Sandiaga soal buaya di Pondok Dayung: Jangan dibuat sate
Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno angkat bicara soal kemunculan buaya di Pondok Dayung, Jakarta Utara, Kamis (14/6). Ia meminta pihak yang menemukan tidak menyakiti heewan reptil tersebut.
"Yang saya inginkan jangan langsung disakiti. Jangan dibunuh-bunuh, jangan dibuat sate atau apa sate buaya kan enak katanya. Katanya," ujar Sandiaga, di Rumah Dinas Gubernur DKI, Jakarta Pusat, Jumat (15/6).
Sebagai gantinya, Sandiaga meminta masyarakat untuk melaporkan ke damkar jika mereka melihat kemunculan buaya tersebut.
Dia menjelaskan, damkar memang biasanya menanggulangi jika ditemukan hewan-hewan. Contohnya seperti ular.
"Kita akan koordinasi. Tolong dilaporkan saja, terus nanti dipastikan ditangani dengan baik dan jangan sampai menimbulkan kewas-wasan di masyarakat," ucap Sandiaga.
Namun dia mengaku, memang kemunculan buaya secara tiba-tiba ini belum pernah terjadi. Sandiaga pun menyatakan pihaknya akan mengecek secara literatur, apakah sebelumnya buaya-buaya itu memang pernah keluar dari habitatnya atau tidak.
Orang nomor dua di DKI itu pun mengerti bahwa peristiwa kemunculan buaya tiba-tiba mengakibatkan masyarakat was-was.
"Karena kita kan dialiri 13 badan sungai. Dan masyarakat pasti kan was-was kalau misalnya dalam kegiatannya itu buaya-buaya tersebut bisa mengancam keselamatannya," imbuhnya.
Reporter: Yunizafira PutriSumber : Liputan6.com
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pihak pondok pesantren mengantarkan jenazah korban ke rumahnya, tanpa lapor polisi.
Baca SelengkapnyaSaat mengabadikan momen keindahannya di bawah dasar laut, ia hampir menjadi santapan seekor buaya.
Baca SelengkapnyaTinjau Gudang Bulog Pematang Kandis, Jokowi Pastikan Stok Beras Aman
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Putri Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko kembali mencuri perhatian publik karena paras manisnya.
Baca SelengkapnyaSedangkan, keempat pelaku masih masih ditahan di Mapolres Kediri Kota.
Baca SelengkapnyaLuas hamparan panen di Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa seluas 266 hektar.
Baca SelengkapnyaGanjar menegaskan, rakyat bukanlah seekor ayam. Masyarakat bisa menentukan sendiri suaranya hingga nasibnya ke depan.
Baca SelengkapnyaPecinta petualangan kuliner, hati-hati! Eksplorasi hidangan eksotis dan sehari-hari dapat membawa risiko bahaya kesehatan.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, buaya ini dipelihara oleh sosok pencinta satwa.
Baca Selengkapnya