Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Fakta di Balik Tewasnya Pekerja Bangunan di Blora karena Tertimpa Tembok, Disebut karena Human Error

Fakta di Balik Tewasnya Pekerja Bangunan di Blora karena Tertimpa Tembok, Disebut karena Human Error

Fakta di Balik Tewasnya Pekerja Bangunan di Blora karena Tertimpa Tembok, Disebut karena Human Error

Proyek senilai Rp830 juta itu disebut dikerjakan oleh pihak ketiga.

Fakta di Balik Tewasnya Pekerja Bangunan di Blora karena Tertimpa Tembok, Disebut karena Human Error

Seorang pekerja bangunan meninggal dunia dan satu orang lainnya luka-luka tertimpa tutup keong atau tembok penyangga atap bangunan sekolah yang roboh saat sedang direnovasi.

Peristiwa itu terjadi di SDN 1 Gadon, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora pada Jumat (21/7) sekitar pukul 13.30. Diketahui korban meninggal dunia adalah Solikin, warga Dukuh Ningalan, Desa Kedungtuban. Sedangkan korban luka-luka bernama Muhammad Isnaini. Isnaini mengatakan pada kejadian itu dia bersama beberapa rekannya sedang membersihkan puing-puing bekas tembok yang baru saja diruntuhkan.

Ternyata bangunan lama yang hendak dibongkar tidak ada "sabukan" atau penguatnya. Sedangkan Solikin yang saat itu berada di ruang tengah sedang membuat andang. Tiba-tiba terdengar atap mau roboh. "Saya mendengar suara kretek-kretek. Sempat lari, tapi tetap kena tutup keong yang roboh. Hingga tangan dan kaki saya luka-luka. Tubuh saya terbentur tembok. Alhamdulillah masih selamat," kata Isnaini dikutip dari Liputan6.com pada Senin (24/7).

Disebut Human Error

Terkait kecelakaan kerja tersebut, Ketua Komisi D DPRD Blora, H Ahmad Labib Hilmy, mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi karena human error. "Itu kan intinya human error. Artinya bahwa kaitan mitigasi untuk perobohan bangunan lama yang akan dibangun bangunan baru itu tidak ada," ungkap pria yang akrab Gus Labib itu, dikutip dari Liputan6.com.

Sepengetahuan Gus Labib, pengerjaan proyek renovasi bangunan di SDN 1 Gadon itu sifatnya swakelola dan yang berwenang menunjuk penggarap konstruksinya adalah pihak sekolahan sendiri. Jadi, apabila pihak sekolah tidak mampu mengerjakan, maka perlu ada masukan dari pihak yang kompeten. "Kalau memang dari sekolah tidak mampu menjalankan kegiatan itu sendiri, alangkah lebih baiknya minta masukan dari orang yang memang profesi dan spesialisnya di bangunan tersebut," ujarnya.

Terkait peristiwa itu, Gus Labib mengaku belum memberikan arahan secara khusus, termasuk apakah korban sudah mendapatkan santunan yang selayaknya atau tidak. "Belum. Saya belum menghubungi sama sekali terkait santunan untuk korban yang meninggal di kejadian itu. Tapi nanti saya koordinasi dengan Pak Kabid yang membidangi," kata Gus Labib.

Seperti diketahui, proyek renovasi sekolah itu bernilai Rp830 juta yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Insiden robohnya tutup keong pada bangunan sekolah pemerintah itu menyita perhatian publik. Juga diperoleh informasi bahwa yang mengerjakan adalah pihak ketiga. Terkait insiden ini, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, Aunur Rofiq, telah mengetahui kabar ini. Namun saat disinggung terkait berita ini, ia belum memberi jawaban.

Fakta Menarik Burung Kakatua Jambul Kuning Abbotti, Satwa Endemik Sumenep yang Jadi Perhatian Dunia
Fakta Menarik Burung Kakatua Jambul Kuning Abbotti, Satwa Endemik Sumenep yang Jadi Perhatian Dunia

Burung endemik Sumenep ini punya beragam keunikahn.

Baca Selengkapnya
Fakta Baru Kebakaran KMP Mutiara Berkah I: Api Diduga Berasal dari Dek Kendaraan
Fakta Baru Kebakaran KMP Mutiara Berkah I: Api Diduga Berasal dari Dek Kendaraan

Kebakaran kemungkinan besar bermula dari dek kendaraan di dalam kapal.

Baca Selengkapnya
Fakta Unik Candi Pari Sidoarjo, Lokasi Pemberangkatan Obor Api Porprov Jatim 2023
Fakta Unik Candi Pari Sidoarjo, Lokasi Pemberangkatan Obor Api Porprov Jatim 2023

Jadi lokasi pemberangkatan kirab opor api Porprov VIII Jatim, ini fakta unik Candi Pari Sidoarjo

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Fakta Terbaru Pecahnya Jembatan Kaca di Banyumas, Belum Pernah Ada Uji Kelayakan hingga Tebal Kaca hanya 1,2 cm
Fakta Terbaru Pecahnya Jembatan Kaca di Banyumas, Belum Pernah Ada Uji Kelayakan hingga Tebal Kaca hanya 1,2 cm

Pihak polisi masih menyelidiki spesifikasi kaca yang digunakan.

Baca Selengkapnya
7 Fakta Sosok Fuja Fauziah Karyawan Toko yang Disebut Gelapkan Uang Rp1,3 Miliar, Gaya Hedon Jadi Sorotan
7 Fakta Sosok Fuja Fauziah Karyawan Toko yang Disebut Gelapkan Uang Rp1,3 Miliar, Gaya Hedon Jadi Sorotan

Sosok Fuja Fauziah curi perhatian lantaran menggelapkan uang toko tempatnya bekerja sebesar Rp1,3 miliar.

Baca Selengkapnya
Kondisinya Masih Bagus, Ini Fakta di Balik Penemuan Amunisi Bekas PD II di Perairan Cilacap
Kondisinya Masih Bagus, Ini Fakta di Balik Penemuan Amunisi Bekas PD II di Perairan Cilacap

Diduga masih banyak lagi amunisi yang masih tersimpan di bangkai kapal perang.

Baca Selengkapnya
Air Tersejuk Kedua di Dunia Setelah Zamzam, Ini 4 Fakta Unik Petirtaan Jolotundo Mojokerto
Air Tersejuk Kedua di Dunia Setelah Zamzam, Ini 4 Fakta Unik Petirtaan Jolotundo Mojokerto

Air tersejuk kedua di dunia berada di Indonesia yakni sumber mata air Petirtaan Jolotundo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya
Fakta Unik Polri: Sang Abdi Utama bagi Nusa Bangsa
Fakta Unik Polri: Sang Abdi Utama bagi Nusa Bangsa

Dikenal sebagai abdi utama bagi nusa bangsa, ternyata ada beberapa fakta menarik tentang polri, apa saja?

Baca Selengkapnya
Fakta Baru Peretasan HP Jenderal Bintang Dua: Pelaku Ayah & Anak, Belajar Meretas Otodidak
Fakta Baru Peretasan HP Jenderal Bintang Dua: Pelaku Ayah & Anak, Belajar Meretas Otodidak

Fakta Baru Peretasan HP Jenderal Bintang Dua: Pelaku Ayah & Anak, Belajar Meretas Otodidak

Baca Selengkapnya