Kapal Pertamina Diadang Greenpeace di Laut Denmark, Ini Sederet Faktanya
Merdeka.com - Kapal tanker milik PT Pertamina International Shipping (PIS) sempat diadang oleh organisasi non-pemerintahan (NGO) Greenpeace. Para aktivis lingkungan itu mengadang kapal tanker Pertamina Prime di lepas pantai Denmark pada 31 Maret 2020 lalu.
Upaya pengadangan kapal tanker yang memiliki panjang 330 meter dan draft 21,55 meter ini mendapatkan banyak respons dari seluruh dunia, termasuk dari masyarakat Indonesia.
Upaya Greenpeace mengadang kapal tanker tersebut ternyata ada kaitannya dengan invasi Rusia terhadap Ukraina. Lalu, bagaimana fakta-fakta dari kejadian tersebut? Berikut ulasan selengkapnya.
Transfer Muatan Kapal
Sumber Foto : Dok. Pertamina
Niat utama Greenpeace mengadang kapal tanker tersebut adalah menggagalkan proses transfer muatan kapal (ship to ship transfer). Kapal tanker tersebut sedang menerima 100 ribu ton minyak mentah dari Rusia melalui kapan tanker Seaoath.
Ternyata tak hanya kapal tanker Pertamina Prime dan Seaoath saja yang terdeteksi oleh Greenpeace. Organisasi itu juga telah melacak 299 kapal tanker pembawa minyak dan gas dari Rusia, sejak invasi dilakukan ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu.
Alasan Greenpeace
Melansir informasi dari pernyataan resmi Greenpeace, Kepala Greenpeace Denmark Sune Scheller menjelaskan bahwa aksi pengadangan itu dilakukan sebagai bentuk penentangan penggunaan bahan bakar fosil. Pasalnya bahan bakar fosil menjadi faktor perusak alam dan memicu adanya konflik hingga perang.
Sune Scheller menambahkan, minyak dan gas hanya menjadi ladang keuntungan segelintir orang. Ia pun mengimbau untuk segera berhenti mengeksploitasi penggunaan bahan bakar fosil.
"Pemerintah seharusnya tidak memiliki alasan mengapa mereka terus membuang uang ke bahan bakar fosil yang menguntungkan segelintir orang dan memicu perang, sekarang di Ukraina. Jika kita ingin berdiri untuk perdamaian, kita harus mengakhiri ini dan segera keluar dari minyak dan gas," katanya.
Tak Membawa Minyak
Organisasi lingkungan yang mempunyai kantor pusat di Amsterdam, Belanda itu diketahui mengadang kapal tanker kedua milik PT Pertamina International Shipping.
Tetapi, kapal tanker yang dibuat tahun 2019 itu sebenarnya tidak sedang membawa minyak.
Kapal tanker yang berjenis single screw driven-single deck type crude oil tanker itu sedang disewa oleh pihak lain untuk melakukan proses transfer muatan kapal. Sehingga Pertamina Prime hanya mengumpulkan minyak mentah dari beberapa tanker, dan berlayar dari Denmark ke China, bukan dari Rusia.
(mdk/dem)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hingga saat ini penyebab kebakaran masih dalam tahap penyelidikan.
Baca SelengkapnyaKejadian itu pada saat pergeseran logistik pemilu dari Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Saliguma menuju Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Siberut Tengah
Baca SelengkapnyaBelum lama ini, salah satu kru kapal Bulk Carrier membocorkan informasinya yang bikin tepuk jidat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dua kapal ini berasal dari masa Dinasti Ming, yang berkuasa di China dari tahun 1368-1644.
Baca SelengkapnyaPertamina pun telah mengamankan stok suplai migas, baik dari produksi dalam negeri maupun negara luar.
Baca SelengkapnyaKepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani mengatakan, kasus kapal tenggelam tersebut masih diinvestigasi otoritas Jepang.
Baca SelengkapnyaArmada kapal yang disiapkan antara lain KMP Panorama Nusantara dan KMP ALS Elvina pada 12 April 2024, serta KMP Panorama Nusantara, KMP ALS Elvina.
Baca SelengkapnyaKapal patroli lepas pantai (OPV) itu buatan galangan kapal Italia Fincantieri.
Baca SelengkapnyaMobil tangki yang dioperasikan di lingkungan PT Pertamina Patra Niaga memiliki beberapa merk.
Baca Selengkapnya