Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Peristiwa 30 Maret: Peringati Hari Perfilman Nasional, Begini Sejarahnya

Peristiwa 30 Maret: Peringati Hari Perfilman Nasional, Begini Sejarahnya Ilustrasi film. ©2014 Merdeka.com/shutterstock/Tatiana Popova

Merdeka.com - Film merupakan salah satu industri hiburan yang terus berkembang hingga saat ini. Termasuk di Indonesia, para sineas selalu menelurkan karya-karya baru yang menarik perhatian masyarakat. Baik dari segi cerita, penataan gambar, hingga penggunaan efek teknologi yang memberikan tampilan film semakin unik dan berbeda.

Industri perfilman Indonesia pun telah ada sejak zaman dahulu. Jika film masa kini banyak mengangkat berbagai hal yang mencirikan dunia modern, beda dengan film zaman dahulu yang banyak mengangkat perjuangan Indonesia zaman penjajahan. Tidak salah, jika film merupakan salah satu media yang dapat menjadi gambaran perjalanan waktu dan perubahan zaman dari masa ke masa.

Sebagai bagian penting dalam perkembangan hiburan di masyarakat, Indonesia pun menetapkan 30 Maret untuk diperingati sebagai Hari Perfilman Nasional setiap tahunnya. Peringatan Hari Perfilman Nasional ini sekaligus memberikan penghargaan bagi para sineas, aktor, dan aktris yang terus berkarya dan mengembangkan dan memperluas kiprah industri perfilman Indonesia di mata internasional.

Namun ternyata, peristiwa 30 Maret yang diperingati sebagai Hari Perfilman Indonesia mempunyai latar belakang sejarah yang menarik untuk disimak. Penetapan 30 Maret ini tidak lain diambil dari peristiwa pengambilan gambar film Darah dan Doa sebagai film lokal pertama yang mencirikan Indonesia. Jika Anda penasaran dengan latar belakang penetapan Hari Perfilman Nasional bisa menyimak informasi berikut.

Melansir dari Liputan6.com, berikut kami merangkum sejarah peristiwa 30 Maret sebagai Hari Perfilman Indonesia yang perlu Anda ketahui.

Sejarah Hari Perilman Nasional

ilustrasi film

pexels.com

Peristiwa 30 Maret yang diperingati sebagai Hari Perfilman Nasional diambil dari tanggal hari pertama pengambilan gambar film Darah dan Doa yang menjadi film lokal pertama yang mencirikan Indonesia. Film Darah dan Doa yang disutradarai oleh Usmar Ismail ini diambil pada 30 Maret 1950. Film ini juga disebut sebagai karya film pertama yang dibuat oleh orang Indonesia asli.

Dalam proses produksinya, film Darah dan Doa diagram oleh Usmar Ismail dengan perusahaan filmnya sendiri, yaitu Perfini (Perusahaan Film Indonesia). Sebelum membangun rumah produksi filmnya sendiri, Usmar Ismail sempat berkerja di perusahaan film Belanda. Karena merasa tidak cocok dengan sistem perfilman yang diterapkan pada perusahaan tersebut, kemudian Usmar Ismail memutuskan untuk keluar dan membuat rumah produksinya sendiri.

Setelah film Darah dan Doa diproduksi, kemudian pada 11 Oktober 1962 Dewan Film Nasional dan organisasi perfilman sepakat menetapkan tanggal 30 Maret 1950 sebagai Hari Film Nasional. Dengan ditetapkannya tanggal ini, masyarakat bisa mempelajari peristiwa penting dalam perjalanan industri film di Indonesia.

Film Darah dan Doa

Setelah mengetahui sejarah peristiwa 30 Maret yang ditetapkan sebagai Hari Perfilman Nasional, berikutnya sangat menarik untuk dibahas alasan di balik pemilihan film Darah dan Doa. Film Darah dan Doa disebut sebagai penanda bangkitnya industri perfilman Indonesia. Bukan tanpa sebab, film ini diambil karena menceritakan sepenggal gambaran masyarakat Indonesia di zaman penjajahan.

Kisah ini dimulai dari tokoh utama Kapten Sudarto sebagai sosok prajurit Indonesia yang melakukan perjalanan dari Yogyakarta menuju pangkalan utama di Jawa Barat bersama keluarganya. Selain berperan sebagai pemimpin, Kapten Sudarto juga menampilkan sisi seorang manusia biasa yang rentan membuat kesalahan.

Dalam perjalanannya, ia dipertemukan oleh seorang pengungsi wanita berdarah Indo-Belanda. Sang komandan pun menaruh hati pada wanita tersebut meskipun ia telah mempunyai seorang istri.

Selain cerita yang menyajikan sisi romansa, film ini dinilai sukses menggambarkan ideologi orang Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan. Alasan inilah yang membuat film Darah dan Doa sebagai film lokal pertama yang mencirikan perjuangan Indonesia. Tidak salah jika, film ini menjadi latar belakang dari peringatan Hari Perfilman Nasional yang diperingati setiap tahun.

Sempat Mendapat Pertentangan

ilustrasi film

pinterest.com

Setelah mengetahui alasan di balik peristiwa 30 Maret sebagai Hari Perfilman Nasional, perlu diketahui juga bahwa film Darah dan Doa sempat mendapat pertentangan dari berbagai pihak. Penetapan tanggal ini sempat ditentang dari golongan kiri yang yang sangat agresif.

Kemudian pada 1964, golongan kiri membentuk PAPFIAS (Panitia Aksi Pemboikotan Film Imperialis Amerika Serikat) dan melakukan serangan-serangan kepada film Usmar Ismail yang dianggap tidak nasionalis atau kontra-revolusioner.

Dalam hal ini, PKI (Partai Komunis Indonesia) juga termasuk golongan yang menentang dan tidak mengakui tanggal 30 Maret 1950 sebagai Hari Film Nasional. Bukan hanya itu, bersama dengan golongan kiri, mereka menuntut 30 April 1964 ditetapkan sebagai Hari Perfilman Nasional, yang tidak lain diambil dari tanggal berdirinya PAPFIAS.

Namun pada 1966 terjadi peristiwa Gestapu, di mana golongan komunis yang diserang dan dikalahkan. Akhirnya wacana penggantian tanggal Hari Perfilman Nasional tidak dilakukan, dan menetapkan dan mengakui 30 Maret 1950 sebagai Hari Perfilman Nasional secara resmi.

Daftar Film Pertama Indonesia

Setelah mengetahui latar belakang peristiwa 30 Maret yang ditetapkan sebagai Hari Perfilman Nasional, terdapat beberapa judul film lain yang diketahui sebagai film pertama yang diproduksi Indonesia. Tidak kalah menarik dari film Darah dan Doa, berikut beberapa daftar film pertama Indonesia yang perlu Anda ketahui:

Loetoeng Kasaroeng – (1926) Eulis Atjih – (1927) Lily Van Java – (1928) Rensia Boroboedor – (1928) Setangan Berloemoer Darah – (1928)

(mdk/ayi)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
4 April: Hari Lahir Persandian Nasional, Berikut Sejarah dan Tujuannya

4 April: Hari Lahir Persandian Nasional, Berikut Sejarah dan Tujuannya

Hari Persandian Nasional adalah peringatan yang diadakan setiap tanggal 4 April di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Hari Istiqlal 22 Februari: Memaknai Sejarah dan Nilai Persatuan

Hari Istiqlal 22 Februari: Memaknai Sejarah dan Nilai Persatuan

Setiap tanggal 22 Februari 2024, Indonesia memperingati Hari Istiqlal.

Baca Selengkapnya
21 Januari: Peringatan Hari Pelukan Nasional, Berikut Sejarah dan Tujuannya

21 Januari: Peringatan Hari Pelukan Nasional, Berikut Sejarah dan Tujuannya

Hari Pelukan Nasional dirayakan setiap tahun pada tanggal 21 Januari.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sejarah 14 Maret 1931: Perilisan Bersejarah Alam Ara, Film Bersuara Pertama di India

Sejarah 14 Maret 1931: Perilisan Bersejarah Alam Ara, Film Bersuara Pertama di India

“Alam Ara” adalah film bersejarah dalam industri perfilman India karena merupakan film bersuara pertama di negara tersebut.

Baca Selengkapnya
Hari Ibu 22 Desember atau 14 Mei? Ternyata Begini Sejarahnya

Hari Ibu 22 Desember atau 14 Mei? Ternyata Begini Sejarahnya

Hari Ibu di Indonesia, diperingati setiap 22 Desember setiap tahunnya menjadi momen penting secara nasional. Apa bedanya dengan mother days di seluruh dunia?

Baca Selengkapnya
Peringatan Hari Pertahanan Sipil 19 April, Berikut Sejarah dan Tujuannya

Peringatan Hari Pertahanan Sipil 19 April, Berikut Sejarah dan Tujuannya

Hari Pertahanan Sipil memiliki sejarah yang terkait erat dengan perkembangan politik dan keamanan nasional.

Baca Selengkapnya
Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, Ini Sejarah dan Para Tokoh Penggagasnya

Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, Ini Sejarah dan Para Tokoh Penggagasnya

Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah sebuah upaya besar dalam perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda.

Baca Selengkapnya
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.

Baca Selengkapnya
Pecah Rekor! Film Indonesia Tembus 55 Juta Penonton di Tahun 2023

Pecah Rekor! Film Indonesia Tembus 55 Juta Penonton di Tahun 2023

Pecah rekor, film Indonesia tahun 2024 tembus 55 juta penonton. Terbanyak sepanjang sejarah.

Baca Selengkapnya