Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sejarah Penyakit Cacar yang Pernah Menghebohkan Batavia

Sejarah Penyakit Cacar yang Pernah Menghebohkan Batavia Institut Pasteur en de Lands Koepokinrichting (Sekarang Bio Farma). ©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Wabah penyakit cacar pernah menghebohkan Batavia. Penyakit yang disebabkan virus Varicella Zoster dan menjangkiti kulit manusia ini telah berkembang sejak era kolonialisme Belanda. Cacar pertama kali ditemukan pada awal abad ke-19 di Batavia.

Dalam buku Sejarah Kesehatan Nasional Indonesia Jilid I diceritakan, bibit cacar pertama kali datang ke Batavia pada 1804. Berasal dari 'Isle de Frence' (Mauritius). Penyakit ini dibawa melalui perantara para anak budak yang berusia 6-12 tahun. Pemerintah langsung mengambil langkah taktis mencegah perkembangan penyakit cacar. Upaya preventif melalui vaksinasi.

Pada mulanya vaksinasi hanya ditujukan bagi pribumi yang terbiasa bergaul dengan orang-orang Eropa. Namun, pada akhirnya vaksinasi juga diberikan kepada mereka yang tidak menolak vaksinasi. Hal ini sejalan dengan penjelasan dalam buku Sejarah Pemberantasan Penyakit di Indonesia.

Sebagai upaya tindak lanjut, pemerintah yang saat itu dipimpin oleh Thomas Stanford Raffles (1811–1816) mengembangkan vaksinasi cacar di wilayah Jawa. Vaksinasi pada saat itu dilakukan oleh para juru vaksin yang dilatih di rumah sakit tentara.

Selain itu, untuk mengawasi proses vaksinasi, pemerintah juga menetapkan tiga orang pengawas (Superintendent) di Betawi, Surabaya dan Semarang. Seperti misalnya di Karesidenan diutus Dr. Grey untuk mengawasi 2 orang juru cacar Belanda dan 14 juru cacar pribumi.

Pada tahun 1820, Peraturan Jawatan Kesehatan Sipil (Reglement voor den BGD) ditetapkan dan diiringi dengan dikeluarkannya Peraturan Pelaksanaan Vaksinasi Cacar (Reglement op de uitofening der koepokvaccinatie in Nederlandsch-Indie).

Peraturan tersebut diantaranya meliputi:

1) Seluruh usaha vaksinasi ditempatkan di bawah seorang Inspektur.2) Di tiap karesidenan diangkat seorang pengawas (opziener), sedapat-dapatnya dokternya setempat.3) Pengawas tiap minggu harus memberi vaksinasi di tempat kedudukannya dan sekitarnya.4) Untuk tempat-tempat yang jauh dari tempat kedudukan pengawas, digunakan juru cacar pribumi, yang sebelumnya dididik oleh pengawas.5) Tiap bulan pengawas harus mengirimkan laporan kepada Residen dan Inspektur, dan tiap 6 bulan memeriksa hasil pekerjaan para juru cacar.6) Inspektur bertanggungjawab atas pengiriman bibit cacar ke seluruh karesidenan.

Dari waktu ke waktu, penyempurnaan pelaksanaan pencacaran mulai dilakukan. Bibit cacar yang tadinya didatangkan dari Eropa, kini mulai dibuat sendiri. Dimulai dengan didirikannya 'Parc vacciogene' di Batutulis pada tahun 1879.

Vaksin Cacar Dr. L. Otten

Kemajuan pembuatan vaksin mulai terlihat ketika dr. A. Schucink Kool berhasil membuat vaksin di Meester Cornelis (Jatinegara) dengan menggunakan sapi sebagai tempat pembiakan.

Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda tanggal 6 Agustus 1890, maka lembaga pembuatan vaksin pun dipindahkan ke Batavia. Selain itu, untuk mengimbangi kebutuhan produksi pemerintah juga mendirikan lembaga vaksinasi (Vaccinogen Instituut Pasteur) di Bandung.

Mulai tahun 1918 lembaga pembuatan vaksin dipindahkan ke Bandung. Organisasi pencacaran terus mengalami penyempurnaan disempurnakan dengan sistem jarak dan secara bertahap diberikan sistem terpisah. Pembuatan vaksin juga disempurnakan dari larutan glycerine menjadi vaksin kering vacuo hasil karya Dr. L. Otten (1926).

Menurut data tahun 1933, usaha vaksinasi ditugaskan kepada 455 mantri cacar yang bekerja di bawah dokter karesidenan. Berkat organisasi vaksinasi yang baik, selama kurang lebih 25 tahun sebelum penjajahan Belanda berakhir, bebas dari cacar.

Penyakit ini timbul secara sporadis di wilayah Hindia-Belanda. Tetapi kemudian, cacar muncul lagi pada tahun 1948 karena pelaksanaan vaksinasi cacar menjadi tidak teratur selama masa pendudukan Jepang dan perang kemerdekaan.

Reporter Magang: Muhammad Rigan Agus Setiawan

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penyakit Menular yang Umum Menyerang Anak, Ketahui Cara Mencegahnya

Penyakit Menular yang Umum Menyerang Anak, Ketahui Cara Mencegahnya

Penyakit menular disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang dapat menyebar dari satu orang ke lainnya, termasuk anak-anak.

Baca Selengkapnya
Orang Jawa Kuno Kalau Batuk Obatnya Apa? Catatan Sejarah Bercerita

Orang Jawa Kuno Kalau Batuk Obatnya Apa? Catatan Sejarah Bercerita

Catatan kuno Jawa mengungkapkan warisan pengetahuan dalam bidang pengobatan tradisional, terutama untuk meredakan penyakit batuk. Simak selengkapnya disini!

Baca Selengkapnya
Jenis Penyakit yang Sering Muncul Pasca Lebaran, Radang Tenggorokan Paling Banyak Terjadi

Jenis Penyakit yang Sering Muncul Pasca Lebaran, Radang Tenggorokan Paling Banyak Terjadi

Meskipun memikat untuk dinikmati, menu-menu lebaran sebaiknya dinikmati dengan porsi yang terkendali demi mencegah timbulnya sejumlah masalah kesehatan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Cara Mengatasi Batuk saat Puasa, Pahami Berbagai Penyebabnya

Cara Mengatasi Batuk saat Puasa, Pahami Berbagai Penyebabnya

Jika Anda sedang mengalami kondisi ini, penting untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi batuk saat puasa dengan baik dan efektif.

Baca Selengkapnya
10 Penyakit Keturunan yang Perlu Diwaspadai, Cari Tahu Sejak Dini

10 Penyakit Keturunan yang Perlu Diwaspadai, Cari Tahu Sejak Dini

Ada banyak jenis penyakit keturunan yang diwariskan secara genetik dan menjadi tantangan dalam dunia medis.

Baca Selengkapnya
Kisah Pilu Anak di Surabaya Disiksa Ibu, Dipaksa Minum Air Panas hingga Dicabut Giginya Pakai Tang

Kisah Pilu Anak di Surabaya Disiksa Ibu, Dipaksa Minum Air Panas hingga Dicabut Giginya Pakai Tang

Seorang ibu di Surabaya menyiksa anak kandungnya sendiri yang masih berumur 9 tahun secara sadis.

Baca Selengkapnya
Bayi Batuk Tak Perlu Langsung Dibawa ke Dokter, Mengapa?

Bayi Batuk Tak Perlu Langsung Dibawa ke Dokter, Mengapa?

Sejumlah kondisi batuk pada bayi tidak perlu terlalu dikhawatirkan orangtua dan tidak selalu harus diobati.

Baca Selengkapnya
Penyakit yang Sebabkan Penglihatan Kabur, Begini Cara Mencegahnya

Penyakit yang Sebabkan Penglihatan Kabur, Begini Cara Mencegahnya

Penglihatan kabur bisa disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah karena penyakit.

Baca Selengkapnya
Penyebab Perut Buncit pada Bayi, Begini Cara Mengatasinya

Penyebab Perut Buncit pada Bayi, Begini Cara Mengatasinya

Perut buncit pada anak adalah kondisi di mana perut anak terlihat lebih besar atau menonjol dari biasanya.

Baca Selengkapnya