penjualaan pada dasarnya kita berada di level nasional, namun pelanggan-pelanggan kerap mengirim ke luar negeri. Salah satu produknya adalah masker kelor yang biasa dikirim ke Australia. Ada juga kapsul kelor yang dikirim ke Dubai melalui pelanggan-pelanggan,” kata Ida.