Unik Alat Musik Gamelan di Majalengka Terbuat Dari Batu, Begini Potretnya
Merdeka.com - Memiliki tekstur keras dan padat, membuat batu kerap digunakan untuk kebutuhan konstruksi bangunan. Namun siapa sangka, di tangan sekelompok pemuda asal Kampung Girimukti, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka ini, bongkahan batu bisa diubah menjadi seperangkat alat musik menyerupai gamelan Sunda.
Seperti terlihat dalam unggahan Instagram @kiriknguyuh, Rabu (22/09) lalu, sekelompok remaja dari Kelompok Seni Kirik Nguyuh memainkan alat musik gamelan unik dari susunan batu yang diberi nama Sorawatu tersebut.
Memiliki Nada Unik
©2021 Youtube Kirik Nguyuh/ Merdeka.com
Sebagai alat musik tradisional, sorawatu memiliki susunan nada yang unik layaknya suara gamelan. Dalam postingan di akun tersebut, terlihat sejumlah kunci nada yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan ketukan dari musik yang dimainkan.
Jika diamati, suara yang keluar dari batu berbentuk pipih itu sepintas memiliki nada serupa alat gamelan dengan nada pentatonis, yang terdiri dari lima sampai tujuh tangga nada (pelog) seperti do, mi, fa, sol, si, re, do.
Sorawatu berasal dari istilah bahasa Sunda yakni Sora yang artinya suara, dan watu yang berarti batu. Cara memainkannya serupa dengan gamelan yakni dipukul.
Dimainkan sampai Yogyakarta
©2021 Youtube Kirik Nguyuh/ Merdeka.com
Baron, pegiat komunitas seni Kirik Nguyuh yang juga pembuat gamelan sorawatu di Kampung Girimukti menjelaskan, alat musiknya kerap dimainkan di berbagai acara kebudayaan lokal di Kabupaten Majalengka.
Bahkan beberapa tahun lalu, dirinya bersama para remaja pegiat seni pernah diundang di acara festival gamelan di Kota Yogyakarta.
“Sorawatu ini pernah terlibat di Jogja Gamelan Festival, kemudian kami juga pernah terlibat di acara Bukan Musik Biasa, termasuk meramaikan acara musik daerah yang diadakan oleh Kementerian Ekonomi Kreatif hingga bermain bersama Kemendikbud,” kata Baron, Minggu (3/10) melansir Youtube Jurnal Suma.
Harus Dimainkan dalam Keadaan Tenang
©2021 Youtube Kirik Nguyuh/ Merdeka.com
Menurut Baron, alat musik yang pertama dikenalkan tahun 2018 ini memiliki pesan tersendiri saat dimainkan oleh nayaga (penabuh gamelan). Sorawatu dikatakan sebagai alat musik yang hidup, karena menimbulkan bunyi kendati berasal dari bongkahan batu andesit.
Ia menerangkan, sorawatu akan menghasilkan nada pentatonis yang unik dan mengalir saat pemainnya dalam keadaan tenang dan fokus.
“Gamelan sorawatu ini sudah kita launching atau dipopulerkan pada Festival Kawin Batu Majalengka yang ke tiga, tepatnya di tahun 2019,” terangnya.
Bawa Pesan Khusus
©2021 Youtube Kirik Nguyuh/ Merdeka.com
Gamelan sorawatu juga membawa pesan khusus seputar alam dan lingkungan khususnya di wilayah Majalengka.
Baron menambahkan, batu sebagai bahan utama alat musik tradisional tersebut cukup membawa inspirasi terciptanya alat musik tersebut. Karena itu, melalui alunannya sorawatu diharapkan menjadi pengingat agar manusia bisa menjaga alam serta kesenian tradisional di sekitarnya.
(mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kerajinan tempat gamelan tak banyak disorot, padahal hanya orang-orang tertentu yang bisa membuatnya
Baca SelengkapnyaPermainan tradisional ini dulu sangat populer, sampai dijadikan perlombaan antar kerajaan
Baca SelengkapnyaTradisi khitanan ini unik, karena diiringi warga dengan keliling kampung sembari menabuh angklung.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terinspirasi dari banyaknya limbah kayu yang dihasilkan dari produksi alat musik, gadis ini mencoba berinovasi dengan teman-temannya
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang pengertian alat musik ritmis, jenis, dan cara menggunakannya.
Baca SelengkapnyaCalung ternyata punya sejarah yang menarik untuk mengobati rasa kesepian para petani Sunda
Baca SelengkapnyaTradisi ini jadi salah satu pesta adat masyarakat Sunda yang unik untuk meminta hujan
Baca SelengkapnyaKampung ini menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap desa tempat tinggalnya
Baca SelengkapnyaMadhanimulai dikenal sejak ia ikut berkompetisi di Dangdut Academ
Baca Selengkapnya