Dinkes DKI Pastikan Kenaikan Covid-19 Tak Berkaitan dengan Pneumonia Misterius
Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama menegaskan, kenaikan kasus Covid-19 di Ibu Kota tak berkaitan dengan munculnya pneumonia misterius atau walking pneumonia.
"Tidak ada hubungannya," kata Ngabila ketika dihubungi, Kamis (7/12).
Ngabila menjelaskan, kasus Covid-19 pasti akan mengalami kenaikan setiap enam bulan sekali. Sebab, hal ini berkaitan dengan musim pancaroba yang membuat masyarakat rentan terkena penyakit.
"Polanya enam bulan sekali akan naik seperti ISPA dan pneumonia karena kondisi pancaroba. Imunitas orang cenderung turun karena capek, stres, kurang tidur, pola makan kurang baik dan dari segi kuman karena kelembaban tinggi mudah masuk ke tubuh manusia," jelas Ngabila.
Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November. Namun, ia tak merinci detil berapa jumlah kasus yang ada.
"Atau naik 22 persen dalam satu bulan terakhir dibandingkan bulan sebelumnya," tambah Ngabila.
Ngabila mengimbau bagi warga berusia di atas 50 tahun dan pengidap komorbid untuk segera mendapatkan vaksinasi Covid-19 sampai dosis keempat. Pasalnya, mereka merupakan kelompok yang berpotensi terkena Covid-19 parah.
berita untuk kamu.
"Kelompok yang berpotensi mengalami keparahan atau meninggal jika terkena COVID-19 sehingga diharapkan dapat segera melengkapi vaksinasi empat dosis adalah pralansia usia di atas 50 tahun, orang dengan komorbid: hipertensi, diabetes melitus, stroke, penyakit jantung, kanker, gagal ginjal kronik, autoimun, TB, HIV, dan kondisi imunodefisiensi lainnya," jelas Ngabila.
Lebih lanjut, Ngabila juga berharap masyarakat lainnya untuk mengenakan masker jika di tempat ramai dan rajin mencuci tangan.
"Pemerintah menghimbau lebih rajin bermasker terutama jika sakit dan di keramaian, lebih rajin cuci tangan, lengkapi vaksinasi segera sebanyak 4x GRATIS, jaga ventilasi udara indoor, hindari asap rokok," ujar Ngabila.
"Untuk deteksi dini pemerintah juga menyediakan pemeriksaan antigen dan PCR GRATIS di puskesmas terdekat," sambungnya.
merdeka.com
- Lydia Fransisca
Namun, penemuan pneumonia merupakan kasus lama yang terjadi pada Oktober dan November
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat untuk tidak panik dengan adanya pneumonia misterius yang tengah merebak di China dan Eropa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejumlah negara melaporkan kembali naiknya kasus virus Covid-19 sejak akhir November 2023.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia tengah melonjak di China sejak pertama kali dilaporkan pada 13 November 2023.
Baca SelengkapnyaKasus Dokter Qory viral bermula ketika dinyatakan hilang sejak Senin, 13 November 2023.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaPemkot Jaktim Bakal Bangun Puskesmas Kelurahan Kayu Putih di Atas Lahan Ruang Terbuka
Baca SelengkapnyaDinas kesehatan DKI Jakarta mengungkapkan kasus Covid-19 naik 40 persen dalam sepekan. Sementara kasus mycoplasma pneumonia enam orang.
Baca Selengkapnya