Wagub DKI: Kami Ingin di 2021 Jakarta Bangkit dengan Perekonomian Terus Meningkat
Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengharapkan ekonomi bisa bangkit pada 2021, meski Ibu Kota masih didera pandemi Covid-19.
“Kami ingin di 2021 ini DKI bangkit dengan perekonomian terus meningkat, aktivitas sosial dan kebudayaan bermunculan,” katanya saat menjadi pembicara di Jakarta, Rabu (23/6).
Dia mengatakan, Jakarta milik seluruh warga Jakarta. Warga DKI dari berbagai elemen turut bertanggung membangun Jakarta. Dengan berkarya hingga berkreasi untuk mewujudkan Jakarta maju kotanya dan bahagia warganya.
“Kita akan segera bangkit. Saat ini lonjakan kasus Covid-19 masih signifikan. Oleh karena itu, kami lakukan pengetatan dengan penerapan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) mikro,” ujar politikus Gerindra itu.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Biro Perekonomian dan Keuangan Sekretariat Daerah (Setda) Pemprov DKI Jakarta Muhammad Abas mengatakan, perkembangan Covid-19 per 21 Juni lalu tembus 2 juta kasus dan ini hanya membutuhkan waktu 147 hari.
“Data Covid-19 Jakarta pada 20 Juni mencapai 5.582 kasus, angka ini tertinggi sejak pandemi ada di DKI Jakarta. Pada 21 Juni menjadi 5.014 kasus dan di 22 Juni ada 3.200 kasus. Kami berharap COVID-19 terus turun dan melandai,” ungkapnya seperti dilansir dari Antara.
Menurutnya, perekonomian di DKI sejak 2012-2022 secara normal di atas nasional. Namun, memasuki resesi, perekonomian di Jakarta turun di bawah perekonomian nasional.
Saat ini laju perbandingan dari tahun ke tahun (year on year/yoy) perekonomian di Jakarta membentuk kurva V seiring dengan peningkatan kondisi ekonomi di Jakarta.
“Potret produk domestik regional bruto (PDRB) pada triwulan pertama 2021 sektor akomodasi (makanan dan minuman) mengalami keterpurukan. Sementara pertumbuhan positif dialami sektor kesehatan dan informasi komunikasi,” jelasnya.
Ia menuturkan, PDRB DKI Jakarta ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor. Namun saat ini konsumsi pemerintah justru yang mengalami peningkatan.
“Kita akan coba dorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan ekspor meningkat,” ucapnya.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi di Jakarta pada 2021 memiliki sejumlah potensi seperti konsumsi, investasi dan ekspor impor. Ia berharap penerapan protokol kesehatan dan program vaksinasi bisa mempengaruhi faktor investasi secara positif.
Lebih jauh ia mengungkapkan, pandemi Covid-19 berdampak besar pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berupa penurunan penjualan karena pembatasan mobilitas masyarakat, penutupan tempat usaha dan penutupan tempat wisata di Jakarta.
“Dampak dari sisi internal perusahaan UMKM tidak mampu membayar asuransi dan UMKM harus beralih atau bertransformasi ke digital,” katanya.
Dia menyebut, pembinaan UMKM di Jakarta harus masif dilakukan.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2016 menyebut ada 115 juta atau 90 persen UMKM di Indonesia. Selain pendampingan, juga bantuan modal usaha dan relaksasi pembayaran pinjaman dan tagihan.
“Strategi pemulihan ekonomi Perda Nomor 2 tentang Penanggulangan COVID-19. Dalam perda selain mengatur pemulihan kesehatan juga menata perekonomian di Jakarta. Salah satunya, melindungi masyarakat rentan, menghidupkan roda perekonomian dan menghidupkan kota bisnis,” tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaNilai rata-rata konsumsi masyarakat di Jakarta mengalami lonjakan tinggi dari Rp13,54 juta per bulan menjadi Rp14,88 juta.
Baca SelengkapnyaDengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 utamanya berasal dari konsumsi rumah tangga sebesar 4,91 persen.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta mencatat 80 persen sudah kembali ke ibu kota.
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.
Baca SelengkapnyaIndef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data BPS mencatat beras dan rokok sebagai pengeluaran terbesar dalam rumah tangga.
Baca SelengkapnyaSebagai alternatif makanan yang diminati di Indonesia, gorengan sering dijadikan pilihan untuk takjil saat berbuka puasa.
Baca Selengkapnya