Ramah Lingkungan, Mahasiswa UGM Ciptakan Inovasi Ini untuk Serap Limbah Laundry
Merdeka.com - Di kota-kota besar, pencemaran lingkungan semakin buruk. Limbah-limbah rumah tangga dibuang di sembarang tempat seperti di sungai maupun di tempat-tempat umum.
Salah satu limbah yang pengaruhnya paling besar terhadap lingkungan adalah limbah laundry. Seiring waktu, usaha laundry semakin menjamur karena menawarkan solusi praktis bagi orang-orang sibuk yang tidak punya waktu untuk mencuci baju sendiri.
Namun keberadaan usaha laundry ini bukannya tanpa masalah. Justru keberadaannya bisa memunculkan persoalan pencemaran lingkungan dari air limbah yang sering kali dibuang langsung ke saluran air tanpa pengolahan terlebih dahulu.
Latar belakang inilah yang membuat lima mahasiswa UGM menciptakan inovasi untuk mengurangi dampak buruk dari limbah laundry itu. Seperti apa inovasi mereka? Berikut selengkapnya:
Memanfaatkan Limbah
©2022 Merdeka.com/Imam Buhori
Inovasi yang dilakukan kelima mahasiswa UGM itu terbilang unik. Karena untuk menyerap limbah yang dihasilkan daru usaha laundry, mereka menggunakan jenis limbah lain, yaitu limbah styrofoam dan limbah cangkang udang. Kelima mahasiswa itu sendiri adalah Mahendrea Nora, Virna Agustisari, Adyatma Bhagaskara, Alice Lim (Fakultas MIPA), dan Hardian Ridho Alfalah (Fakultas Biologi).
“Kami memanfaatkan peluang dari melimpahnya jumlah limbah styrofoam dan kulit udang untuk menciptakan membran yang mampu mengatasi permasalahan limbah laundry ini,” kata Hardian Ridho, salah satu dari lima mahasiswa UGM itu.
Dapat Serap Limbah dalam Jumlah Besar
©2022 Merdeka.com/Imam Buhori
Mahasiswa lainnya, Mandrea, menjelaskan bahwa hasil cucian laundry yang dibuang tanpa diolah terlebih dahulu akan menghasilkan limbah cair yang mengandung surfaktan berbahaya. Salah satunya adalah zat Alkil Benzena Sulfonat (ABS) yang dapat menimbulkan masalah lingkungan.
Oleh sebab itu, kelima mahasiswa itu berinovasi dengan membuat membran dari limbah styrofoam yang dapat menyerap komponen ABS. Mandrea menjelaskan, styrofoam bersifat non-biodegradable yang dapat menyumbang penumpukan limbah sehingga diperlukan pengolahan secara kimia melalui isolasi dan konversi kandungan polistirena di dalamnya menjadi polistirena sulfonat (PSS).
Sedangkan kitosan dari limbah kulit udang digunakan sebagai polikatonik yang dapat menyerap limbah dalam jumlah besar.
Kutub Positif dan Negatif
Shutterstock/montego
Mandrea menyampaikan kombinasi antara PSS dengan kitosan dapat menghasilkan adsorben berupa membran polielektrolit yang dapat diibaratkan sebagai bola dengan kutub positif dan negatif. Kutub positif mewakili kitosan yang berfungsi untuk menarik ABS pada limbah laundry, sedangkan kutub negatif mewakili PSS yang berperan sebagai penguat struktur membran.
“Inovasi membran PSS-kitosan ini diharapkan menjadi inisiator dalam pengembangan adsorben ramah lingkungan. Pembuatan membran ini melibatkan pemanfaatan limbah yang berasal dari lingkungan sehingga selain menciptakan lingkungan yang bebas oleh limbah laundry, juga dapat mengatasi persoalan limbah styrofoam dan kulit udang,” pungkas Mandrea.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Inovasi adalah semua hal baru yang berangkat dari ilmu pengetahuan tentunya dengan manfaat dalam kehidupan manusia.
Baca SelengkapnyaProduksi kentang di Modoinding Minahasa Selatan, mengalami kenaikan signifikan hingga 55 persen dari awalnya 9,9 ton per Hektare (Ha) menjadi 15,8 ton/Ha.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum artikel tentang prinsip-prinsip penting yang perlu dipertimbangkan dalam membangun lingkungan bermain dan belajar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa manfaat olahraga bisa berbeda pada pria dan wanita.
Baca SelengkapnyaSelain berbagai upaya reinvention business dalam tubuh Pupuk Kaltim, pihaknya juga terus melakukan kolaborasi dengan berbagai stakeholders.
Baca SelengkapnyaSelama periode Januari-September 2023, Baruwani telah berkontribusi mengolah sedikitnya 700 ton sampah organik menjadi kompos dengan penurunan gas metana.
Baca SelengkapnyaIPTEK adalah singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Istilah ini mencakup bidang penyelidikan ilmiah dan kemajuan teknologi yang terus berkembang.
Baca SelengkapnyaVolume sampah yang terus meningkat masih menjadi tantangan bagi pemerintah di tengah fasilitas pengolahan sampah yang terbatas.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang contoh permasalahan lingkungan hidup dan solusinya.
Baca Selengkapnya