Sejarah 14 Maret 1931: Perilisan Bersejarah Alam Ara, Film Bersuara Pertama di India
Pada awal abad ke-20, industri film India mengambil langkah besar dengan perilisan “Alam Ara”, film bersuara pertama di negara tersebut. Dirilis pada 14 Maret 1931, film ini tidak hanya merevolusi sinema India tetapi juga menandai babak baru dalam sejarah budaya populer.
Dengan dialog dan musik yang direkam secara langsung, “Alam Ara” membawa penonton ke era baru hiburan audiovisual, di mana suara dan gambar bersatu untuk menciptakan pengalaman yang imersif.
Dibuat oleh Ardeshir Irani, “Alam Ara” menghadirkan tantangan teknis dan artistik yang belum pernah terjadi sebelumnya. Proses produksi film ini melibatkan penggunaan teknologi rekaman suara yang inovatif, yang pada saat itu masih sangat baru dan belum teruji.
Irani dan timnya harus berimprovisasi dengan peralatan dan teknik untuk mengatasi hambatan seperti kebisingan latar dan keterbatasan peralatan rekaman. Hasilnya adalah sebuah karya yang tidak hanya berhasil secara teknis tetapi juga memikat hati penonton dengan cerita dan musiknya yang menawan.
Film Alam Ara
Cerita film ini berpusat pada seorang raja dan dua istrinya, Dilbahar dan Naubahar, yang tidak memiliki anak. Suatu hari, seorang fakir memberitahu Naubahar bahwa dia akan melahirkan seorang putra, tetapi anak tersebut akan meninggal setelah ulang tahunnya yang ke-18 kecuali jika Naubahar dapat menemukan sebuah kalung yang terikat di leher seekor ikan yang akan muncul sekali di danau istana.
Sementara itu, Dilbahar, istri lain dari raja, terlibat dalam perselingkuhan dengan senapati Adil, yang diperankan oleh Prithviraj Kapoor. Namun, Adil tidak membalas perasaan Dilbahar. Ketika raja mengetahui hal ini, dia menangkap Adil dan mengusir istri Adil yang sedang hamil, Mehar Nigar. Mehar Nigar kemudian melahirkan seorang putri bernama Alam Ara dan meninggal tidak lama setelah itu.
merdeka.com
Alam Ara, yang diperankan oleh Zubeida, tumbuh menjadi seorang wanita muda yang cantik dan baik hati. Film ini mengikuti perjalanan Alam Ara saat dia mengetahui tentang asal-usulnya dan berusaha menyatukan kembali keluarganya yang terpecah.
Dengan latar belakang intrik istana dan romansa, film ini juga menampilkan musik dan tarian yang menjadi ciri khas sinema India. Meskipun tidak ada cetakan film yang diketahui masih ada, sehingga menjadikannya film yang hilang, “Alam Ara” tetap dikenang sebagai tonggak sejarah dan inspirasi bagi generasi film-film India yang akan datang.
berita untuk kamu.
Terinspirasi “Show Boat”
Produksi film “Alam Ara” pada tahun 1931 adalah sebuah prestasi luar biasa mengingat keterbatasan teknologi pada masa itu. Film ini disutradarai dan diproduksi oleh Ardeshir Irani, yang terinspirasi untuk membuat film bersuara setelah menonton film Amerika “Show Boat” tahun 1929. Untuk mengatasi tantangan teknis, pengambilan gambar utama dilakukan tengah malam antara pukul 01.00 hingga 04.00 pagi untuk menghindari suara kereta api di dekat studio.
Irani menggunakan sistem suara tunggal Tanar untuk perekaman suara film tersebut. Ini adalah teknologi yang cukup primitif dibandingkan dengan standar modern, tetapi pada saat itu merupakan terobosan besar. Firozshah Mistry dan B. Irani menggubah keseluruhan lagu dalam film, yang berjumlah tujuh buah.
Meskipun proses produksi dan perekaman suara sangat berbeda dari teknik yang digunakan saat ini, “Alam Ara” berhasil menjadi film bersuara pertama di India dan memperoleh kesuksesan besar di box office.
Pemeran Alam Ara
Pemeran utama dalam film “Alam Ara” tahun 1931 adalah Master Vithal dan Zubeida. Selain mereka, film ini juga menampilkan Muhammad Wazir Khan, Jilloo, Sushila, Prithviraj Kapoor, Elizer, Jagdish Sethi, L. V. Prasad, dan Yaqub sebagai karakter pendukung.
Film ini merupakan tonggak penting dalam sejarah perfilman India karena menjadi film bersuara pertama di negara tersebut. Meskipun tidak ada salinan film yang diketahui masih ada, kinerja para aktor dan musik dalam film tersebut masih dikenang hingga hari ini.
Pengaruh Alam Ara dalam Industri Film India
Film “Alam Ara” memiliki dampak yang signifikan terhadap industri film India. Sebagai film bersuara pertama di India, dirilis pada tahun 1931, film ini memulai era baru dalam sinema India. Berikut adalah beberapa dampak penting dari film tersebut:
- Peningkatan Produksi Film: Rilis “Alam Ara” memicu peningkatan jumlah film yang diproduksi di India. Pada tahun 1931, jumlah film yang dibuat melonjak menjadi 328, naik dari hanya 108 pada tahun 1927. Ini menunjukkan bagaimana film tersebut mendorong pertumbuhan industri film secara keseluruhan.
- Pembangunan Bioskop: Periode setelah rilis “Alam Ara” juga menyaksikan pembangunan gedung bioskop besar dan pertumbuhan signifikan dalam jumlah penonton. Ini menandakan bahwa film tersebut tidak hanya mempengaruhi produksi film tetapi juga infrastruktur hiburan yang lebih luas.
- Pengaruh pada Genre Musikal: “Alam Ara” juga meletakkan dasar bagi genre musikal Bollywood yang populer saat ini. Film ini memperkenalkan konsep playback singing, di mana suara penyanyi direkam terpisah dan kemudian disinkronkan dengan gerak bibir aktor. Ini menjadi ciri khas industri film India dan berkontribusi pada evolusi musik dalam film Bollywood.
- Inspirasi Teknologi Rekaman: Meskipun menggunakan teknologi rekaman suara yang primitif pada masa itu, keberhasilan “Alam Ara” menginspirasi penggunaan dan pengembangan teknologi rekaman suara yang lebih canggih dalam produksi film.
- Pengaruh Budaya: Film ini tidak hanya mengubah industri film tetapi juga memiliki dampak budaya yang luas. Sebagai film bersuara pertama, “Alam Ara” membuka jalan bagi film-film India untuk lebih mengeksplorasi dan mengekspresikan budaya serta tradisi lokal melalui dialog dan musik.
- Andre Kurniawan
Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah sebuah upaya besar dalam perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda.
Baca SelengkapnyaFilm produksi era Kolonial Belanda ini tuai pujian saat ditayangkan di luar negeri, namun masyarakat Pribumi merasa kecewa dengan hasilnya.
Baca SelengkapnyaTiga bersaudara dari etnis Tionghoa ini cukup aktif dan terkenal di dunia perfilman era Hindia Belanda sekaligus pendiri dari The Great Wall Productions.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Suku asli dari kota Pagaralam, Ogan Komering Ulu Selatan, dan Muara Enim ini melakukan perlawanan terlama dalam sejarah.
Baca SelengkapnyaPecah rekor, film Indonesia tahun 2024 tembus 55 juta penonton. Terbanyak sepanjang sejarah.
Baca SelengkapnyaJembatan yang satu ini konon menjadi jembatan tertua yang ada di Pulau Sumatera.
Baca SelengkapnyaSelain penyalur informasi terkini, kantor ini juga menjadi sarana penghubung antara pers Belanda dan pers yang ada di Hindia Belanda.
Baca Selengkapnyapentingnya pemahaman sejarah kebangsaan sebagai landasan identitas bagi masyarakat Indonesia
Baca SelengkapnyaTanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.
Baca Selengkapnya