Kisah Perjuangan Muflih Fathoni, Mahasiswa Berprestasi yang Kesulitan Saat Cari Kerja
Merdeka.com - Menyandang predikat sebagai lulusan berprestasi tak menjamin seorang mahasiswa bisa lancar masuk ke dunia kerja. Itulah yang dirasakan betul oleh Muflih Fathoni.
Selepas menyelesaikan studi, lulusan Diploma III Jurusan Teknik Otomotif Fakultas Teknik UNY itu berkali-kali tidak diterima bekerja di salah satu bengkel resmi kendaraan sebagai Service Advisor. Pada akhirnya, ia pun bekerja sebagai Surveyor Leasing.
Namun karena tidak memiliki passion dengan pekerjaan itu, dia kesulitan mengikuti tuntutan kerja. Kurang dari dua tahun bekerja di sana, target nasabahnya tidak terpenuhi.
Padahal saat itu, istrinya yang hanya seorang guru honorer di salah satu SMK Negeri di Kapanewon Ngawen sedang mengandung anak pertama mereka. Kondisi tersebut membuatnya merasakan kesulitan finansial.
“Saya akhirnya dirumahkan karena sudah dua kali dapat SP karena antara penjualan dengan nasabah saya tidak tepat waktu dalam pembayaran,” ungkap Muflih dikutip dari Liputan6.com pada Kamis (29/10). Berikut kisah selengkapnya:
Raih Gelar Internasional
©2020 liputan6.com
Semasa menjalani studi kuliah, Muflih sebenarnya merupakan mahasiswa berprestasi. Hobinya melakukan riset sederhana membuatnya dilirik oleh para dosen pembina di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di bidang Rekayasa Teknologi. Unit kegiatan itu memiliki ambisi untuk bisa mengikuti kompetisi Internasional.
Gayung bersambut, pada Mei 2014 dia bersama puluhan tim lain dikirim UNY untuk mengikuti lomba Green Car Competition di Korea Selatan. Pada akhirnya, selama seminggu perlombaan, mobil yang berbulan-bulan ia rakit bersama anggota tim lainnya meraih peringkat satu dan tiga untuk kategori akselerasi.
“Di masa-masa krisis menjelang pengumuman kami satu tim hanya diam sambil zikir, tegang sekali. Tapi begitu pengumuman, lagu Indonesia Raya bisa dinyanyikan di kompetisi. Atas capaian kami rasanya bangga dan terharu sekali,” kenang Muflih.
Gelar Kedua
© Japan-magazine.jnto.go.jp
Sekembalinya ke tanah air, Muflih sebenarnya sudah meminta izin ke dosen pembimbingnya di UKM itu untuk tak lagi mengikuti kompetisi karena dia ingin fokus menyelesaikan studi. Tapi waktu itu dosen pembimbingnya justru marah karena ada kompetisi di Jepang yang harus diikuti pada tahun 2015. Sempat dilema, akhirnya Muflih memilih untuk ikut berkompetisi bersama anggota tim lain.
Untuk mengikuti kompetisi itu, Muflih bersama anggota tim lainnya merancang sebuah mobil yang diberi nama Garuda F15. Mobil itu dapat melaju hingga kecepatan 120 km/jam dengan kekuatan mesin 45 tenaga kuda (HP).
“Garuda F15 menggunakan mesin 1 silinder 600 cc. Pemilihan materi dan komponen 80 persen bahan lokal dan mudah didapat. Capaian prestasi dari karya ini waktu itu adalah menjadi runner-up pendatang baru terbaik,” ungkap Muflih.
Sulit Cari Kerja
©Liputan6.com/Johan Tallo
Pada awal 2016, Muflih berhasil menyelesaikan studinya dengan predikat mahasiswa berprestasi. Namun predikat itu nyatanya tak menjamin dia mudah memperoleh kerja. Sekitar setengah tahun dia harus berjuang mencari kerja dan di sela-sela itu dia menjadi buruh lepas supir angkut barang untuk Event Organizer di Jogja.
Setelah sempat bekerja sebagai surveyor leasing selama hampir dua tahun, dia akhirnya diajak bergabung oleh temannya dari tim Garuda UNY untuk menekuni usaha persewaan dan servis alat berat. Meskipun saat menjadi mahasiswa dia bermimpi bakal mudah mendapatkan pekerjaan, namun untuk saat ini dia tak muluk-muluk memasang target.
“Tanpa pikir panjang kondisi butuh mepet walaupun nglaju ke Sleman tapi tidak saya pikir. Yang penting kebutuhan anak dan istri tercukupi. Masalahnya kalau sekarang sudah kepepet butuh,” kata Muflih dikutip dari Liputan6.com pada Kamis (29/10).
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah Pilu Istri Menanti Suami Tak Pulang, Ternyata Driver Taksi Online Itu Dibunuh 2 Mahasiswa karena Utang
Modus pelaku, berpura-pura memesan dan meminta diantarkan ke suatu tempat. Tetapi dalam perjalanan dihabisi.
Baca SelengkapnyaIngin Keluar dari Zona Nyaman, Cerita Fadly Bouti Lolos Masuk Universitas Pertahanan RI
Cerita salah satu kadet mahasiswa Unhan yang berhasil lolos seleksi setelah dua kali gagal.
Baca SelengkapnyaMomen Ukhti Berparas Imut Pergi Kajian, Tak Disangka Aslinya 'Sangar' Profesinya Polwan Reskrim
Bahkan, dia bukan merupakan sosok sembarangan di ruang lingkup profesinya tersebut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Siswa ini Kejar Mobil yang Ditabraknya, Ternyata Lakukan ini Bikin Warganet Respek Banget!
Momen siswa dengan 'gentle' mengejar mobil yang tak sengaja ditabraknya untuk melakukan tindakan terpuji.
Baca SelengkapnyaHalangi Pengendara Motor yang Lawan Arah Jalan, Aksi Para Bocah Ini Banjir Pujian
Bocah-bocah ini tampak memberhentikan pengendara motor yang ugal-ugalan melawan arah jalan. Aksinya banjir pujian.
Baca SelengkapnyaPerjuangan Firmansyah, Mahasiswa Garut Tak Malu Nyambi Ngojek dan Jualan Aci demi Bisa Kuliah & Tak Terus Hidup Miskin
Firman berjuang keras untuk mengangkat derajat keluarganya yang selama ini hidup miskin.
Baca SelengkapnyaMengurungkan Niat Berangkat Ke Jepang Untuk Bekerja, Pemuda Ini Memilih Berternak Entok 'Alhamdulillah Sudah Punya Mobil dan Menikah'
Berbekal kesungguhan dan keyakinan, nyatanya ternak yang dijalaninya membuahkan hasil tak terduga. Ia sukses menjadi seorang peternak entok muda.
Baca SelengkapnyaBikin Bangga, Tiga Perwira Remaja TNI Lulus di Akademi Pertahanan Jepang, Ini Sosoknya
Ketiganya kini menyandang gelar Bachelor of Engineering.
Baca SelengkapnyaMomen Brigjen TNI Faisol Gagah Sambut Menteri Pensiunan Jenderal Darah Kopassus
Komandan Korem 061/Surya Kencana Brigjen TNI Faisol Izuddin Karimi kedapatan menyambut sosok Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Baca Selengkapnya