Tak Relevan dengan Zaman, Sayur 'Tolak Bala' Bisa Tangkal Corona Tuai Pro Kontra
Merdeka.com - Kasus warga yang terjangkit Virus Corona semakin bertambah di Indonesia. Dilansir dari Liputan6.com, Senin (23/3), tercatat per 21 Maret sebanyak 20 provinsi telah terjangkit virus COVID-19. Sementara itu 514 orang dinyatakan positif terkena Virus Corona dan 48 orang meninggal dunia.
Di Yogyakarta sendiri, telah ada 5 orang dinyatakan positif terkena Virus Corona dan belum dinyatakan ada pasien yang meninggal dunia. Karena merebaknya virus itu warga Jogja pada berburu empon-empon yang diyakini dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Setelah empon-empon, warga Jogja kemudian juga berburu sayur 'tolak bala' yang pernah diperintahkan Sri Sultan Hamengkubuwana IX dalam menghadapi “pageblug” atau wabah pada zamannya. Salah satu penjual sayur tolak bala itu adalah Mbah Sariyem yang berjualan di Pasar Wates, Kulonprogo.
Sayur Tolak Bala
Cookpad/KikyNovia
Dengan menunjuk dagangannya, Mbah Sariyem mengatakan bahwa sayur yang ia jual merupakan sayur tolak bala. Dilansir dari Liputan6.com, sayur yang sudah dibungkus satu plastik itu berisi bahan sayur lodeh di antaranya kacang panjang, daun melinjo, daun so, terong, kluwih, waluh, tempe, dan labu siam. Sejak seminggu terakhir, sudah banyak pembeli yang membeli sayur tolak bala itu.
"Ini sayur tolak bala di musim pageblug (wabah penyakit). Harganya lima ribu sudah termasuk semuanya. Ini juga sudah ada tambahan buncis, jagung, atau ambas," ujar Mbah Sariyem.
Sudah Dibungkus Jadi Satu
Para pembeli yang hendak membeli sayur tolak bala itu tak perlu repot membeli bahannya satu per satu. Bahan-bahan yang dijual sudah dijadikan satu dalam satu plastik. Kemudahan itulah yang membuat sayur itu laku di pasar.
Salah seorang pembeli di Pasar Wates, Iin, mengatakan semua bahan sayur tolak bala yang telah dibungkus jadi satu itu membuatnya tertarik untuk membelinya.
"Tadi kan ada yang jual per bahan jadi males kalau belinya harus satu per satu. Ini ada yang jual komplet langsung saya beli dua bungkus," ujar warga Giripeni, Wates itu dilansir dari Liputan6.com.
Mengikuti Anjuran Sultan HB IX
2020 liputan6.com
Iin mengetahui pesan berantai tentang anjuran memasak sayur tolak bala yang beredar di media sosial. Namun menurutnya, anjuran ini datang dari Raja Jogja sebelumnya, Sultan HB IX, yang memerintahkan rakyat Jogja untuk memasak sayur tolak bala dalam rangka menghadapi wabah penyakit.
"Tahu lewat beberapa berita. Orang zaman dahulu gitu caranya. Ya tidak ada salahnya mencoba, sekalian masak sayur tolak bala ini," terang Iin dilansir dari Liputan6.com.
Dipercaya Bisa Usir Pageblug
Rio, warga Wates, percaya bahwa sayur tolak bala bisa menghindarkan diri dari wabah penyakit. Dilansir dari Liputan6.com, Rio mengaku dulu keluarganya pernah memasak sayur itu saat terjadi wabah. Usai memasak sayur itu, keluarganya tidak terkena wabah yang sedang menyebar itu.
"Dulu orang tua saya pernah masak sayur kluwih itu. waktu itu ada pageblug, tapi enggak tahu wabah apa," ujar Rio.
Tak Ada Kaitan
2020 Merdeka.com/ cdc
Berbeda dengan Rio, Tutik, warga Bantul mengaku tak percaya bahwa sayur tolak bala bisa membuat orang terhindar dari serangan Virus Corona.
Menurutnya, tak ada kaitan antara sayur tolak bala dengan mencegah Virus Corona. Selain itu, belum dapat dibuktikan dengan makan sayur tolak bala, seseorang tidak akan positif terkena COVID-19.
"Misal, saya positif Virus Corona lalu saya salaman dengan orang lain yang sudah makan sayur itu. Apakah orang itu benar-benar tidak akan tertular?" jelas Tutik.
Tak Relevan dengan Zaman
Tutik mengaku sudah membaca tentang sayur tolak bala itu di berbagai media. Dari hasil pembacaannya itu, Tutik mengambil kesimpulan bahwa keyakinan mengenai sayur tolak bala yang mampu menghindarkan diri dari Virus Corona sudah tidak relevan lagi dengan zaman.
"Kondisi saat ini dengan zaman dahulu itu berbeda. Zaman sekarang itu pengetahuannya sudah maju, jadi saya tidak percaya sayur tolak bala dapat mencegah Corona," kata Tutik dilansir Liputan6.com, Senin (23/3).
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bocah di Jakarta Utara 'Disunat Jin' Usai Kencing di Kali, Ternyata Ini yang Terjadi
Dilansir dari Liputan6, ocah 6 tahun, AJ disunat jin yang memicu perhatian warga Mereka berbondong-bondong ke rumah AJ, . Simak kronologi selengkapnya!
Baca SelengkapnyaBikin Onar di Jalan, Ratusan Pesilat Lamongan Menangis Sesenggukan di Kantor Polisi
Pesilat asal Lamongan disambut banjir air mata usai digelandang ke kantor polisi akibat terlibat kericuhan.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi
Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sederhana Berlapis Kayu & Berlantai Semen Namun Kini Hangus dan Jadi Abu, Ini 8 Potret Rumah Masa Kecil Fikoh LIDA Sebelum Terbakar
Simak potret rumah masa kecil Fikoh LIDa sebelum terbakar!
Baca SelengkapnyaSisi Menarik Jaka Sembung, Tokoh Fiksi Indramayu yang Benci Penjajahan dan Berhasil Kalahkan Ilmu Rawa Rontek
Jaka Sembung jadi tokoh fiksi yang berasal dari Indramayu Jawa Barat. Intip fakta menariknya.
Baca SelengkapnyaJajaran Jenderal Bintang Tiga & Dua Polisi Kuliner Malam, Lahap Makan Pecel Pakai Tangan
Singgah di warung tenda pecel, sang jenderal menikmati hidangan dengan lahap.
Baca SelengkapnyaCiri Berlian Asli yang Gampang Dikenali, Simak Ulasannya
Ada beberapa ciri atau tanda yang dapat Anda kenali untuk membedakan berlian asli dan palsu.
Baca SelengkapnyaSejumlah Tokoh Nasional Hadiri Pemakaman Sesepuh Jabar Solihin GP
Mantan Gubernur Jawa Barat, Letnan Jenderal (Purn) Solihin Gautama Purwanegara (GP) meninggal dunia pada Selasa (5/2).
Baca SelengkapnyaMenjelajahi Toko Tembakau di Sepanjang Jalan Kaliurang Jogja, Surganya Para Penikmat Tingwe
Sejak awal 2020 banyak bermunculan toko tembakau di Jogja. Salah satu tempat yang paling banyak dijumpai adalah di sepanjang Jalan Kaliurang
Baca Selengkapnya