Merdeka.com - Belanda memanfaatkan Pemberontakan PKI Madiun 1948 untuk melakukan propaganda guna melemahkan perjuangan Indonesia. Terbukti, saat bertugas di Amerika Serikat, Kepala Kepolisian Negara, Soekanto mendapatkan hambatan karena propaganda Belanda.
Propaganda yang mengatakan bahwa pemberontakan di Madiun merupakan ulah Republik Indonesia. Belanda menyebarkan berita bohong alias hoaks tersebut untuk menghambat upaya Indonesia mendapatkan bantuan dan pengakuan internasional.
"Belanda menyatakan bahwa Republik Indonesia yang telah diproklamasikan sudah 'tidak ada' dan tidak perlu diberi bantuan," seperti dikutip dalam buku Jenderal Polisi R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo.
Soekanto punya cara sendiri untuk menghadapi propaganda Belanda. Dia minta dikirimkan foto jenazah Muso yang tertembak. Foto tersebut merupakan jepretan dari Pitoyo yang dikirim kepada oleh Soemarto.
Bukan tanpa alasan Soekanto membutuhkan foto itu. Tujuannya mematahkan propaganda Belanda di Amerika Serikat. Foto itu bisa membuktikan bahwa pemberontakan di Madiun merupakan ulah PKI, bukan Republik Indonesia.
Beruntung, Soekanto mengenal Jay Lovestone, seorang Penasihat Pemerintah Amerika Serikat. Jay Lovestone merupakan bekas komunis yang ternyata mengenal Muso karena pernah dilatih bersama di Moskow.
Jay Lovestone mengenali foto jenazah Muso yang dibawa Soekanto. Soekanto mendesak Jay untuk menyakinkan pemerintah Amerika Serikat bahwa cerita yang disebarkan Belanda merupakan suatu kebohongan.
Advertisement
Soekanto berhasil meyakinkan pemerintah Amerika Serikat dengan foto jenazah Muso. Ditambah adanya peristiwa Agresi Militer Belanda II pada Desember 1948. Belanda melakukan pengeboman dan pendudukan kota Yogyakarta yang merupakan Ibukota Republik Indonesia.
Sikap Amerika Serikat yang sempat goyah mendukung Republik Indonesia lantaran pemberontakan Madiun 1948, justru berbalik.
"Pihak Amerika menyatakan bahwa tindakan Belanda itu tidak dapat dibenarkan dan Amerika pun menyangkal tuduhan-tuduhan Belanda terhadap RI terkait pemberontakan PKI Madiun," seperti dikutip dalam buku Jenderal Polisi R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo.
Sikap Amerika Serikat dalam mendukung Republik Indonesia terlihat ketika utusannya menemui Soekanto. Dalam pertemuan dengan utusan Amerika Serikat, Soekanto menegaskan bahwa rakyat Indonesia akan melanjutkan perjuangan dengan melakukan gerilya.
Saat mendengar ucapan Soekanto, utusan Amerika Serikat bertanya berapa lama perlawanan dilakukan dan bagaimana dengan peluru yang terbatas.
"Polisi dapat bertahan sepuluh tahun, bahkan punya semboyan satu peluru harus membunuh seorang Belanda," tegas Soekanto ketika ditanya.
Reporter Magang: Muhamad Fachri Rifki
[noe]Setelah Tak Jadi Presiden, Soeharto Menangis Lihat Rakyat Antre Beli Minyak
Sekitar 1 Hari yang laluDuet Maut Perwira Polri & TNI Kompak Berantas Judi & Korupsi di Medan
Sekitar 2 Hari yang laluPrajurit TNI Catut Nama Jenderal Saat Kenalan dengan Wanita Cantik, Endingnya Kocak
Sekitar 2 Hari yang laluAjudan Asam Urat Jelang HUT-RI, Sampai Presiden & Ibu Negara Ulek Sendiri Obatnya
Sekitar 3 Hari yang laluJenderal TNI Tanya Prajurit Sudah Pernah Cium Pacar? Jawabannya Bikin Ketawa
Sekitar 3 Hari yang laluSoleh Lemas, Dititipi Keranjang Telur Bebek Ternyata Isinya Granat Dicat Biru
Sekitar 3 Hari yang laluJenderal Mantan Ajudan Soeharto Dicopot, Sampai Tak Diberi Meja Usai Reformasi
Sekitar 4 Hari yang laluTeladan Langka Istri Jenderal Kopassus Hidup Sederhana, Tak Malu Jualan di Rumah
Sekitar 5 Hari yang laluKolonel TNI Garang di Lapangan, Soal Rokok Takut Ketahuan Ibu
Sekitar 5 Hari yang laluPengawalan Soeharto Agar Tak Diculik Tjakrabirawa: Panser & Jip Berpeluncur Granat
Sekitar 6 Hari yang laluCemeti Misterius di Pinggang Soeharto, Tak Pernah Lepas Saat Perang
Sekitar 1 Minggu yang laluPrajurit Andjing NICA Ditembak Mati Kawan Sendiri Karena Bebaskan Ayah Komandan TNI
Sekitar 1 Minggu yang laluKisah Lucu Anak Presiden Main Perang-Perangan di Istana, Bikin TNI Se-DKI Panik
Sekitar 1 Minggu yang laluPresiden Sukarno Ungkap Hadiah Paling Seram dari Gadis Cantik, ini Isinya
Sekitar 1 Minggu yang laluViral Laporkan Setoran ke Atasan, Anggota Brimob Kini Diburu Propam
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Anggota Komisi III Sebut Kejaksaan Lebih Cantik dari Polisi & KPK
Sekitar 13 Jam yang laluViral Masuk Brimob karena Salah Pencet, Segini Gaji & Tunjangan Bakal Didapat
Sekitar 17 Jam yang laluIngin Ganti Blok Mesin Kendaraan, Ini Saran dari Iptu Benny Gak Bakalan Kena Tilang
Sekitar 20 Jam yang laluFerdy Sambo Kirim Bunga-Surat buat Anaknya yang Ultah ke-22, 'Mba Trisha Kesayangan'
Sekitar 1 Minggu yang laluPesan Manis Sang Jenderal dan Istri dari Balik Jeruji di Hari Ultah Anak Perempuannya
Sekitar 1 Minggu yang laluTerang-terangan Mahfud MD Sebut Ada Pejabat Bekingi Mafia, Singgung Rafael & Sambo
Sekitar 1 Minggu yang laluSurvei Populi Center: Citra Polri Mulai Membaik Pascakasus Ferdy Sambo
Sekitar 1 Minggu yang laluFerdy Sambo Kirim Bunga-Surat buat Anaknya yang Ultah ke-22, 'Mba Trisha Kesayangan'
Sekitar 1 Minggu yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 2 Minggu yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 2 Minggu yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 2 Minggu yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluMinta Pasokan Serum dan Vaksin Antirabies, Viktor Laiskodat Telepon Menkes
Sekitar 1 Minggu yang laluSudin KPKP Jakarta Selatan Gelar Vaksin Rabies Gratis untuk Cegah Penyakit Menular
Sekitar 1 Minggu yang laluDeretan Pelatih Asing di BRI Liga 1 2023 / 2024: Persaingan 14 Arsitek Impor untuk Jadi yang Terbaik
Sekitar 21 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Darynaufal Mulyaman, S.S., M.Si
Lecturer at Department of International Relations - FISIPOL UKIMeningkatkan Kemajuan ASEAN dalam 50 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Korea
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami