Beberapa Gunung di Indonesia Berpotensi Erupsi Bersamaan, Akademisi ITB Ungkap Fakta di Baliknya
Beberapa penyebab gunung meletus bisa diduga sebelumnya, namun ada juga yang tak terduga.
erupsi gunungBeberapa Gunung di Indonesia Berpotensi Erupsi Bersamaan, Akademisi ITB Ungkap Fakta di Baliknya
Beberapa penyebab gunung meletus bisa diduga sebelumnya, namun ada juga yang tak terduga.
Ahli vulkanologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Mirzam Abdurachman mengungkapkan, beberapa gunung berapi di Indonesia berpotensi erupsi bersamaan karena sejumlah faktor. Mulai dari berada pada busur vulkanik yang sama hingga interval letusannya berdekatan.
Busur Vulkanik
Indonesia memiliki empat jalur gunung berapi (jalur busur vulkanik) yang terbentuk di atas lempeng tektonik. Saat dilihat dari atas, jalur-jalur ini membentuk lengkungan atau busur. Mengutip Liputan6.com, empat busur vulkanik di Indonesia yakni Busur Sunda, Busur Banda, Busur Halmahera, dan Busur Sangihe-Selebes.
- Gunung Semeru Meletus, Muntahkan Abu Setinggi 900 Meter
- Gunung Ibu Maluku Utara Erupsi 88 Detik Luncurkan Abu Setinggi 1.000 Meter
- Gunung Semeru Kembali Erupsi, Letusan Mencapai 800 Meter
- Fakta Menarik Gunung Anak Ranakah, Disebut sebagai Gunung Api Aktif Termuda di Indonesia
- Menko PMK ke Pemudik: Jangan Sekali-Sekali Pakai Bahu Jalan untuk Berhenti, Apapun Alasannya
- VIDEO: Malu-Malu Titiek Soeharto Ditanya Siap Dampingi Prabowo Jadi Ibu Negara
"Busur vulkanik bertindak sebagai event organizer. Lantaran mereka (Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi) dipengaruhi interaksi lempeng tektonik yang sama," jelas ahli vulkanologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Mirzam Abdurachman, dikutip dari laman resmi ITB, Sabtu (11/5/2024). Gunung Api di Indonesia
Penyebab Lain
Sementara itu, gunung api yang berada di busur vulkanik berbeda dapat meletus bersamaan karena memiliki interval letusan berdekatan. Seperti yang terjadi pada Gunung Lewotolok dan Gunung Ruang.
Gunung Meletus
Gunung api meletus ketika keseimbangan dalam dapur magma terganggu. Fenomena ini melibatkan tiga proses kritis, yakni di bawah, di dalam, dan di atas dapur magma.
Pada bagian bawah dapur magma, terjadi injeksi magma baru karena pergerakan lempeng tektonik. Fenomena ini dapat diibaratkan dengan menambahkan air ke botol yang sudah penuh, sehingga menyebabkan magma tumpah.
Pada bagian dalam dapur magma, terjadi proses pendinginan magma yang menghasilkan kristalisasi. Hal ini menciptakan ketidakseimbangan yang jika tidak terkendali dapat memicu erupsi.
Kendati ada pola dan siklus yang dapat diprediksi, ada juga faktor tak terduga seperti keruntuhan dinding dapur magma. Seperti yang terjadi dalam kasus letusan Gunung Ontake di Jepang.
Pada bagian atas dapur magma, meskipun tidak langsung terhubung dengan tubuh gunung api, faktor eksternal seperti pelelehan es di puncak gunung (seperti yang terjadi di Gunung Fuji), badai (seperti pada Gunung Pinatubo), gelombang laut (seperti pada Gunung Gamalama), dan gempa bumi dapat memicu letusan.
Fenomena alam yang kerap terjadi saat gunung api erupsi adalah sambaran petir yang berada tepat di puncak gunung. Peristiwa ini sempat teramati saat Gunung Ruang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, erupsi beberapa waktu lalu.
“Explosive dengan kecepatan tinggi, maka yang tadinya senyawa a dan b akan putus menjadi a plus dan b minus, atau dalam konteks yang lebih kecil skala atom. Adanya tekanan yang tinggi itu, elektron-elektron tersebut dipaksa keluar, sehingga menjadi elektron bebas," ungkapnya.
Partikel-partikel yang terlontar dengan kecepatan tinggi bergesekan satu sama lain yang akhirnya menghasilnya muatan listrik.
“Peristiwa gemuruh petir yang terjadi saat gunung api erupsi merupakan hal biasa, ini menunjukan eksplosivitas tinggi,” tandasnya, dikutip dari Liputan6.com, Minggu (12/5/2024).