Sejarah 13 April 2013: Jatuhnya Pesawat Lion Air Boeing 737-800 NG di Perairan Bali
Merdeka.com - Transportasi udara jadi salah satu transportasi pilihan masyarakat untuk bepergian jarak jauh. Waktu yang singkat menjadi daya tarik tersendiri, terlebih bagi seseorang yang memiliki jadwal super padat. Selain itu, transportasi udara juga merupakan sarana penting bagi pengembangan perdagangan, ekonomi dan industri pariwisata di Indonesia sebagai negara yang kaya akan budaya dan tradisi.
Namun, sayangnya memilih pesawat sebagai alat transportasi masih menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian orang mengingat cukup seringnya terjadi kecelakaan pesawat. Seperti yang terjadi pada 2013 lalu saat pesawat Lion Air Boeing 737-800 NG jatuh di perairan Bali.
Berikut sejarah 13 April 2013, insiden jatuhnya pesawat Lion Air Boeing 737-800 NG di perairan Bali yang telah dirangkum merdeka.com melalui uprints.upnjatim.ac.id dan berbagai sumber lainnya pada Rabu, (13/04/2022).
Kronologi Jatuhnya Pesawat
Peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air Boeing 737-800 yang terjadi di Denpasar sembilan tahun lalu menjadi kabar duka yang kesekian kalinya datang dari dunia penerbangan. Pesawat dalam posisi take saat melaju dengan kecepatan tinggi langsung berhenti mendadak dan mengejutkan penumpang akibat adanya sedikit kerusakan. Peristiwa tersebut menambah daftar panjang catatan hitam bagi maskapai Lion Air.
Pesawat dengan nomor penerbangan JT 904 rute Bandung menuju Denpasar tersebut terperosok ke laut Bandara Ngurah Rai, Denpasar tanpa sempat menyentuh landasan pacu. Peristiwa tersebut menyebabkan badan pesawat patah.
Otoritas bandara memastikan semua penumpang berjumlah 101 dengan rincian yakni 95 orang penumpang dewasa, lima orang penumpang anak, satu penumpang bayi serta tujuh orang awak pesawat dalam kondisi selamat selamat meski ada beberapa yang mengalami luka-luka dan harus dilarikan ke dua rumah sakit berbeda, yaitu RS Kasih ibu dan RS Sanglah.
Penyebab Pesawat Jatuh
Pesawat buatan pabrik Amerika Serikat tersebut berada di bawah kendali pilot Mahlup Ghazali dan kopilot asal India Chirag Kalra baru diterima PT Lion Air pada Maret 2013 dan baru dioperasikan selama satu minggu, sehingga masih tergolong baik dan layak terbang.
Maka dari itu, hingga kini penyebab jatuhnya pesawat belum diketahui secara pasti. Mengingat belum ada pergantian suku cadang dan belum ada kerusakan.
Pasca peristiwa tersebut pilot dan kopilot diserahkan ke Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk menjalani proses investigasi. Sesuai standar SOP pilot dan kopilot menjalani masa trainingkembali sebelum kemudian diserahkan kembali kepada pihak maskapai penerbangan.
(mdk/nof)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pesawat Lion Air tujuan Jeddah mengalihkan pendaratan ke Bandara Internasional Kualanamu, Senin (11/3) malam.
Baca SelengkapnyaDalam sepekan 3 pesawat Lion Air tujuan Jeddah mengalihkan penerbangan ke Bandara Kualanamu, Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaMengutip blog Qantas Airways mengulas bunyi dan frekuensi dentingan 'ding' bergantung pada urgensi situasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dalam insiden tersebut seorang penumpang mengalami luka ringan akibat terkena serpihan kabin.
Baca SelengkapnyaPihak AirNav menyebut bahaya balon udara raksasa liar dari penerbangan antara menutupi pandangan pilot.
Baca SelengkapnyaKronologi Dua Pegawai Lion Air Selundupkan Narkoba dari Medan ke Jakarta
Baca SelengkapnyaPotret langit ibu kota yang terlihat abu-abu karena dipenuhi polusi udara.
Baca SelengkapnyaMemasuki arus mudik Lebaran sejumlah maskapai penerbangan menambah frekuensi penerbangannya ke Banyuwangi.
Baca Selengkapnya