Eks warga Waduk Pluit: Fasilitas Rusun Marunda bak apartemen
Merdeka.com - Ramai sekali suasana di rumah susun (Rusun) Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, kini. Padahal sebelumnya, sejak dibangun zaman Gubernur Fauzi Bowo , beberapa gedung tinggi di sana nyaris terbengkalai karena tak berpenghuni.
Saat merdeka.com berkunjung ke sana, tak ada lagi kesan seram. Sinar matahari yang terpancar leluasa justru makin membuat suasana di rusun segar. Warganya pun ramah-ramah.
Sebagian besar penghuni di sana adalah bekas warga bantaran Waduk Pluit yang digusur Pemprov DKI Jakarta. Mereka dianggap tak layak tinggal di sana, karena menempati tanah negara dan mempersempit luasan waduk.
Salah satunya Warlan (52), penghuni unit Bluster B, Blok 2, lantai 4, nomor 9. Meski lelah menaiki anak tangga untuk mencapai kediaman Warlan di lantai empat, semua langsung terbayar ketika sampai di rumah mungilnya. Angin semilir berembus sepoi. Tak ada kesan ruangan pengap dan lembab.
Saat ditemui, rupanya Warlan sedang asyik menikmati fasilitas gratis televisi layar datar 21 inchi tanpa memakai baju. Katanya, lokasi huniannya yang berdekatan dengan laut lebih enak jika dinikmati dengan bertelanjang dada sambil santai menunggu waktu berjualan bakso ikan.
Memulai pembicaraan, Warlan mengaku senang dengan kondisi tempat tinggalnya sekarang ini. "Kalau tempat tinggal, jauh lebih baik di sini. Semua perabotan, televisi, kulkas, kompor gas, sama kasur semuanya gratis. Kaya fasilitas apatemen," cerita Warlan.
Warlan menuturkan, pada dasarnya luas tiap rusun sama yakni 5x9 meter, dengan 2 kamar tidur masing-masing luasnya 2,5 x 2,5 meter. Di bagian belakang terdapat dapur dengan ukuran 2x2 meter, kamar mandi luasnya 1,6x2 meter, dan pada bagian pojok ruangan, tersisa tempat cuci serta menjemur pakaian yang luasnya hanya 1X2 meter. Ruangan itu makin diperindah dengan meja makan yang tertata ruang tengah.
Meski diberi fasilitas gratis, Warlan mengaku tetap dipungut biaya iuran. "Saya membayar iuran sekitar Rp 120 ribuan untuk setiap bulannya, ada tambahan Rp 5 ribu untuk kas bulanan, hanya itu saja. Untuk listrik kita pakai voucher, dan airnya gratis," terang Warlan yang dulunya mendiami bantaran Waduk Pluit sejak tahun 1977.
Pria asal Cirebon itu mengatakan sejauh ini tak ada pungutan liar ataupun fasilitas yang tak didapatkannya di Rusunawa Marunda. Maka dari itu, ia menyayangkan jika masih ada warga bantaran waduk Pluit yang menolak di relokasi.
"Saya lihat di televisi masih ada yang menolak. Pikirin dulu di sana kayak gimana, tahu begini kenapa enggak dari dulu saja," jelas Warlan sambil menyunggingkan senyuman.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Fasilitasnya terbilang mewah, dengan ranjang tingkat yang empuk sampai toilet duduk.
Baca SelengkapnyaStasiun Senen menyediakan sejumlah fasilitas bagi para penumpang yang ingin mudik.
Baca SelengkapnyaPembangunan rumah dinas untuk Menteri PUPR sudah selesai dengan fasilitas standar, seperti kamar tidur, dapur, ruang tamu dan ruang rapat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Warga setempat terus protes kepadanya lantaran Icang dinilai abai terkait mobilitas truk tambang tersebut.
Baca SelengkapnyaSiapa yang tak merinding jika rumah huniannya dikepung ulat di banyak penjuru.
Baca SelengkapnyaJokowi menilai, pelayanan di RSUD tersebut sudah terbebas dari pungutan dan pembatasan bagi pasien yang menginap.
Baca SelengkapnyaPara pekerja rumah tangga melakukan aksi puasa massal mendesak RUU PPRT disahkan. Mereka akan tetap puasa sampai RUU PPRT disahkan menjadi Undang-Undang.
Baca SelengkapnyaBangunan-bangunan tersebut dirusak dan dibakar anggota KKB pimpinan Titus Murib.
Baca SelengkapnyaMeski sederhana, namun pemiliknya setiap hari dimanjakan dengan berbagai hal menakjubkan.
Baca Selengkapnya