Sempat Mengalami Peristiwa Kritis, Ini Kisah Heroik Para Anggota TNI Lancarkan Misi Kemanusiaan ke Gaza
Dalam misi kemanusiaan itu, mereka membawa sebanyak 20 palet barang bantuan yang total beratnya mencapai 3,2 ton
jalur gaza![Sempat Mengalami Peristiwa Kritis, Ini Kisah Heroik Para Anggota TNI Lancarkan Misi Kemanusiaan ke Gaza](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsOg/2024/5/3/1714736384954-u38yg.jpeg)
Dalam misi kemanusiaan itu, mereka membawa sebanyak 20 palet barang bantuan yang total beratnya mencapai 3,2 ton
![Sempat Mengalami Peristiwa Kritis, Ini Kisah Heroik Para Anggota TNI Lancarkan Misi Kemanusiaan ke Gaza](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/5/3/1714736333564-io5i2.jpeg)
Sempat Mengalami Peristiwa Kritis, Ini Kisah Heroik Para Anggota TNI Lancarkan Misi Kemanusiaan ke Gaza
Pada awal Bulan April lalu, sejumlah anggota TNI yang tergabung dalam kru pesawat Hercules C-130J TNI AU melakukan misi kemanusiaan bertajuk Solidarity Path Operation ke Gaza, Palestina.
Dalam misi kemanusiaan itu, mereka membawa sebanyak 20 palet yang berisi aneka macam barang seperti air minum kemasan, susu, perlengkapan bayi, popok, makanan instan, dan selimut yang masing-masing palet beratnya mencapai 160 kilogram.
Sehingga kalau ditotal, misi kemanusiaan itu membawa 3,2 ton barang bantuan yang akan dikirim ke penduduk Gaza.
-
Mengapa aksi kemanusiaan untuk Palestina rawan penipuan? Ironinya, aksi kemanusiaan tersebut kerap dimanfaatkan oknum nakal untuk memperkaya diri.
-
Bagaimana semangat Palestina diungkapkan dalam puisi ini? Tapi semangat Palestina tak pernah lunturMereka tetap teguh, berjuang dengan harapan.
-
Kenapa warga Yahudi Israel meludahi pria Kristen Palestina? Saya pribadi telah menyaksikan hal ini berkali-kali di Yerusalem:Yahudi Zionis meludahi seorang ayah Kristen Palestina yang berjalan dengan damai bersama putranya di jalan. Yahudi lainnya menyemprotkan lada ke matanya," tulis unggahan.
-
Di mana tahanan Palestina dipenjara? Ada 19 penjara di Israel dan satu di Tepi Barat yang diduduki Israel yang mengurung tahanan Palestina.
Bantuan barang sendiri berasal dari rakyat Indonesia. Dilansir dari Indonesia.go.id, misi berisiko tinggi itu tak hanya melibatkan para prajurit Indonesia, namun juga prajurit dari delapan negara lain yaitu Mesir, Uni Emirat Arab, Belanda, Jerman, Belgia, Inggris, dan Prancis yang dipimpin oleh para prajurit dari Yordania.
Seluruh armada pesawat itu terbang dari Pangkalan Udara Angkatan Bersenjata Yordania King Abdullah II di Kota Zarqa.
![Sempat Mengalami Peristiwa Kritis, Ini Kisah Heroik Para Anggota TNI Lancarkan Misi Kemanusiaan ke Gaza](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/5/3/1714736273846-r0vv9.jpeg)
Misi kemanusiaan itu berlangsung dua jam lebih. Mereka lepas landas dari pangkalan udara pukul 11.36 waktu setempat dan kembali ke Zarqa pada pukul 13.47 waktu setempat.
Sebelumnya, para kru pesawat Hercules C-130J berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma pada 29 Maret 2024.
Mereka menyusuri rute New Delhi hingga Abu Dhabi sebelum tiba di Zarqa. Setiba di Zarqa, mereka langsung mengadakan pertemuan dengan Angkatan Udara Yordania di markas besar mereka.
- Dapat Bantuan Rp1 Miliar, Ketum PMI Jusuf Kalla Bakal Salurkan ke Palestina
- Jokowi Lepas Bantuan Kemanusiaan Senilai Rp30 Miliar untuk Gaza dan Sudan
- Truk Bantuan Kemanusiaan Diserang Warga Israel Seluruh Makanannya Dibuang ke Jalan, 'Mereka Mau Rakyat Gaza Mati Kelaparan'
- Kasad Siap Berangkatkan Pasukan ke Gaza: Yang Penting Perintahnya Ada
- Buruh Ancam Lumpuhkan Ekonomi Jika MK Tak Cabut UU Cipta Kerja
- Kronologi Bus Big Bird Kecelakaan Tewaskan 2 Orang, Sopir Positif Narkoba dan Jadi Tersangka
Saat melaksanakan misi kemanusiaan, seluruh pesawat yang terlibat diberi interval keberangkatan demi keamanan mengingat wilayah udara yang dilalui masih dalam suasana perang.
Seluruh komandan misi dari masing-masing negara juga telah menerima koordinat drop zone di atas udara Gaza.
Ada satu peristiwa kritis sewaktu pesawat sedang mengudara tatkala sinyal dari alat Global Positioning System (GPS) di kokpit tiba-tiba menghilang akibat diacak (jamming).
Kendati demikian, pesawat tersebut mampu mengantisipasinya lantaran masih memiliki sistem navigasi lain.
Seluruh awak pesawat berhasil mengatasi keadaan dan tetap terbang sesuai arahan di darat. Mereka juga menyadari bahwa saat itu sedang terbang di atas wilayah konflik dan berbahaya.
"Kami mengalami GPS mati dan hilang. Sehingga pesawat diterbangkan dengan cara konvensional dan pemetaannya pun dilakukan secara manual," terang Komandan Misi Bantuan, Kolonel Pnb Noto Casnoto.
Mereka kembali tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma pada 11 April 2024. Berkat kesuksesan misi kemanusiaan itu, Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto memberi penghargaan pada para kru yang terlibat.
"Ini merupakan momen yang tepat waktu, tepat sasaran dan tepat guna karena bermanfaat untuk membantu meringankan beban saudara-saudara kita yang di Palestina," kata Agus dikutip dari Indonesia.go.id.