Terhalang Cerita Hoaks Belanda saat Tugas di AS, Kapolri Tunjukkan Foto Jenazah Muso

Jumat, 24 Maret 2023 07:08 Reporter : Merdeka
Terhalang Cerita Hoaks Belanda saat Tugas di AS, Kapolri Tunjukkan Foto Jenazah Muso Kepala Kepolisian Negara, Soekanto. buku Jenderal Polisi R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Belanda memanfaatkan Pemberontakan PKI Madiun 1948 untuk melakukan propaganda guna melemahkan perjuangan Indonesia. Terbukti, saat bertugas di Amerika Serikat, Kepala Kepolisian Negara, Soekanto mendapatkan hambatan karena propaganda Belanda.

Propaganda yang mengatakan bahwa pemberontakan di Madiun merupakan ulah Republik Indonesia. Belanda menyebarkan berita bohong alias hoaks tersebut untuk menghambat upaya Indonesia mendapatkan bantuan dan pengakuan internasional.

"Belanda menyatakan bahwa Republik Indonesia yang telah diproklamasikan sudah 'tidak ada' dan tidak perlu diberi bantuan," seperti dikutip dalam buku Jenderal Polisi R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo.

2 dari 3 halaman

Foto Jenazah Muso

Soekanto punya cara sendiri untuk menghadapi propaganda Belanda. Dia minta dikirimkan foto jenazah Muso yang tertembak. Foto tersebut merupakan jepretan dari Pitoyo yang dikirim kepada oleh Soemarto.

Bukan tanpa alasan Soekanto membutuhkan foto itu. Tujuannya mematahkan propaganda Belanda di Amerika Serikat. Foto itu bisa membuktikan bahwa pemberontakan di Madiun merupakan ulah PKI, bukan Republik Indonesia.

Beruntung, Soekanto mengenal Jay Lovestone, seorang Penasihat Pemerintah Amerika Serikat. Jay Lovestone merupakan bekas komunis yang ternyata mengenal Muso karena pernah dilatih bersama di Moskow.

Jay Lovestone mengenali foto jenazah Muso yang dibawa Soekanto. Soekanto mendesak Jay untuk menyakinkan pemerintah Amerika Serikat bahwa cerita yang disebarkan Belanda merupakan suatu kebohongan.

3 dari 3 halaman

Blunder Belanda

Soekanto berhasil meyakinkan pemerintah Amerika Serikat dengan foto jenazah Muso. Ditambah adanya peristiwa Agresi Militer Belanda II pada Desember 1948. Belanda melakukan pengeboman dan pendudukan kota Yogyakarta yang merupakan Ibukota Republik Indonesia.

Sikap Amerika Serikat yang sempat goyah mendukung Republik Indonesia lantaran pemberontakan Madiun 1948, justru berbalik.

"Pihak Amerika menyatakan bahwa tindakan Belanda itu tidak dapat dibenarkan dan Amerika pun menyangkal tuduhan-tuduhan Belanda terhadap RI terkait pemberontakan PKI Madiun," seperti dikutip dalam buku Jenderal Polisi R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo.

Sikap Amerika Serikat dalam mendukung Republik Indonesia terlihat ketika utusannya menemui Soekanto. Dalam pertemuan dengan utusan Amerika Serikat, Soekanto menegaskan bahwa rakyat Indonesia akan melanjutkan perjuangan dengan melakukan gerilya.

Saat mendengar ucapan Soekanto, utusan Amerika Serikat bertanya berapa lama perlawanan dilakukan dan bagaimana dengan peluru yang terbatas.

"Polisi dapat bertahan sepuluh tahun, bahkan punya semboyan satu peluru harus membunuh seorang Belanda," tegas Soekanto ketika ditanya.

Reporter Magang: Muhamad Fachri Rifki

[noe]
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini