Anies Tak Akan Kurangi Kunker Luar Negeri
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan tidak akan mengurangi kunjungan kerja ke luar negeri demi alasan studi banding untuk mempromosikan Indonesia dan Jakarta khususnya.
Anies menyampaikan itu menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo soal kunjungan studi banding anggota legislatif dan eksekutif ke luar negeri di Sidang Tahunan MPR.
"(Mau kurangi kunjungan kerja ke luar negeri?) Kalau saya sama aja sih," kata Anies di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (16/8).
Dia mengungkapkan, dasar pernyataannya karena para pemimpin Indonesia sejak awal melihat dunia setara. Sehingga, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu berpandangan penting bagi pejabat-pejabat Indonesia untuk melakukan kunjungan luar negeri dengan tujuan promosi bukan hal lainnya.
"Jangan minder sama dunia, seakan dunia lebih besar, tidak, datang ke sana (internasional), ikut mewarnai justru penting. Tapi kalau jalan ke sana untuk jalan-jalan nah itu salah, seharusnya jalan berpidato menyampaikan pandangan menceritakan kemajuan Indonesia dengan mengajak orang untuk datang ke sini itu penting," tutupnya.
Sebelumnya, dalam pidato kenegaraan di Gedung DPR Jumat ini, Presiden Joko Widodo menyindir pejabat yang suka pelesiran ke luar negeri dengan dalih studi banding kebijakan. Dia menyatakan bahwa studi banding sebenarnya bisa dilakukan di dunia maya saja.
"Untuk apa jauh-jauh studi banding ke luar negeri, padahal informasi yang kita butuhkan bisa diperoleh dari smartphone," kata Jokowi sambil mengeluarkan telepon seluler saat membacakan pidato kenegaraan di Ruang Paripurna, Senayan.
Karenanya menurut Anies, adalah menjadi penting untuk ditunjukkan saja secara terbuka para pejabat negara termasuk daerah melakukan kunjungan ke luar negeri untuk tujuan apa.
"Saya pribadi punya catatannya, anda lihat catatan saya, saya pergi tiga kali tahun ini. Sekali mengunjungi Ibu Ani Yudhoyono, yang kedua di Jepang U-20 yang merupakan bagian dari G-20, kemudian yang ketiga saya diundang ke Singapura sebagai pembicara dalam pertemuan yang dihadiri para perdana menteri dan para menteri dan pemimpin Singapura," ucap Anies.
"Saya harus garis bawahi semua kepergian saya ke sana adalah undangan untuk berbicara, bukan inisiatif pribadi untuk studi banding, gak ada," tegasnya.
"Sebelum saya tugas di pemerintahan saya sudah keliling dunia untuk berbicara soal Indonesia, saya bukan menyombongkan diri. Tapi supaya pada sadar nih kalau soal jalan-jalan udah lewat saya," tambah Anies seperti dilansir dari Antara.
Karena itu, Anies menjelaskan, penting bagi para pejabat untuk bisa menguasai bahasa asing sebagai senjata untuk promosi Indonesia di dunia internasional.
"Saya menganjurkan para pemimpin bisa bahasa internasional agar di pertemuan internasional bisa berkomunikasi, bisa berpidato, kalau tidak hanya menjadi pendengar. Indonesia itu harus hadir untuk internasional, itu perintah pembukaan undang-undang dasar, agar terlibat di dalam membangun dunia," tutupnya.
Sebelumnya, Suasana Sidang Tahunan MPR mendadak riuh. Pasalnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyindir pejabat eksekutif dan juga anggota DPR yang kerap studi banding jauh ke luar negeri.
"Untuk apa studi banding jauh-jauh ke luar negeri, padahal informasi yang dibutuhkan diperoleh dari smart phone," kata Jokowi di Sidang Tahunan MPR, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (16/8).
Jokowi lantas mengangkat telepon pintar yang dibawanya dan menunjukkan kelebihan teknologi komunikasi yang dapat menembus batas negara.
"Kita mau ke Amerika ada. Komplit di sini. Mau ke Rusia di sini ada, ke Jerman di sini juga ada semua. Dan ini juga relevan untuk bapak ibu anggota dewan," ujar Jokowi.
Suasana ruang parlemen yang semula serius mendadak riuh tawa para tamu undangan dan peserta sidang yang hadir.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies menegaskan, rakyat Indonesia harus mendapatkan kesempatan dan masa depan yang setara.
Baca SelengkapnyaAnies berkomitmen menciptakan negeri yang tidak lagi menakutkan atas kritikan dari masyarakat.
Baca SelengkapnyaPasangan AMIN bakal menagih pajak 100 orang terkaya di Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anies menegaskan, perubahan yang dimaksud ialah perubahan ke arah yang lebih baik.
Baca SelengkapnyaJika jadi presiden 2024, Anies bakal menunaikan kontrak politik yang ditandatangani tersebut.
Baca SelengkapnyaMenurut Anies, apabila ada menteri yang tak mentaati aturan alias tidak netral, maka masyarakat menunggu sikap dari Jokowi.
Baca SelengkapnyaAnies menilai mengatasi perubahan iklim harus dilakukan bersama.
Baca SelengkapnyaAnies menyayangkan adanya tindakan-tindakan tersebut oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Baca SelengkapnyaAnies mengatakan, perjuangan ketiganya untuk mewujudkan perubahan di Indonesia tidak akan sia-sia.
Baca Selengkapnya