Menengok Makna Silaturahmi Lewat Nyaneut, Tradisi Minum Teh ala Masyarakat Garut
Merdeka.com - Masyarakat Sunda di Jawa Barat sejak dahulu dikenal dengan tata kramanya yang halus dalam bersosial. Budaya tersebut merupakan cerminan dari harmonisnya kehidupan antar sesama sebagai pedoman dalam nilai kehidupan sehari hari.
Salah satu implementasi nilai tersebut bisa kita lihat di dalam warisan budaya bernama Nyaneut. Sebuah tradisi meminum teh asal Kabupaten Garut Jawa Barat yang dilakukan secara bersama-sama dengan sanak keluarga maupun para kerabat di sana.
Nyaneut telah berlangsung turun-temurun tersebut kerap dijadikan pedoman para wargi Sunda (sebutan untuk orang Sunda) untuk menghormati dan bersilaturahmi melalui suguhan dari secangkir teh hangat.
Asal Usul Tradisi Nyaneut
Menuangkan teh di tradisi nyaneut
Tangkapan layar youtube Cerita Desa ©2020 Merdeka.com
Mengutip dari kanal Good News From Indonesia, tradisi nyaneut tidak bisa dilepaskan dari melimpahnya komoditas teh di Garut bernama kejek (biasa warga setempat menyebutnya) yang dibudidayakan oleh seorang ilmuan asal Belanda di abad ke-19 bernama Karel Frederik Holle yang membuka perkebunan teh di kawasan Cikajang, Kab Garut.
Sejak saat itu, komoditas teh di Garut semakin berkembang dengan perawatan yang sangat baik, sehingga menghasilkan cita rasa teh yang premium dan menjadi ciri khas dari kota berjuluk Swiss van Java tersebut.
Tradisi Menyuguhkan Teh untuk Tamu
Sementara itu, menurut budawan muda Dasep Badru Salam, asal Cikajang, Kabupaten Garut menyebutkan jika budaya nyaneut berawal dari kebiasaan orang-orang Sunda zaman dahulu ketika ‘Nyuguhan Cai’ atau menyuguhkan minum kepada para tamu yang datang ke tempat tinggal mereka.
“Kalau bahasa Sundanya mah Nyuguhan Cai, atau menyuguhkan minum kepada tetamu yang datang, yang bertamu ke rumah kita” katanya via YouTube Talkshow Indonesia Asyik! beberapa waktu lalu.
Mempererat Tali Silaturahmi Lewat Secangkir Teh
Hal menarik lainnya dari tradisi nyaneut, selain sebagai upaya menghormati tamu melalui suguhan minum teh khas Garut, di dalam nyaneut juga terdapat nilai tradisi kuat, yaitu mempererat tali silaturahmi dari si penyuguh teh kepada tamu yang menikmatinya.
Dasep menyebutkan upaya mempererat tali silaturahmi tersebut bisa terlihat dari kata nyaneut yang merupakan turunan kalimat dari Nyandeut dalam bahasa Indonesia yang artinya berdekatan.
“Sebenarnya tujuan intinya adalah mempererat tali silaturahmi antar sesama dari bahasa Nyandeut, nempel, nepungkeung rasa babarayaan (saling berdekatan, dan menyatukan ketika kumpul bersama sama)” papar Dasep.
Menjadi Teman Para Petani
Di Kecamatan Cikajang sendiri, nyaneut kerap dijadikan teman oleh para masyarakat Garut zaman dahulu dalam menemani mereka mengobrol seputar pertanian hingga tatanan kehidupan masyarakat kedepan.
“Kalau zaman dahulu yang banyak dibahas adalah seputar tanam, cara bertanam di pertanian, selain itu juga membahas seputar kehidupan kedepan dari para sesepuh di masa lalu” kata pria yang juga penyelenggara festival tahunan nyaneut di Cikajang, Garut tersebut.
Cara Melakukan Tradisi Nyaneut
Tradisi nyaneut khas Kajang, Kabupaten Garut
Tangkapan layar youtube Cerita Desa ©2020 Merdeka.com
Untuk melakukan tradisi nyaneut, sesuai kebiasaan masyarakat zaman dahulu biasanya warga yang melakukannya akan terlebih dahulu menuangkan teh hangat dari teko bambu ke dalam gelas bambu.
Lalu sebelum meminum para tamu biasanya akan memutar gelas sebanyak dua kali yang ditaruh di atas telapak tangan, sembari menghirup aroma dari teh sebagai simbol menikmati ala masyarakat Sunda. Selanjutnya, teh bisa langsung diminum secara perlahan sembari mengobrol dengan sang pemilik rumah.
Selain itu, kebiasaan lain yang kerap ada saat pelaksanaan tradisi nyaneut adalah pemilik rumah akan menyertakan beberapa kudapan tradisional khas wilayah pedesaan Sunda seperti singkong dan ubi rebus, kacang rebus dan beberapa kudapan lainnya.
Biasanya pihak yang menyuguhkan juga akan menyediakan beberapa potong gula merah, sebagai pemanis tambahan dari rasa teh yang bisa disesuaikan dengan selera tamu tersebut.
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tradisi kuno dan unik dari Karo Sumut ini dilakukan dengan diam-diam dan bertujuan agar sebuah keluarga bisa segera memiliki anak laki-laki.
Baca SelengkapnyaBerikut contoh pantun lucu yang menghibur dan cocok untuk mencairkan suasana saat berkumpul.
Baca SelengkapnyaNyawalan jadi ajang silaturahmi sekaligus melestarikan tradisi nenek moyang di Ciamis.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Acara Ngarot jadi pameran hasil tani khas Sumedang
Baca SelengkapnyaIni merupakan bentuk ikhtiar warga Sumedang setelah terjadi bencana gempa beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaTradisi Nyepuh jadi cara warga di Ciamis untuk menyambut bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Jawa masih rutin melaksanakan tradisi tersebut sebagai bentuk penyucian diri.
Baca SelengkapnyaTradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca SelengkapnyaSuhu ASI juga diatur untuk menyamakan suhu tubuh sang ibu sehingga nyaman dikonsumsi oleh bayi.
Baca Selengkapnya