Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Serang PKI Lewat Karikatur, Harmoko Dipuji: Perbuatan Berani

Serang PKI Lewat Karikatur, Harmoko Dipuji: Perbuatan Berani Karikatur buatan Harmoko. Harian Merdeka, Skripsi Mahasiswa UI©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Harmoko tidak saja pandai merangkai kata dalam setiap tulisannya. Dia juga memiliki bakat membuat karikatur. Bahkan dia berani menggoreskan pena untuk menghasilkan karikatur yang menyerang Partai Komunis Indonesia PKI.

Ceritanya pada tahun 1960-an, terjadi polarisasi dalam politik dalam negeri. Terpecah ke dalam dua kutub besar. Situasi ini juga memengaruhi arah media massa.

Sulit bagi media massa bersifat netral. Media massa seolah dipaksa memilih antara pendukung Partai Komunis Indonesia (PKI) atau anti-PKI. Saling serang antara media cetak dari kedua kutub besar menjadi sangat intens.

Saat rapat redaksi, pimpinan Harian Merdeka B.M Diah bertanya mengenai siapa yang bisa membuat karikatur. Tidak ada yang menjawab atau bereaksi. Bisa jadi karena bingung atau tidak memiliki kemampuan menggambar. Tiba-tiba Harmoko mengajukan diri.

"Beruntung, saya bisa mendayung di antara dua pulau: sebagai wartawan politik dan karikaturis politik. Saya diberi bakat lebih dari satu. Bukan hanya bisa menulis, juga melukis. Bakat yang mulai tampak sejak sekolah di Solo, lalu tersalurkan di Merdeka sebagai karikaturis," ungkap Harmoko dalam buku Autobiografi H. Harmoko: Bersama Rakyat ke Gerbang Reformasi.

Alasan Harmoko Serang PKI

Harmoko akhirnya ditunjuk menjadi karikaturis. Dia juga merangkap sebagai wartawan. Harmoko memanfaatkan karikatur sebagai pisau tajam dalam melawan propaganda ideologi komunis.

"Saya dipercaya Pak Diah untuk membuat karikatur. Selain menyalurkan bakat melukis, karikatur juga bisa saya pakai sebagai 'pisau tajam' untuk melawan misi politik PKI," ungkap Harmoko.

Harmoko meyakini, karikatur adalah senjata ampuh melawan aksi propaganda ideologi PKI. Dalam peperangan media cetak, karikatur lebih menarik dibandingkan tulisan.

karikatur hanya mengandalkan gambar dan minim kata. Tetapi tetap komunikatif. Para pembaca dapat menumbuhkan imajinasi dalam melakukan interpretasi mengenai maksud dari karikatur yang dimuat dalam media cetak.

Karikatur Serang PKI Dipuji

karikatur buatan harmoko

Harian Merdeka, Skripsi Mahasiswa UI©2023 Merdeka.com

Setelah dipercaya mengisi ruang karikatur di Harian Merdeka, Harmoko langsung ditugaskan merancang karikatur untuk menyerang ideologi PKI. Karikatur yang akan dimuat dalam edisi Rabu, 17 Juni 1964.

Karikatur pertama Harmoko menampilkan gambar seseorang memegang palu di tangan kanan dan arit di tangan kiri. Tubuhnya bertuliskan Aksi Sepihak. Selain itu juga terdapat tali kekang yang melilit tubuh bertuliskan rebelli.

Melalui karikatur ini, Harmoko ingin memperlihatkan bahwa Aksi Sepihak PKI merupakan kontra revolusi. Aksi yang didalangi tokoh besar di belakangnya. Karya pertamanya ini mendapatkan banyak pujian.

"Karikatur itu tepat mengenai sasaran. Sejumlah kalangan yang antipati terhadap PKI, melayangkan pujian terhadap karya pertama saya di Merdeka itu. Alasannya karena saat itu menyerang PKI merupakan perbuatan berani," kata Harmoko bangga.

Gambar Anjing Peliharaan PKI

Karikatur itu muncul lantaran Harian Merdeka merasa pers di bawah naungan PKI yakni koran Harian Rakyat kian gencar. Kondisi ini yang menggugah Harian Merdeka tidak tinggal diam. Bendera dikibarkan dan genderang perang ditabuh. Kondisi yang membuat Harmoko semakin berani mendesain karikatur sebagai misi penyerang balik ideologi PKI.

Harmoko membuat karikatur dengan menggambarkan Harian Rakjat sebagai 'anjing' PKI yang menggonggong setiap saat. Anjing tersebut digambarkan dengan lidah menjulur keluar dengan ekor bertuliskan 'Keseleo'. Maksud keseleo di sini adalah penjaga 'Pojok' Bintang Timur.

Terdapat gramafon di sisi kanan anjing dengan teks bertuliskan His (PKI) Master Voice dengan maksud ingin menggambarkan bahwa Harian Rakjat adalah 'piaraan' PKI.

Dalam menggambar karikatur, Harmoko memanfaatkan wawasannya saat menjadi wartawan politik. Sehingga dengan mudah dia bisa menuangkan wawasannya tentang politik ke dalam bentuk karikatur.

PWI Tengahi Merdeka dan Harian Rakyat

Perang pena dan karikatur antara Merdeka dengan Harian Rakjat berjalan sengit dan intens hingga Juli 1964. Harmoko terus memutar otak. Mencari ide untuk membuat karikatur sebagai serangan sekaligus balasan terhadap Harian Rakjat.

Melihat intensnya perang pena antara Merdeka dan Harian Rakjat, Kejaksaan Agung meminta PWI turun tangan meredakan ketegangan. Kedua media cetak yang bertindak menyambut baik imbuan tersebut, meski semangat secara tersirat tetap tidak mau berhenti.

"Saking gencarnya polemik kedua media, sampai-sampai Kejaksaan Agung RI mengimbau Merdeka dan Harian Rakjat agar menghentikannya."

Reporter Magang: Muhamad Fachri Rifki

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Hasto Kritik Jokowi, dari Karir Keluarga hingga Pembagian Bansos
Hasto Kritik Jokowi, dari Karir Keluarga hingga Pembagian Bansos

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto melontarkan kritik keras kepada Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya
PSI: Hak Angket Digulirkan Politisi yang Tidak Siap Menerima Kekalahan
PSI: Hak Angket Digulirkan Politisi yang Tidak Siap Menerima Kekalahan

Ganjar mengajak sejumlah parpol untuk memperkuat hak angket.

Baca Selengkapnya
Kritik Pemberian Pangkat Jenderal untuk Prabowo, Adian PDIP: Jokowi Sadar Sakiti Korban Pelanggaran HAM
Kritik Pemberian Pangkat Jenderal untuk Prabowo, Adian PDIP: Jokowi Sadar Sakiti Korban Pelanggaran HAM

Politikus PDIP, Adian Napitupulu menyatakan, pemberian pangkat jenderal kehormatan kepada Prabowo Subianto menyakiti korban pelanggaran HAM masa lalu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Gerakan Kampus Kritik Jokowi Meluas, Mungkinkah Berdampak Terhadap Kepercayaan Publik ke Presiden?
Gerakan Kampus Kritik Jokowi Meluas, Mungkinkah Berdampak Terhadap Kepercayaan Publik ke Presiden?

Sejumlah kampus besar melakukan petisi hingga deklarasi menyelamatkan demokrasi dan mengkritik Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya
Jokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!
Jokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!

Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.

Baca Selengkapnya
Jokowi Tunjuk 3 Menteri Hadapi Gugatan Pengusaha Soal Kenaikan Pajak 75 Persen di MK
Jokowi Tunjuk 3 Menteri Hadapi Gugatan Pengusaha Soal Kenaikan Pajak 75 Persen di MK

Presiden Jokowi menunjuk 3 menteri hadapi gugatan para pengusaha hiburan terkait kenaikan pajak hiburan di MK.

Baca Selengkapnya
Puan soal Ramai Petisi Akademisi Kritik Jokowi: Biarlah Rakyat yang Menilai
Puan soal Ramai Petisi Akademisi Kritik Jokowi: Biarlah Rakyat yang Menilai

Ramai akademisi mengeluarkan petisi untuk Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya
Koalisi Masyarakat Sipil Kecam Pemberian Pangkat Jenderal Kehormatan Prabowo
Koalisi Masyarakat Sipil Kecam Pemberian Pangkat Jenderal Kehormatan Prabowo

Koalisi Masyarakat Sipil menilai Pemberian gelar jenderal kehormatan kepada Prabowo Subianto merupakan langkah keliru

Baca Selengkapnya
Menang Sengketa Pilpres di MK, Ini Komentar Prabowo
Menang Sengketa Pilpres di MK, Ini Komentar Prabowo

Menang Sengketa Pilpres di MK, Prabowo: Kita Lakukan Persiapan untuk Menghadapi Masa Depan

Baca Selengkapnya