Hidroponik, Cara Warga Usir Cemas Selama di Rumah Saja Akibat Pandemi Covid-19
Merdeka.com - Bercocok tanam dengan sistem hidroponik belakangan dipilih masyarakat mengusir kebosanan saat di rumah saja selama Pandemi Covid-19. Selain tidak memerlukan media tanah, peluang bisnis juga terbuka dari tanaman hidroponik.
Berkaca dari itu PT Pertamina Training & Consulting menggandeng Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun (YIIM) menggelar pelatihan hidroponik bagi masyarakat wilayah Jabodetabek dengan kriteria ekonomi terdampak Covid-19, kelompok ibu rumah tangga, disabilitas yang tidak memiliki pekerjaan, putus hubungan kerja, eks warga pemasyarakatan (lapas), pemuda putus sekolah, dan keluarga pra sejahtera.
Ast. Manager Corporate Communication & CSR PT Pertamina Training & Consulting Olivia Steffinda Lasut mengatakan pelatihan guna membekali masyarakat mencapai kemandirian ekonomi keluarga dengan berwirausaha. Pelatihan hidroponik dipilih sebagai salah satu pelatihan kewirausahaan sosial sebagai salah satu implementasi pemanfaatan lahan sempit sebagai pertanian perkotaan dan sebagai upaya pengurangan emisi karbon rumah tangga dan lingkungan sekitar.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Siapa yang terkena dampak penyakit? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
-
Bagaimana pemanasan global memengaruhi kesehatan? Perubahan iklim dapat memengaruhi kesehatan manusia melalui berbagai cara, dan berikut adalah beberapa alasannya: 1. Ekstrem Cuaca Perubahan iklim meningkatkan frekuensi dan intensitas peristiwa cuaca ekstrem seperti gelombang panas, badai, dan banjir. Ini dapat menyebabkan kematian langsung, cedera, dan stres psikologis, serta memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan manusia.2. Polusi Udara Peningkatan suhu akibat perubahan iklim dapat memperburuk kualitas udara, meningkatkan polusi udara, dan meningkatkan alergen seperti serbuk sari. Ini dapat memicu atau memperparah penyakit pernapasan seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). 3. Penyebaran Penyakit Perubahan iklim mempengaruhi distribusi dan penyebaran vektor penyakit seperti nyamuk dan kutu, yang dapat menyebarkan penyakit seperti malaria, demam berdarah, dan penyakit Lyme. Perubahan suhu dan pola curah hujan dapat menciptakan kondisi yang lebih menguntungkan bagi vektor ini untuk berkembang biak dan menyebar ke daerah baru.4. Gangguan Mental Bencana alam yang terkait dengan perubahan iklim, seperti banjir dan kekeringan, dapat menyebabkan trauma psikologis dan gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan stres pascatrauma. 5. Keamanan Pangan dan Air Perubahan iklim dapat mempengaruhi ketersediaan dan kualitas sumber air dan pangan. Kekeringan dan perubahan pola curah hujan dapat mengurangi produksi pangan dan menyebabkan kelaparan. Peningkatan suhu juga dapat meningkatkan risiko kontaminasi makanan dan air, yang dapat menyebabkan penyakit seperti diare dan kolera.6. Kesehatan Kardiovaskular Perubahan iklim juga dapat mempengaruhi kesehatan jantung. Misalnya, gelombang panas dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular karena stres panas pada tubuh. 7. Zoonosis Peningkatan suhu dan perubahan ekosistem dapat meningkatkan risiko zoonosis, yaitu penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia, seperti flu burung atau penyakit virus Ebola.8. Kesehatan Anak dan Lansia Anak-anak dan lansia adalah kelompok yang paling rentan terhadap dampak kesehatan dari perubahan iklim. Anak-anak masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, sedangkan lansia mungkin memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya yang dapat diperburuk oleh perubahan iklim.
-
Bagaimana BRI bantu anak SD belajar hidroponik? Dalam kegiatan ini, BRI melalui aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) BRI Peduli mengajak pelajar Sekolah Dasar Negeri (SDN) Karangrejek 02 yang beralamat di Kec. Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta untuk mengikuti kegiatan edukasi wisata di salah satu lokasi program 'BRI Bertani di Kota' (BRINita) Padukuhan Mrican.
-
Apa yang dikembangkan Pemkot Bontang usai pandemi? Cara Pemkot Bontang Kembangkan UMKM Usai Pandemi Covid-19 Wabah Covid-19 pada awal tahun 2020 memberikan dampak besar terhadap sektor perkonomian Indonesia, termasuk pada UMKM Kota Bontang.
-
Apa dampak perubahan iklim pada kesehatan mental? Ketakutan dan kekhawatiran terhadap perubahan iklim semakin menjadi perhatian utama di seluruh dunia, terutama di kalangan generasi muda.
Ia mengatakan sebanyak 17 orang terpilih sebagai peserta melalui serangkaian proses seleksi. "Para peserta hidroponik daring mendapatkan peralatan media tanam sebagai bentuk praktikum langsung dan dipantau secara terus-menerus hingga masa panen. Adapun tanaman hidroponik yang disemai adalah benih sawi, selada, kangkung, dan bayam," katanya, Kamis (14/10).
Ia menambahkan pandemi Covid-19 yang hampir dua tahun begitu menampar seluruh sektor. Bahkan, psikologi warga turut terguncang. Diharapkan dengan pelatihan hidroponik, warga bisa menularkan ilmu yang telah diberikan sehingga penghijauan di tiap permukiman tercipta.
Dalam rangkaian program ini, PTC dan YIIM telah menyalurkan instalasi media tanam hidroponik dan bibit sayuran kepada masyarakat binaan Sanggar Daya Kemanusiaan sebanyak 5 unit instalasi. Kemudian tahap selanjutnya akan disalurkan masing-masing 5 instalasi dan bibit untuk 4 komunitas lainnya yaitu komunitas taman baca warga desa Rumpin Bogor, komunitas anak jalanan binaan Yayasan Bina Anak Pertiwi – Pasar Minggu, Yayasan Difabel Mandiri Indonesia dan komunitas warga pra sejahtera binaan Rumah Kreatif Generasi Masa Depan di Ciputat. Serta masing masing 5 instalasi dan bibit sayuran untuk 3 peserta umum perorangan di luar komunitas yang terpilih menerima bantuan.
Sehingga total akan ada 40 bantuan instalasi media tanam hidroponik untuk 5 komunitas yang akan diserahkan oleh PTC dan YIIM sebagai bantuan infrastruktur modal usaha menanam sayuran sehat. Kelima komunitas tersebut telah mengikuti seluruh rangkaian pelatihan dan praktik menanam sayuran sehat hidroponik.
Pelatihan metode hidroponik akan menumbuhkan hobi yang positif dan produktif. Kedepannya, pelatihan hidroponik ini akan diterapkan secara berkelanjutan yang berdampak kepada hasil yang tidak hanya selesai pada masa penanaman dan panen, selanjutnya akan dimulai pembentukan UMKM binaan dengan diversifikasi produk olahan hidroponik hingga souvenir hidroponik dengan pangsa pasar lokal dan e-commerce.
Pelaku Hidroponik
Tak ingin berdiam diri selama pandemi covid-19, Sofyan bersama keenam temannya mencari cara agar produktif. Tujuannya agar mereka bisa tetap menghasilkan sesuatu meski di tengah kondisi sulit.
Tak lama, sebuah ide pun muncul di benak para jemaah Masjid Baitussalam Jakarta Barat ini. Karena banyaknya orang menganggur, Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) akhirnya dibentuk. Mereka kemudian mengajak warga Berani Berubah dengan bertani menggunakan sistem hidroponik.
"MB Farm dimulai awal pandemi, kurang lebih bulan Maret 2020 terbentuk MB Farm. Kita para petani didukung Ketua DKM membuat sistem hidroponik yang berada di rooftop Masjid Baitussalam," jelas Sofyan kepada Tim Berani Berubah.
"Awalnya sih enggak ada ilmu enggak ada apa, kita belajar secara manual dari Youtube, dari media-media, dari sharing teman, gitu aja sih," lanjutnya.
Sofyan sendiri bertindak sebagai Ketua Kelompok Masjid Baitussalam Farm. Dia mengatur para petani yang jumlahnya 15 orang untuk bergantian merawat tanaman hidroponik. Mereka pun bisa memanen hingga 30 kilogram.
Namun, bukan hanya untuk menambah pendapatan, tapi juga untuk mengisi waktu. Sofyan dan teman-temannya bersama mewujudkan ide ini agar jemaah masjid punya kegiatan untuk menyibukkan diri.
"Ya salah satu manfaatnya kita cari pengalaman, cari ilmu jemaah untuk bisnis hidroponik, untuk pemberdayaan hidroponik. Jadi salah satu manfaatnya juga hasil dari ini kita untuk nyumbang masjid," tutur dia.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rentetan gempa masih menghantui warga Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, sekitar 10 ribu jiwa memilih tinggal di pengungsian.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diimbau untuk mengurangi kegiatan di luar ruangan.
Baca SelengkapnyaSudah dua bulan, ratusan kepala keluarga di wilayah Desa Sukagalih, Jonggol mengalami krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaTerjadinya perubahan iklim menyebabkan tekanan mental terutama pada anak muda.
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim merujuk pada perubahan cuaca dan suhu di Bumi. Perubahan ini memengaruhi kehidupan manusia dalam berbagai cara, termasuk kesehatan.
Baca SelengkapnyaWarga di berbagai daerah terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.
Baca SelengkapnyaSetelah melewati kemarau panjang, beberapa orang ini terlihat bahagia ketika hujan turun.
Baca SelengkapnyaBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, fenomena El Nino akan berlanjut sampai Februari tahun 2024.
Baca SelengkapnyaDi tengah perubahan iklim yang semakin nyata, pemanasan global tidak hanya mengubah ekosistem bumi, tetapi juga membawa dampak signifikan terhadap kesehatan.
Baca SelengkapnyaTanaman indoor tak hanya mempercantik rumah, namun juga membawa nuansa positif.
Baca SelengkapnyaJangan Sampai Terserang ISPA di Musim Pancaroba, Lakukan Hal Ini
Baca Selengkapnya