Mengenal Kecanduan Tidur dalam Kondisi Medis, Begini Penjelasan Para Ahli

Selasa, 22 Maret 2022 16:00 Reporter : Ayu Isti Prabandari
Mengenal Kecanduan Tidur dalam Kondisi Medis, Begini Penjelasan Para Ahli Ilustrasi tidur. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Tidur merupakan salah satu kebutuhan tubuh yang perlu dipenuhi. Mendapatkan tidur yang cukup, dapat membantu tubuh rileks dan beristirahat setelah beraktivitas seharian. Selain itu, tidur juga membantu Anda mendapatkan kembali energi secara penuh untuk melakukan kegiatan di keesokan harinya.

Lebih dari itu, memiliki pola tidur yang cukup dan teratur membantu daya tahan tubuh tetap kuat dan bugar. Dengan begitu, Anda tidak mudah sakit sebab sistem imun dapat bekerja dengan baik dalam melawan berbagai hal pemicu penyakit. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan tidur cukup yaitu 7 hingga 8 jam sehari untuk menjaga tubuh tetap sehat dan bugar.

Meskipun begitu, ada sebagian orang yang masih merasa lelah, bahkan setelah mendapatkan durasi waktu tidur 7 hingga 8 jam di malam hari. Di mana Anda sering merasakan kantuk dan muncul keinginan untuk tidur di siang hari, meskipun sudah mendapatkan tidur yang cukup. Sering kali, orang yang terlalu banyak tidur dijuluki kecanduan tidur.

Namun, apakah kondisi kecanduan tidur benar-benar ada dalam kondisi medis. Lalu hal apa saja yang menyebabkan Anda tidur secara berlebihan. Dilansir dari Healthline, berikut kami merangkum penjelasan mengenai kecanduan tidur dalam kondisi medis yang perlu Anda ketahui.

2 dari 4 halaman

Kecanduan Tidur dalam Kondisi Medis

ilustrasi tidur menggunakan guling
©europeanbedding.sg/

Secara umum, setiap orang membutuhkan durasi tidur selama 7 jam setiap malam. Ketika Anda secara tidur 7 jam di malam hari, namun tidak merasa mendapatkan istirahat yang cukup dan sering mengantuk, hingga mendambakan tidur di siang hari, Anda mungkin mulai merasa memiliki gangguan kecanduan tidur.

Meskipun begitu, menurut National Health Service, kecanduan tidur bukan termasuk kondisi yang diakui secara medis. Sebab, kecanduan biasanya dikaitkan dengan perilaku kompulsif yang berbahaya, akibat penggunaan zat, obat-obatan, hingga konsumsi alkohol.

Sementara tidur adalah fungsi biologis yang pada dasarnya tidak berbahaya. Di mana, setiap orang memerlukan tidur cukup demi menciptakan kesehatan tubuh yang baik. Sama seperti bernapas, setiap orang perlu bernapas, sehingga tidak ada istilah kecanduan bernapas, atau kecanduan tidur.

Meskipun begitu, kebiasaan tidur berlebihan biasanya dikaitkan dengan kondisi kesehatan mental tertentu. Diketahui, beberapa gangguan mental sering menyebabkan penderita lelah dan mengantuk sehingga mendorongnya untuk tidur lebih banyak dari biasanya.

3 dari 4 halaman

Penyebab Tidur Berlebihan

ilustrasi tidur menggunakan guling
©europeanbedding.sg/

Seperti disebutkan sebelumnya, kondisi tidur berlebihan sering dikaitkan dengan gangguan kesehatan mental tertentu. Dalam hal ini, orang yang mengalami depresi dan kecemasan sering kali mengalami gejala tersebut.

Selain itu, kebiasaan tidur berlebihan juga disebabkan oleh kondisi gangguan tidur. Gangguan tidur yang menyebabkan seseorang tidur dalam waktu lama atau tidur berlebihan dikenal dengan istilah hiperinsomnia. Umumnya, penderita akan merasakan kantuk secara terus menerus, termasuk saat di siang hari.

Kantuk di siang hari yang berlebihan juga bisa disebabkan oleh kondisi lain. Ini termasuk:

  • Narkolepsi
  • Sindrom Kleine-Levin
  • Hipersomnia idiopatik
  • Sleep apnea
  • Dysania, atau ketidakmampuan untuk bangun dari tempat tidur
4 dari 4 halaman

Gejala Gangguan Hiperinsomnia

011 tantri setyorini

©Pixabay

Meskipun kecanduan tidur tidak diakui sebagai kondisi medis, namun Anda perlu memperhatikan tanda-tanda apa saja yang sering muncul ketika Anda mengalami gangguan tidur. Khususnya, gangguan tidur hiperinsomnia yang menyebabkan dorongan tidur lebih lama dan berlebihan.

Tanda-tanda hipersomnia meliputi:

  • Kelelahan
  • Kesulitan bangun setelah tidur lama
  • Sifat lekas marah
  • Keinginan untuk tidur siang
  • Kesulitan mengingat memori
  • Kabut otak atau kondisi otak tidak fokus

Meskipun hipersomnia bukanlah kecanduan, mereka yang telah didiagnosis hipersomnia dapat mengalami berbagai efek samping. Beberapa efek samping yang ditimbulkan gangguan hiperinsomnia ini meliputi:

  • Energi rendah
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Migrain
  • Sering kehilangan nafsu makan
  • Kegelisahan
  • Halusinasi
  • Pemikiran bunuh diri
  • Hilang ingatan

Dalam beberapa kasus, hipersomnia dapat menyebabkan kondisi lain seperti:

  • Diabetes
  • Kegemukan
  • Depresi klinis

Anda mungkin juga sangat lelah karena kebiasaan tidur yang buruk, jadwal tidur yang terganggu, atau perilaku di siang hari. Dengan begitu, penting untuk memperhatikan kebiasaan tidur sehari-hari. Usahakan untuk mendapatkan istirahat tidur yang cukup, olahraga rutin, dan konsumsi makanan yang bergizi seimbang. Jika Anda mengalami gangguan tidur, sebaiknya segera konsultasikan pada profesional untuk mendapatkan perawatan yang baik.

  [ayi]

Baca juga:
Mengenal 4 Tipe Sleep Chronotype, Ketahui Jam Produktif dan Waktu Tidur Terbaikmu
Peristiwa 18 Maret: Peringati Hari Tidur Sedunia, Begini Sejarahnya

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini