Dua Elang Jawa Dipasangi GPS Sebelum Dilepas di Taman Safari, Bantu Ungkap Ini

Selasa, 31 Januari 2023 09:30 Reporter : Nurul Diva Kautsar
Dua Elang Jawa Dipasangi GPS Sebelum Dilepas di Taman Safari, Bantu Ungkap Ini Elang Jawa di Taman Safari Indonesia. ©2023 Instagram Taman Safari/ Merdeka.com

Merdeka.com - Dua ekor Elang Jawa terpantau dipasangi alat pemosisi digital (GPS) oleh pengelola Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS), sebelum dilepas di Taman Safari Indonesia, Bogor, Senin (30/1).

Disampaikan Peneliti TNGHS, Cici Nur Fatimah, pemasangan GPS di burung yang diberi nama Jelita dan Parama itu bertujuan untuk kepentingan penelitian.

"Dalam kegiatan hari ini kita melepas elang Parama dan Jelita yang dipasangi GPS," kata Cici, dikutip dari ANTARA.

2 dari 4 halaman

Melacak Arah Terbang dan Kegiatannya

elang jawa di taman safari indonesia

©2023 Instagram Taman Safari/ Merdeka.com

Menurut Cici, pemasangan GPS akan membantu peneliti mendapatkan informasi tentang arah pergerakan terbang, termasuk kegiatannya saat dilepas ke alam.

"Kita ingin mengetahui di jam-jam tertentu dia kemana, pagi, siang dia kemana. Di karakteristik vegetasi mana dia mau mencari makan," kata mahasiswi doktoral di Kyoto University, Jepang itu.

Menurutnya, pelacakan menggunakan satelit GPS ini menjadi hal yang baru di Indonesia, karena sebelumnya masih dilakukan lewat pemantauan langsung, maupun radio.

"Pertama kalinya pemasangan GPS pada elang jawa bernama Iskandar dilakukan pada Januari 2022. Kita lepas di Halimun Gunung Salak. Dan melalui pemasangan GPS tersebut kita berhasil mendapatkan data kemana saja Iskandar pergi, dan di mana saja dia mencari makan," kata Cici

3 dari 4 halaman

Tidak Melukai Elang Jawa

Pemasangan alat GPS, kata Cici dilakukan secara hati-hati dengan tetap melindungi Elang Jawa. GPS dipasang menggunakan tali yang diikatkan di kaki.

Bobot alat pun cukup ringan yakni hanya 21 gram sehingga bisa dibawa dengan mudah oleh Elang Jawa saat terbang.

"Baterai GPS ini digunakan kurang lebih tiga tahun. Mudah-mudahan Parama dan Jelita sehat terus. GPS ini juga menggunakan solar panel, jadi tidak perlu di-charge. Tinggal pakai daya matahari," kata Cici.

Sebelumnya pelepasan ini juga didampingi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, termasuk PT Smelting, dan Taman Safari Indonesia (TSI).

4 dari 4 halaman

Melihat Kesiapan Elang Jawa untuk Dilepas

Sementara itu, Kepala Balai TNGHS, Wasja mengatakan, pemasangan GPS di Elang Jawa jantan dan betina ini juga untuk mengetahui kesiapannya saat dilepas di alam liar.

Nama Parama sendiri merupakan pemberian Menteri LHK, Siti Nurbaya. Pembiakan Parama dilakukan di Pusat Suaka Satwa Elang Jawa (PSSEJ) Loji Balai TNGHS, dengan usia saat ini menginjak 2 tahun 7 bulan. Sedangan Jelita yang diberi nama oleh Plt. Dirjen KSDAE, Bambang Hendroyono pembiakannya dilakukan di Taman Safari Indonesia, dengan usia 2 tahun 4 bulan.

Parama merupakan hasil indukan dari Rama dan Dygtha, yang menetas pada 8 Juli 2020. Sedangkan Jelita memiliki indukan Rizka dan Hanum yang menetas telurnya pada 14 Oktober 2020 .

"Pemantauan perilaku dilakukan secara bersama, antara perawat satwa TSI, dan PSSEJ yang menekankan pada lima kriteria dan indikator yang selama ini diterapkan untuk melihat kesiapan elang untuk dilepas," kata Wasja.

[nrd]
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini