Derita Korban Banjir di Pati, Sudah 2 Bulan Tak Dapat Bantuan
Merdeka.com - Sekilas Dusun Biteng yang berada di Desa Banjarsari, Kecamatan Gabus, Pati, seperti desa terapung. Di tengah-tengahnya terhampar danau yang amat luas. Ke mana-mana warganya harus menggunakan perahu.
Namun ironisnya, danau itu merupakan genangan banjir yang tak kunjung surut. Telah dua bulan desa itu tergenang banjir dan belum mendapatkan bantuan sama sekali.
Bukannya semakin surut, seiring waktu banjir justru semakin tinggi. Akses jalan menuju desa itu terisolir banjir setinggi 1,5 meter. Berikut selengkapnya:
Ke Mana-Mana Pakai Perahu
©YouTube/Liputan6
Di permukiman warga, ketinggian banjir mencapai 80 cm. Di dalam rumah, rata-rata ketinggian banjir mencapai 30 cm.
Karena banjir semakin tinggi, aktivitas warga terganggu. Mereka mengandalkan perahu untuk beraktivitas di dalam rumah. Ironisnya meski banjir semakin tinggi, namun bantuan belum ada yang datang.
“Jalan ini nggak bisa dilalui motor. Harus pakai perahu,” kata Endang, salah satu warga terdampak banjir.
Sudah dua bulan ini banjir merendam desa itu. Walaupun sempat surut sepekan lalu, banjir justru semakin parah karena intensitas hujan yang tinggi sehingga Sungai Silugonggo meluap. Warga berharap, pemerintah bisa segera menormalisasi Sungai Silugonggo agar dusun mereka tidak menjadi langganan banjir.
Sekolah Terapkan Pembelajaran Jarak Jauh
©YouTube/Liputan6
Kegiatan belajar mengajar di SD Negeri 2 Banjarsari ditiadakan selama sepekan. Ketinggian air di halaman sekolah mencapai 40 cm, sedangkan di dalam kelas, air menggenang sedalam 20 cm. Pihak sekolah menerapkan pembelajaran jarak jauh karena tidak ingin membahayakan para siswanya jika harus pergi ke sekolah menerobos banjir.
“Kami pun sebenarnya masih harus melaksanakan kewajiban pembelajaran tatap muka, tapi demi keselamatan anak-anak kami melaksanakannya secara online,” kata Tri Klorowati, Kepala SD Negeri 2 Banjarsari, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Jumat (3/3).
Banjir diperkirakan masih akan merendam sekolah itu dalam beberapa waktu ke depan karena intensitas hujan masih tinggi. Karena bencana ini, para siswa masih akan melaksanakan Ujian Tengah Semester dari rumah hingga Sabtu (4/3).
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banjir berasal dari luapan air Kali Pesanggarahan. Ini disebabkan tumpukan sampah di TPA Cipayung yang longsor ke kali.
Baca SelengkapnyaSebanyak 93.149 jiwa terdampak dan 22.725 jiwa di antaranya mengungsi.
Baca SelengkapnyaKepala Desa (Kades) Purwasaba, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara Bersama dengan pemuda dan tokoh masyarakat melakukan perbaikan jalan di perkampungan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mereka memotong teralis itu setelah mengetahui kondisi teralis besi ventilasi di kamar mandi yang sedikit terbuka.
Baca SelengkapnyaBencana ini merendam 6 Kecamatan di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) sejak Rabu 10 Januari 2024 lalu.
Baca SelengkapnyaMomen lucu Bintara Polisi bujangan dan komandannya saat kenaikan pangkat. Disiram air supaya cepat laku. Begini ulasannya.
Baca SelengkapnyaKetua RT di Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis Yoyo mengungkapkan kondisi kampung ketika Tarsum secara keji memutilasi sang istri.
Baca SelengkapnyaPolisi itu harus mendaki gunung, melewati hutan belantara dan menerjang beberapa sungai deras untuk menuju perkampungan.
Baca SelengkapnyaPenjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin memint semua pihak terkait bergerak cepat membantu warga.
Baca Selengkapnya