Kisah Hidup Artis Legendaris Titien Sumarni Sang 'Ratu Layar Perak', dari Kondang hingga Meninggal Tragis
Artis legendaris yang mendapat julukan 'Ratu Layar Perak' ini meninggal tragis di usia 33 tahun.
Artis legendaris yang mendapat julukan 'Ratu Layar Perak' ini meninggal tragis di usia 33 tahun.
Raden Ajeng Titien Sumarni merupakan seorang artis cantik legendaris Indonesia yang aktif pada tahun 1950-an.
Semasa hidupnya, ia membintangi banyak film terkenal.
Selama menjalani kariernya di dunia perfilman ia pernah dinobatkan sebagai ratu layar perak. Berkat popularitasnya, ia dikenal kaya, dan memiliki beberapa mobil dan beberapa rumah.
Namun keadaan itu tak bertahan lama. Ia depresi karena menjalin skandal dengan orang-orang penting. Kisah akhir hidupnya pun sangat tragis. Ia meninggal dunia dalam kemiskinan dan kesendirian.
Lantas seperti apa kisah hidupnya? Berikut selengkapnya:
Dikutip dari kanal YouTube Indonesia Insider, karier Titien Sumarni sebagai seorang artis bermula saat ia diperkenalkan pegawai studio film Golden Arrow, Harun Al-Rasyid kepada sutradara Raden Arifin yang hendak membuat film. Dia kemudian diajak bermain dalam film “Seruni Laju” pada tahun 1951.
Sebelum memulai kariernya, perempuan kelahiran Surabaya 28 Desember 1932 itu sudah menikah dengan Mustari, seorang pegawai Djawatan Perekonomian Tasikmalaya. Mereka menikah pada tahun 1948. Saat itu Titien masih berusia 16 tahun. Sementara Mustari sudah berusia 32 tahun.
Mustari mengizinkan Titien untuk terjun ke dunia film. Namun masa awal-awal kiprah Titien di dunia perfilman tidaklah berjalan mulus. Ia pernah bermain beberapa film produksi studio film raksasa Persari milik Jamaludin Malik dengan judul film “Pengorbanan” (1952), dan “Lagu Kenangan” (1953).
Namun kemudian ia dicoret dari Persari karena pernah bermain sandiwara yang disponsori rokok kretek.
Tahun 1953, nama Titien mulai terkenal setelah ia membintangi film “Putri Solo”. Bahkan pada tahun 1954 ia pernah dinobatkan sebagai Ratu Layar Perak versi sebuah majalah film.
Karier Titien terus terangkat. Di tahun yang sama ia berhasil mendirikan studio film sendiri dengan brand “Titien Soemarni Motion Pictures”. Studio film ini menghasilkan beberapa judul film seperti “Putri dari Medan”, “Mertua Sinting”, “Tengah Malam”, “Sampah”, dan “Sayidah Putri Pantai”. Seluruh film tersebut dibintangi oleh Titien sendiri.
Meski begitu Titien juga mengambil peran di studio film lain, termasuk film “Lewat Jam Malam”. Karena ketenarannya itulah ia punya banyak penggemar pada puncak kariernya. Kebanyakan dari mereka adalah kaum lelaki. Apalagi ia terkenal sangat cantik.
Tak hanya itu, aktingnya juga berkualitas. Bahkan kualitas akting Titien diakui oleh Presiden Soekarno.
Beberapa waktu setelah ia sukses, Titien bercerai dengan Mustari dan menikah dengan Saera, seorang pengusaha kaya dari Sulawesi Utara.
Namun pernikahan dengan Saera disebut-sebut sebagai awal kehancuran dari kehidupan Titien. Setelah pernikahan itu, namanya hilang bak ditelan bumi.
Tiga tahun kemudian, tepatnya pada Jumat 7 Agustus 1959, warga di Kota Bandung dihebohkan dengan keberadaan seorang perempuan cantik berusia sekitar 27 tahun yang berjalan tanpa tujuan seperti orang kebingungan.
Ia terus menyusuri jalan kota kembang tanpa alas kaki. Sedangkan di belakangnya anak-anak dan orang dewasa terus mengikutinya. Mereka meneriaki sang perempuan “orang gila”.
Perempuan itu tak lain adalah Titien Soemarni. Seorang petugas kepolisian menghentikan langkahnya. Ia kemudian meminta bantuan seorang sopir truk untuk mengantar Titien ke rumah keluarganya.
Titien disebut depresi karena seorang lelaki yang telah menghamilinya tak mau bertanggung jawab. Lelaki itu bukan orang sembarangan. Dia diduga adalah seorang pengusaha kaya bernama Muhammad Yahya Ali.
Titien meminta ganti rugi sebesar Rp5 juta kepada Yahya. Namun Majalah Selecta menyebut ada beberapa lelaki lain yang menjalin hubungan terlarang dengan Titien selain Yahya. Merekapun juga bukan orang sembarangan.
Setelah kejadian berjalan tanpa alas kaki itu, Titien kemudian dirawat seorang tukang becak di Cianjur dalam keadaan sakit parah dan miskin. Tak lama di sana, ia kemudian diserahkan pada seorang dukun klenik bernama Mama Aceng untuk dirawat.
Dua bulan tinggal di rumah Mama Aceng, ia kemudian ditemukan oleh seorang wartawan bernama Hayat Tatos Kusuma dan dilarikan ke Rumah Sakit Advent. Pada 13 Mei 1966, ia meninggal dunia.
Sebelum meninggal kondisinya sebenarnya sudah membaik. Namun ia sempat memakan makanan dari luar. Hal inilah yang memperkuat dugaan bahwa ia meninggal karena keracunan. Padahal sang dokter sudah mengingatkannya untuk tak makan sembarangan.
Makanan tersebut adalah sebuah ketan hitam yang dikirim seseorang yang tidak dikenal.
Namun setelah itu sang dokter meralat bahwa penyebab kematian Titien bukan karena keracunan, tapi akibat komplikasi karena penyakit lama yang dideritanya dengan serangan buang air besar secara terus-menerus.
Selama dirawat di rumah sakit, tak satupun sanak keluarga yang datang menjenguk Titien. Ia meninggal di usia 33 tahun dalam keadaan kesepian dan miskin. Ia pun tak pernah sekalipun dijenguk kelima putranya maupun para lelaki yang pernah menjalin hubungan dengannya.
Herman Pratikto tidak pernah menyebut dirinya sebagai pengarang cerita
Baca SelengkapnyaKini kapal legendaris itu menjadi duta maritim Indonesia.
Baca SelengkapnyaDongeng dan legenda dengan cerita seperti ini banyak ditemui di Indonesia.
Baca SelengkapnyaRencong Aceh, senjata tradisional yang sarat makna dan legendaris milik rakyat Aceh saat melawan penjajah di Tanah Sumatra.
Baca SelengkapnyaMezzaluna Bungari atau dikenal dengan Mezzaluna merilis lagu barunya berjudul "Legend".
Baca SelengkapnyaArumi Bachsin punya hobi kulineran. Sejumlah kuliner legendaris di Jawa Timur ini bikin dia ketagihan.
Baca SelengkapnyaNama Ricky Subagja tentu tak asing lagi. Ia adalah legenda bulu tangkis Indonesia. Menikah ketiga kalinya, ini sosok Cica Andjani istri baru Ricky Subagja.
Baca SelengkapnyaMbok Mase adalah perempuan yang gigih dan ulet, ciri khas perempuan Kampung Laweyan pada masa jayanya.
Baca SelengkapnyaTak hanya sekadar menjajakan otak-otak, terdapat resep khusus cabai hijau ulek yang menjadi daya tarik otak-otaknya.
Baca Selengkapnya