Penyebab Konjungtivitis beserta Gejala dan Cara Mencegahnya
Merdeka.com - Konjungtivitis, atau yang umumnya dikenal sebagai "pink eye", adalah peradangan atau infeksi pada selaput transparan (konjungtiva) yang melapisi kelopak mata dan menutupi bagian putih bola mata.
Ketika pembuluh darah kecil pada konjungtiva meradang, mereka akan semakin terlihat. Inilah yang menyebabkan bagian putih mata Anda jadi tampak kemerahan atau berwarna pink.
Kondisi mata merah ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus, reaksi alergi, atau dalam kasus pada bayi bisa disebabkan karena saluran air mata yang tidak terbuka sempurna.
Konjungtivitis sering dialami oleh anak-anak. Dan Anda juga harus tahu bahwa penyakit ini bisa sangat menular, meskipun jarang menjadi kondisi yang serius. Konjungtivitis juga jarang mempengaruhi penglihatan Anda, terutama jika Anda dapat mengobatinya dengan cepat.
Berikut ini, kami akan menyampaikan penjelasan tentang penyebab konjungtivitis beserta gejala dan cara mencegahnya.
Penyebab Konjungtivitis
Dilansir dari mayoclinic.org, penyebab konjungtivitis antara lain adalah:
Konjungtivitis virus dan bakteri
Sebagian besar penyebab konjungtivitis biasanya dikarenakan oleh adenovirus, meski juga dapat disebabkan oleh virus herpes simpleks, virus varicella-zoster, dan berbagai virus lainnya, termasuk virus penyebab coronavirus 2019 (COVID-19).
Konjungtivitis virus dan bakteri dapat terjadi bersamaan dengan pilek atau gejala infeksi pernapasan, seperti sakit tenggorokan. Mengenakan lensa kontak yang tidak dibersihkan dengan benar atau bukan milik Anda sendiri juga dapat menjadi penyebab konjungtivitis bakteri.
Kedua jenis ini sangat menular. Mereka menyebar melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan cairan yang mengalir dari mata seseorang yang terinfeksi.
Konjungtivitis alergi
Penyebab konjungtivitis berikutnya karena alergi. Ini mempengaruhi kedua mata dan merupakan respons terhadap benda penyebab alergi seperti serbuk sari. Sebagai respons terhadap alergen, tubuh akan menghasilkan antibodi yang disebut imunoglobulin E (IgE). Antibodi ini memicu sel khusus yang disebut sel mast di lapisan mukosa mata dan saluran udara untuk melepaskan zat inflamasi, termasuk histamin. Pelepasan histamin pada tubuh dapat menghasilkan sejumlah tanda dan gejala alergi, termasuk konjungtivitis ini.
Jika Anda memiliki konjungtivitis alergi, Anda mungkin mengalami rasa gatal yang hebat, radang mata, serta bersin dan hidung berair. Sebagian besar konjungtivitis alergi dapat dikontrol dengan obat tetes mata alergi.
Konjungtivitis akibat iritasi
Iritasi dari percikan bahan kimia atau benda asing di mata Anda dapat menjadi penyebab konjungtivitis. Terkadang membilas dan membersihkan mata untuk menghilangkan bahan kimia atau benda akan menyebabkan kemerahan dan iritasi. Tanda dan gejalanya, yang biasanya berupa mata berair dan keluarnya lendir, biasanya hilang dengan sendirinya dalam waktu sekitar satu hari.
Jika pembersihan mata yang pertama tidak menyelesaikan gejala, atau jika bahan kimianya bersifat kaustik seperti alkali, Anda harus menemui dokter atau spesialis mata sesegera mungkin. Percikan bahan kimia ke mata dapat menyebabkan kerusakan mata permanen. Gejala persisten juga dapat menunjukkan bahwa Anda masih memiliki benda asing di mata Anda - atau mungkin goresan di atas kornea atau penutup bola mata (sklera).
Gejala Konjungtivitis
Dilansir dari cdc.gov, gejala konjungtivitis dapat berupa:
Namun, bergantung pada penyebabnya, gejala lain dapat terjadi.
Konjungtivitis virus
Konjungtivitis bakteri
Konjungtivitis alergi
Cara Mencegah
Cara mencegah penularan konjungtivitis
Terapkan kebersihan yang baik untuk mengontrol penyebaran mata merah muda. Misalnya dengan:
Perlu diingat bahwa mata merah tidak akan terlalu menular seperti flu biasa. Jadi tidak apa-apa jika ingin kembali bekerja, sekolah atau aktivitas lain, dan tetaplah konsisten mempraktikkan kebersihan yang baik.
Mencegah konjungtivitis pada bayi
Mata bayi baru lahir rentan terhadap bakteri yang biasanya ada di dalam kandungan ibu. Bakteri ini tidak menimbulkan gejala pada ibu. Dalam kasus yang jarang terjadi, bakteri ini dapat menyebabkan bayi mengembangkan bentuk konjungtivitis serius yang dikenal sebagai ophthalmia neonatorum, yang membutuhkan perawatan untuk mempertahankan penglihatan. Itu sebabnya tak lama setelah lahir, salep antibiotik dioleskan ke mata pad bayi yang baru lahir. Salep ini akan membantu mencegah infeksi mata.
(mdk/ank)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Papiledema bisa menimbulkan gejala seperti penglihatan kabur, ganda, atau hilang, sakit kepala, mual, dan muntah.
Baca SelengkapnyaPenyakit menular disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang dapat menyebar dari satu orang ke lainnya, termasuk anak-anak.
Baca SelengkapnyaMalaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kondisi hidung gatal bisa disebabkan oleh alergi, iritasi, ISPA, polip, maupun tumor hidung.
Baca SelengkapnyaHiperpigmentasi merupakan permasalahan kulit yang cukup meresahkan. Yuk, cari tahu cara mencegahnya di sini!
Baca SelengkapnyaDifteri adalah infeksi bakteri yang sangat menular yang terjadi karena varian Corynebacterium diphtheriae. Penyakit ini memengaruhi sistem pernapasan.
Baca SelengkapnyaBisul tanpa mata adalah infeksi pada kulit yang ditandai dengan adanya benjolan merah yang terasa sakit.
Baca SelengkapnyaGejala mata lelah termasuk mata kering, iritasi, sensasi terbakar, dan bahkan sakit kepala.
Baca SelengkapnyaGatal di jari tangan bisa dipengaruhi oleh beberapa kondisi.
Baca Selengkapnya