Penjelasan BMKG soal Langit Jakarta Keruh Akibat Polusi Udara Meningkat
Lapisan inversi adalah lapisan atmosfer hangat dan berada di atas lapisan atmosfer yang dingin.
Lapisan inversi adalah lapisan atmosfer hangat dan berada di atas lapisan atmosfer yang dingin.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan penyebab udara di langit Jakarta terlihat keruh akibat polusi udara yang sedang meningkat. Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menyebut bahwa siklus harian kualitas udara memengaruhi tingkat polusi udara di Jakarta.
Kemudian, penyebab utama yang membuat udara Jakarta terlihat keruh karena adanya lapisan inversi. Lapisan inversi adalah lapisan atmosfer hangat dan berada di atas lapisan atmosfer yang dingin.
"Karena kita di wilayah urban dan sekarang saat musim kemarau itu ada fenomena namanya lapisan inversi. Jadi ketika pagi, di bawah atau permukaan ini lebih dingin dibandingkan di lapisan atas," ujar Ardhasena. "Itu mencegah udara itu untuk naik dan kemudian terdispersi. Itu penjelasan mengapa Jakarta kelihatan keruhnya di bawah dibandingkan di atas karena setting perkotaan yang di mana kita semua hidup bersama," tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta Asep Kuswanto mengungkapkan, polusi udara di Ibu Kota memburuk dalam beberapa waktu terakhir karena musim kemarau yang sedang terjadi. "Memang di bulan Juli hingga September biasanya itu musim kemarau sedang mencapai tinggi-tingginya sehingga memang berakibat pada kondisi udara kualitas udara yang kurang baik," kata Asep saat konferensi pers di Jakarta Timur, Jumat (11/8).
Untuk mengatasi ini, ujar Asep, Pemprov DKI telah menyiapkan tiga strategi. Pertama, adalah strategi peningkatan tata kelola yang berarti Dinas LH akan mengendalikan pencemaran udara melalui berbagai kebijakan dan regulasi. Kemudian, yang kedua adalah strategi pengurangan emisi pencemaran udara. Salah satunya adalah dengan menggalakkan uji emisi dan penggunaan transportasi umum.
Terakhir, Pemprov DKI mengimbau kepada seluruh warga untuk mengecek kondisi kualitas udara melalui aplikasi sesuai standar nasional, misalnya JAKI, BMKG, atau ISPU.
"(Kami juga mengimbau warga) melakukan upaya-upaya preventif untuk mencegah atau mengurangi dampak itu misal dengan menggunakan masker, mengurangi aktivitas di luar dan sebagainya," kata Asep.
Pelaksanaan uji coba WFH dilakukan dengan persentase kehadiran 50 persen
Baca SelengkapnyaMereka siap melayani warga terdampak polusi selama 24 jam.
Baca SelengkapnyaWacana memberlakukan ERP di Jakarta berulang kali muncul tapi belum juga dieksekusi.
Baca SelengkapnyaSeluruh ASN eselon empat ke atas untuk menggunakan kendaraan listrik guna mengurangi polusi di Ibu Kota.
Baca SelengkapnyaTerdapat 1.112 kebakaran yang terjadi di Ibu Kota pada Januari sampai pertengahan Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaDalam sepekan terakhir, kualitas udara di Jakarta sangat buruk.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Koalisi Inisiatif Bersihkan Udara Kota dan Semesta (Ibukota) menyatakan, dalam dua bulan terakhir kualitas udara di Jakarta memburuk.
Baca SelengkapnyaPekerjaan tersebut ditambahkan karena ASN tidak keluar rumah selama jam kerja. Dan pengawasan tetap akan dilakukan.
Baca SelengkapnyaKalau dilanjutkan untuk pengelolaan, Jakpro akan sulit memberikan keuntungan bagi Pemprov DKI Jakarta.
Baca Selengkapnya