Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Benjang Batok, Seni Asli Pangandaran yang Bantu Bebaskan Warga dari Romusha

Mengenal Benjang Batok, Seni Asli Pangandaran yang Bantu Bebaskan Warga dari Romusha Seni Benjang Batok Pangandaran. ©2023 YouTube Studio Angklung Mang Koko/ Merdeka.com

Merdeka.com - Ada banyak cara yang dilakukan masyarakat zaman dahulu untuk melawan kolonialisme. Di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat misalnya, seni Benjang Batok jadi senjata ampuh agar warga terhindar dari kerja paksa romusha yang diterapkan pasukan Jepang.

Mengerjakan banyak pembangunan dengan siksaan rupanya memantik kekesalan warga. Kesenian ini kemudian berhasil melawan kerja paksa bukan dengan kekerasan, melainkan melalui tarian yang mampu mengalihkan perhatian para penjajah.

Tarian ini diiringi oleh alunan musik kuno, dengan menggunakan batok atau tempurung kelapa hingga dikembangkan menggunakan angklung. Kesenian Benjang Batok terbukti sukses membuat warga lolos dari jebakan romusha yang menyengsarakan.

Menghipnotis Penjajah Jepang

seni benjang batok pangandaran

©2023 YouTube Studio Angklung Mang Koko/ Merdeka.com

Dikutip dari Instagram @budaya.kuring, Senin (13/3), kesenian asli Sunda ini disebut mampu menghalau penjajah agar tidak menjerat rakyat Pangandaran. Saat itu di tahun 1940-an, warga di Dusun Karangpaci, Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang memainkan kesenian ini ketika anggota keluarga hendak direkrut untuk bekerja kasar dan tidak dibayar.

Kaum istri bersepakat untuk mengalihkan perhatian tentara Jepang dengan tarian yang diiringi batok kelapa. Batok kelapa dimainkan dengan cara dibenturkan ke batok lainnya sehingga menciptakan irama yang unik.

Dikarenakan menjadi sesuatu yang baru bagi penjajah, kesenian ini berhasil menciptakan kekaguman dan membuat mereka lupa bahwa tujuannya di Pangandaran adalah untuk mencari tenaga romusha.

Membantu Para Suami Kabur

Menurut cerita, para tentara Jepang saat menikmati kesenian Benjang Batok juga meminum minuman keras sehingga mabuk. Di tengah kondisi demikian, para perempuan meminta suaminya melarikan diri agar tidak ditangkap penjajah. Cara ini berhasil. Kaum lelaki di Dusun Karangpanci bisa terhindar dari siksaan kerja paksa yang tidak manusiawi.

Kesenian Benjang Batok terus dilestarikan oleh warga di Pangandaran sebagai kearifan lokal setempat. Kesenian ini juga masih dimainkan di acara-acara kebudayaan, dengan iringain musik angklung beserta gamelan Sunda.

Mang Koko, selaku budayawan setempat menjadi pihak yang terus merawat seni Benjang Batok agar masyarakat sekarang mengetahui keberadaannya.

Jadi Tarian Menyambut Tamu

seni benjang batok pangandaran

©2023 YouTube Studio Angklung Mang Koko/ Merdeka.com

Sementara itu, menurut laman tourism.pangandarankab.go.id, kesenian ini berasal dari Bahasa Sunda yakni Benjang yang artinya Ngabebenjo Nganjang atau menhormati dan menyambut pihak yang bertamu ke Pangandaran.

Para penari Benjang Batok biasanya mengikuti irama yang keluar dari tempurung kelapa itu untuk menari. Gerakannya perlahan, dengan musik yang tidak terlalu cepat. Dengan berpadunya tempurung kelapa, angklung dan gamelan kesenian ini mampu melahirkan nada yang unik dan enak didengar.

Keunikan lain yang bisa ditemukan adalah lagu yang dinyanyikan oleh para penari biasanya membawa pesan khusus bagi masyarakat atau dalam bahasa setempat dinamakan sisindian. Kesenian ini juga rutin ditampilkan sebagai bentuk syukur warga akan kondisi yang aman dan baik-baik saja di desanya.

(mdk/nrd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Profil M.H. Manullang, Sosok Pejuang Melawan Kolonial di Tanah Batak yang Terlupakan
Profil M.H. Manullang, Sosok Pejuang Melawan Kolonial di Tanah Batak yang Terlupakan

Sosok pahlawan dari Tanah Batak yang begitu berjasa melawan kolonialisme Belanda yang sudah mulai dilupakan.

Baca Selengkapnya
Tempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku
Tempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku

Simak cerita di balik tempat bersejarah dan saksi bisu ditangkapnya Pangeran Diponegoro.

Baca Selengkapnya
Kini Tanah Makamnya Dipindahkan ke Bojonegoro, Begini Kisah Perjuangan Raja Jawa Jadi Buruh Batu Bara di Pengasingan
Kini Tanah Makamnya Dipindahkan ke Bojonegoro, Begini Kisah Perjuangan Raja Jawa Jadi Buruh Batu Bara di Pengasingan

Samin Surosentiko dikenal sebagai penentang keras kolonialisme.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Lebong Tandai, Desa Kecil di Bengkulu Penyumbang Emas Tugu Monas dan Dikuras Habis oleh Penjajah
Lebong Tandai, Desa Kecil di Bengkulu Penyumbang Emas Tugu Monas dan Dikuras Habis oleh Penjajah

Salah satu desa yang terletak di Kecamatan Napal Putih ini dikenal sebagai kawasan pertambangan sejak zaman kolonial hingga menjadi rebutan beberapa negara.

Baca Selengkapnya
Banjir di Kota Pangkalpinang, 458 Rumah Terendam
Banjir di Kota Pangkalpinang, 458 Rumah Terendam

Saat ini petugas sudah disiagakan di kota Pangkalpinang untuk memantau wilayah rawan bencana.

Baca Selengkapnya
Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial
Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial

Sebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.

Baca Selengkapnya
Aksi Bersih-Bersih Relawan Ganjar dan Pasukin, Simbol Kepedulian Jaga Bumi
Aksi Bersih-Bersih Relawan Ganjar dan Pasukin, Simbol Kepedulian Jaga Bumi

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi masyarakat luas tentang pentingnya menjaga kebersihan alam

Baca Selengkapnya
Momen Seru Ganjar Blusukan di Banda Neira, Diberi Warga Buku Sejarah Karya Des Alwi hingga Diminta Turunkan Beras
Momen Seru Ganjar Blusukan di Banda Neira, Diberi Warga Buku Sejarah Karya Des Alwi hingga Diminta Turunkan Beras

Kedatangan Ganjar disambut antusias warga setempat.

Baca Selengkapnya
Tengkorak Zaman Romawi Dikubur Bersama Perhiasan Emas dan Sepatu Kulit Mahal, Sosoknya Bukan Orang Sembarangan
Tengkorak Zaman Romawi Dikubur Bersama Perhiasan Emas dan Sepatu Kulit Mahal, Sosoknya Bukan Orang Sembarangan

Tengkorak Zaman Romawi Dikubur Bersama Perhiasan Emas dan Sepatu Kulit Mahal, Sosoknya Bukan Orang Sembarangan

Baca Selengkapnya