Mengenal Musimin, Sosok Penyelamat Anggrek Merapi dari Erupsi
Merdeka.com - Musimin tengah menunjukkan koleksi anggrek hutan Gunung Merapi yang terancam punah. Siapa sangka, anggrek liar endemik Merapi pernah luluh lantah tersapu oleh erupsi dan kebakaran hutan di Gunung Merapi.
Sembari bercerita, Musimin mengenang kembali, hutan yang tersapu api dan muntahan material gunung Merapi tak ubahnya sebagai bencana yang mengerikan. Tepat 1 kilometer dari rumahnya, erupsi merapi membumi hanguskan hutan beserta anggrek di dalamnya.
Tepatnya pada tahun 1994 Musimin mulai tergerak hatinya untuk mengenal lebih jauh mengenai anggrek yang tersebar di Gunung Merapi. Bahkan kini, ratusan nama ilmiah anggrek mampu ia hafalkan di luar kepala. Tujuan utamanya ialah menyelamatkan spesies anggrek di Merapi dari ancaman erupsi dan kepunahan.
©2021 Merdeka.com/Ibrahim Hasan
Di dalam green house inilah ratusan jenis anggrek dan tanaman endemik Lereng Merapi ia kembangkan. Di dalam rumah tanam ini anggrek merapi dapat dibiakkan menjadi berlipat. Komitmen Musimin untuk menjaga kelestarian anggrek merapi sangatlah kuat. Meskipun sering dipandang sebelah mata, namun tekadnya tak pernah kendor.
Sedikitnya ada 178 spesies anggrek yang ada di dalam green housenya. Yang semula hanya berasal dari Gunung Merapi, kini ia kembangkan dengan mendatangkan jenis anggrek dari seluruh Indonesia. Tujuan inilah yang akan melengkapi greenhouse dan memperkaya koleksi anggrek di hutan Gunung Merapi. Rumah penyelamatan anggrek ini berada di Desa Turgo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Jarak 100 meter ke utara dari rumahnya merupakan kawasan Taman Nasional Gunung Merapi. Musimin sendiri mampu merambah hutan hingga jangkauan 5 hektar. Menemukan, dan merawat anggrek yang jumlahnya terancam.
©2021 Merdeka.com/Ibrahim Hasan
Kini Musimin mengelola dua green house. Satu untuk menampung anggrek dengan jumlah melimpah. Rumah tanam kedua menjadi rumah bagi anggrek Merapi yang kondisi dan jumlahnya kritis. Beberapa spesies tumbuhan lain juga ia budidayakan, tujuannya sama, mengantisipasi musnahnya dari Hutan Gunung Merapi.
Bunga anggrek terkenal akan keunikannya yang hidup menempel pada inang. Di rumah tanamnya, ia menyediakan ratusan inang untuk tumbuh kembang anggrek. Mulai dari potongan batang kayu, potongan pohon pakis, hingga bahan arang dan pecahan genteng.
Beberapa kolektor bunga menjadikan anggrek sebagai bunga idaman. Yang selalu dinantikan berbunga. Namun jika menyambangi rumah tanam Budidaya Anggrek Merapi Musimin, anggrek tak melulu soal bunga yang indah.
©2021 Merdeka.com/Ibrahim Hasan
Keunikan anggrek lainnya ialah dari ukurannya. Beberapa spesies anggrek memiliki ukuran yang besar hingga ukurannya yang kecil. Di alam liar, menemukan anggrek kecil menjadi tantangan sendiri. Keunikan anggrek inilah yang dijadikan alasan orang jahil yang mengambil anggrek semena-mena. Sebuah fenomena yang disesalkan Musimin dari kelangsungan spesies anggrek Merapi.
Terlepas dari bahaya erupsi, pencurian anggrek hutan secara masif juga akan merampas spesies anggrek Merapi. Pihak yang tak bertanggung jawab tersebut hanya mengambil keuntungan semata. Untuk dijual pada masyarakat umum tanpa menghiraukan kelestariannya di alam liar.
©2021 Merdeka.com/Ibrahim Hasan
Lebih dari 25 tahun, Musimin menyelamatkan satu per satu spesies anggrek dari Gunung Merapi. Beberapa program mulai ia jalankan demi kelestarian. Anggrek yang telah ia ambil dari hutan kemudian dibesarkan dan dibudidayakan. Susah-susah gampang melipat gandakan anggrek.
Musimin mempermudahnya dengan memahami anggrek sebagai makhluk hidup. Tahu kehidupan anggrek berarti punya modal untuk melestarikan anggrek. Anggrek yang dibudidayakan dapat berasal dari tunas, akar, bulb atau batang, hingga biji. Musimin mengaku menumbuhkan anggrek dari biji menjadi hal yang paling sulit.
Jika anggrek telah dikembangbiakkan dan berlipat, saatnya untuk melepas anggrek kembali ke habitat. Program yang ia jalankan salah satunya ialah adopsi anggrek. Bukan mengadopsinya dan membawanya pulang. Namun sang adopter akan dikenakan biaya adopsi sebagai jaminan perawatan anggrek di alam liar.
©2021 Merdeka.com/Ibrahim Hasan
Anggrek yang telah diadopsi akan dijamin keberadaan dan pertumbuhannya. Musimin sendiri mengaku harus naik turun gunung untuk menjaga anggrek tetap hidup. Ia menjaganya dari ancaman kemarau, juga dari ancaman tangan-tangan jahil.
Sebagai seorang yang mencintai kelestarian hutan, ia berharap agar kedepan mendapatkan wewenang penuh untuk mengelola, memantau, dan merawat anggrek yang ada di Gunung Merapi.
Berbagai upaya lain ialah menjadikan tempat budidayanya sebagai lokasi edukasi. Eco edukasi wisata alam telah berlangsung. Ia tak segan memaparkan pentingnya kelestarian alam, hingga anggrek yang harus dijaga hingga kelak anak cucu bisa menikmati keindahannya.
(mdk/Ibr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gunung Merapi mengalami erupsi. Hujan abu melanda Boyolali dan Klaten
Baca SelengkapnyaGunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi kembali mengeluarkan rentetan awan panas guguran pada Senin (4/2) sore.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gunung Merapi Dua Kali Luncurkan Awan Panas Guguran
Baca SelengkapnyaPetugas mengimbau agar masyarakat yang ada di sekitar Marapi dan seluruh pihak agar menjaga situasi agar tetap kondusif di masyarakat.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru memuntahkan letusan disertai Awan Panas Guguran (APG) pada Senin (25/12) sekitar pukul 05.12 WIB.
Baca SelengkapnyaPuncak Gunung Merapi dipenuhi batu-batu berapi yang suhunya diperkirakan mencapai 1.000 derajat.
Baca SelengkapnyaDua kali awan panas guguran ini terjadi pada pukul 19.56 WIB dan 20.03 WIB.
Baca SelengkapnyaErupsi terjadi dengan durasi waktu tercatat selama 127 detik pada Sabtu malam pukul 22.13 WIB.
Baca Selengkapnya